omniture
from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_header_shtml
PR Newswire: news distribution, targeting and monitoring
en_US zh_TW id_ID vi_VN

Data Yang Dirilis Pada 2nd "Healthy Lung" Summit 2018 Menunjukkan Bahwa Program "Healthy Lung" Astrazeneca Di Indonesia Mampu Tingkatkan Akses Layanan Terapi Penyakit Paru

2018-12-11 18:34

Dalam rangka memperkuat komitmen untuk mendorong terciptanya kondisi yang lebih baik bagi pasien dengan penyakit pernapasan di Indonesia dan di seluruh Asia, AstraZeneca menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT - Summit) "Healthy Lung", ketika pertemuan Asia Pacific Society of Respirology (APSR) 2018 di Taiwan.

TAIPEI, Taiwan, Dec. 11, 2018 /PRNewswire/ -- Sebagai tindak lanjut atas suksesnya program "Healthy Lung", hari ini (29 November 2018) AstraZeneca menggelar pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT - Summit) "Healthy Lung" yang kedua, yang mendatangkan para ahli dari sembilan negara untuk berbagi pengalaman terkait perkembangan yang telah dilakukan di negara masing-masing. Hal ini terkait dengan praktek terbaik dalam menangani penyakit-penyakit pernapasan.

MNR landing page link: https://www.prnasia.com/mnr/healthylung2018.shtml

 

 

 

 

 

 

Healthy Lung Infographic
Healthy Lung Infographic

 

Healthy Lung Infographic
Healthy Lung Infographic

 

 

 

Program "Healthy Lung" merupakan kerjasama antara AstraZeneca, Pemerintah dan organisasi medis dalam rangka meningkatkan kesadaran publik atas penyakit-penyakit pernapasan seperti asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dan kanker paru, serta meningkatkan kemampuan masing-masing negara dalam mengatasi penyakit-penyakit tersebut. Hingga saat ini, ada tiga perjanjian bilateral serta 12 kerjasama resmi telah dilakukan AstraZeneca dengan Pemerintah di beberapa negara  Asia Pasifik dalam rangka meningkatkan penanganan atas penyakit pernapasan. Program ini juga telah menyentuh lebih dari 130.000 pasien di seluruh wilayah Asia Pasifik.

Pada tahun 2017, PT AstraZeneca Indonesia (AZI) telah menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding atau MoU) dengan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Sejak saat itu, AZI secara intensif merealisasikan kesepakatan tersebut dengan tujuan untuk memberikan edukasi bagi sekitar 5000 tenaga kesehatan, yang diprediksikan akan menyasar kurang lebih 10 juta pasien di tahun 2020. 

Sampai dengan saat ini AZI juga sudah berkomitmen dalam membantu pengembangan 126 Pusat Inhalasi di Puskesmas dan RSUD yang tersebar di Indonesia, guna menyediakan akses yang lebih baik kepada pasien. Cakupan tersebut akan diperluas melalui program kemitraan bersama dengan Dinas Kesehatan dalam rangka memenuhi kebutuhan infrastruktur dan meningkatkan kemampuan petugas kesehatan di Puskesmas dalam melayani pasien asma. Melalui program kemitraan tersebut, hingga saat ini sebanyak 181 Puskesmas telah mendapatkan pelatihan nebulisasi dan edukasi tentang penyakit asma serta donasi nebulizer.

Selain itu melalui program "Healthy Lung" ini telah dilaksanakan kegiatan formative research bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan RI dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Formative research tersebut dilakukan untuk memberikan kontribusi dalam mengembangkan pendekatan strategis untuk meningkatkan manajemen terapi asma di tingkat sistem kesehatan dan masyarakat di Indonesia. Kegiatan formative research telah dilakukan di Kabupaten Bantul, Kabupaten Gowa, dan Kabupaten Banjar.  Salah satu hasil temuannya adalah terdapat kesenjangan multidimensi dari aspek ketersediaan obat-obat inhalasi, kapasitas tenaga kesehatan dan edukasi pasien.

Seiring program "Healthy Lung" akan mulai memasuki tahun 2019, upaya-upaya ke depannya bersama dengan para mitra, AZI akan bermaksud untuk terus membangun kemitraan yang kuat guna meningkatkan kemampuan kesehatan dengan aspirasi memperbaiki pengobatan pasien penyakit paru di Indonesia. 

Terkait kemajuan yang telah dicapai hingga saat ini, dr. Theresia Sandra Diah Ratih, MHA, Kepala Sub Direktorat Penyakit Paru Kronik dan Gangguan Imunologi, Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan RI mengatakan "Penyakit pernapasan adalah masalah kesehatan global yang signifikan dan menciptakan beban yang semakin besar kepada sistem kesehatan di banyak negara di Asia. Namun, pengendalian penyakit ini yang komprehensif belum intensif seperti penyakit tidak menular lainnya, seperti penyakit jantung dan diabetes. Melalui program "Healthy Lung" yang diinisiasikan bersama dengan AstraZeneca dan asosiasi profesional kesehatan serta LSM terkait, intervensi difokuskan pada peningkatan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang komprehensif untuk mendukung pasiennya dalam memperbaiki kondisi mereka. Kami senang dapat berbagi perkembangan dan kemajuan program Healthy Lung di Indonesia di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT - Summit) "Healthy Lung" kedua ini demi membangun momentum untuk masa depan."

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT - Summit) "Healthy Lung" yang kedua merupakan acara yang diselenggarakan oleh AstraZeneca dan didukung oleh Business Sweden. Acara ini merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan dari berbagai pihak untuk membantu meningkatkan sistem perawatan kesehatan dan membangun kemampuan penanganan yang berkelanjutan untuk memperbaiki kondisi penyakit pernapasan di Asia.

Berbicara sebelum acara ini, Profesor Lin selaku ketua tim acara serta Ketua Taiwan Society of Pulmonary and Critical Care Medicine dan Dr Lee Po-Chang selaku Direktur Jenderal Administrasi Asuransi Kesehatan Nasional Taiwan berkata, "Healthy Lung" Konferensi Tingkat Tinggi (KTT - Summit) kedua ini menawarkan kesempatan pada masing-masing negara untuk belajar dari satu sama lain dan berbagi contoh praktik terbaik terkait apa yang dapat kita capai dengan bekerjasama secara nasional dan di seluruh wilayah untuk memberikan perbaikan kondisi yang nyata bagi pasien. Kami bangga dengan pencapaian kami hingga saat ini, yaitu telah menyentuh lebih dari 130.000 pasien dan melatih lebih dari 5.000 dokter - tetapi masih banyak yang harus dilakukan dan kami berkomitmen untuk terus memberikan perbaikan nyata bagi generasi mendatang".

Asma sendiri telah mempengaruhi 315 juta orang dewasa di seluruh dunia[1], dan terdapat lebih dari 107 juta orang penderita asma di kawasan Asia Pasifik[2]. Kelompok Kerja "Healthy Lung" dibentuk untuk memperkuat hubungan antara sembilan negara untuk meningkatkan penatalaksanaan penyakit pernapasan di seluruh wilayah kerjasama.

Tentang Program "Healthy Lung"

AstraZeneca meluncurkan program "Healthy Lung" di sembilan negara Asia, dengan tujuan untuk mendukung para pembuat kebijakan atas berbagai penyakit pernapasan, di antaranya adalah asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), dan kanker paru-paru, serta berupaya membangun kapasitas pada sistem kesehatan di negara-negara ini dalam rangka mengelola penyakit-penyakit tersebut.

Pada tahun 2017, program ""Healthy Lung"" membentuk Kelompok Kerja "Healthy Lung" untuk meningkatkan advokasi dan inisiatif kebijakan dalam rangka mendorong peningkatan kondisi pasien di tingkat nasional. Pada tahun 2018 ini, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT - Summit) "Healthy Lung" bermaksud untuk mempertemukan perwakilan Kelompok Kerja dari masing-masing negara untuk membahas kemajuan yang telah dicapai, dan berbagi praktik terbaik dan rencana kegiatan untuk tahun depan.

Prestasi penting hingga saat ini:

  • 134.000 orang telah dijangkau melalui edukasi, diagnosis dan/atau pengobatan untuk PPOK/ asma
  • Lebih dari 5.000 tenaga kesehatan terlibat dalam program pelatihan penyakit paru.
  • Hampir 5.000 pusat penyakit pernapasan didirikan untuk mendukung penegakkan diagnosis.
  • Tiga nota kesepahaman dengan pemerintah dan 12 kemitraan resmi yang ditujukan untuk meningkatkan penatalaksanaan bagi pasien telah tercapai.
  • Lima Kelompok Kerja "Healthy Lung" mulai beroperasi.
  • Tiga pedoman tatalaksana nasional dan dua pedoman praktek klinis nasional dikembangkan/ diperbarui untuk menyelaraskan dengan pendekatan penatalaksanaan internasional.

[1] To T et al. Global asthma prevalence in adults: findings from cross-sectional world health survey. BioMed Central Public Health. 2012: 12(204).

[2] World Health Organization, Global status report on non-communicable diseases 2014.

Video - http://cdn4.prnasia.com/002071/mnr/201811/az/AZ_OV.mp4
Video - http://cdn4.prnasia.com/002071/mnr/201811/az/AZ_TW.mp4
Video - http://cdn4.prnasia.com/002071/mnr/201811/az/AZ_TH.mp4
Photo - https://photos.prnasia.com/prnh/20181129/2312894-1-a
Photo - https://photos.prnasia.com/prnh/20181129/2312894-1-b
Logo - https://photos.prnasia.com/prnh/20181129/2312894-1LOGO-a
Logo - https://photos.prnasia.com/prnh/20181203/2312894-1LOGO-b

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_releases_right_column_video_module_shtml

Berita Video Terpilih

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_footer_shtml
Pencarian
  1. Produk & Layanan
  2. Cari Rilis Berita
  3. Pusat Informasi
  4. bagi Jurnalis & Media
  5. Hubungi Kami