omniture
from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_header_shtml
PR Newswire: news distribution, targeting and monitoring
en_US zh_TW zh_CN id_ID

Investor Internet dan Dermawan di Bidang Ilmu Pengetahuan Yuri Milner dan Ahli Fisika Stephen Hawking Umumkan Proyek Breakthrough Starshot untuk Mengembangkan Misi ke Berbagai Bintang Berkecepatan 100 mil per Jam Dalam Tempo Satu Generasi

2016-04-17 12:49

Proyek riset dan teknik senilai $100 juta akan mencari pembuktian dari konsep peluncuran pesawat supermungil (nanocraft) seberat hitungan gram dengan menggunakan berkas cahaya secepat 20 persen dari kecepatan cahaya. Misi terbang yang mungkin terwujud ini dapat mencapai gugus bintang Apha Centauri dalam tempo 20 tahun sejak diluncurkan.

Mark Zuckerberg bergabung dalam dewan direktur.

NEW YORK, 17 April  2016 /PRNewswire/ -- Investor internet dan dermawan di bidang ilmu pengetahuan Yuri Milner bersama ahli kosmologi terkenal Stephen Hawking di One World Observatory hari ini untuk mengumumkan proyek baru dalam Breakthrough Initiative yang memfokuskan upaya penjelajahan dan pencarian kehidupan luar angkasa di alam semesta.

Proyek riset dan teknik Breakthrough Starshot yang bernilai $100 juta bertujuan untuk membuktikan konsep penerbangan pesawat supermungil (nanocraft) yang diluncurkan dengan cahaya. Pesawat ini dapat terbang secepat 20 persen dari kecepatan cahaya  dan mengambil gambar berbagai planet yang mungkin ada dan data ilmiah di gugus bintang terdekat, Alpha Centauri, hanya dalam kurun waktu 20 tahun sejak pertama kali dluncurkan.

Proyek ini akan dipimpin Pete Worden, mantan direktur NASA AMES Research Center, dan dipandu oleh sebuah komite yang beranggotakan sejumlah ilmuwan dan insinyur berkelas dunia. Dewan direktur proyek ini akan terdiri atas Stephen Hawking, Yuri Milner dan Mark Zuckerberg.

Ann Druyan, Freeman Dyson, Mae Jemison, Avi Loeb dan Pete Worden juga ikut serta dalam pengumuman ini.

Hari ini, notabene peringatan ke-55 tahun dari misi penerbangan luar angkasa Yuri Gagarin, dan hampir setengah abad sejak misi penerbangan ke bulan yang perdana (moonshot), proyek Breakthrough Starshot mulai mempersiapkan lompatan besar berikutnya: misi penerbangan ke berbagai bintang.

Breakthrough Starshot

Gugus bintang Alpha Centauri berjarak 25 triliun mil (4,37 tahun cahaya) dari bumi. Dengan pesawat antariksa tercepat saat ini, penerbangan menuju Alpha Centauri akan memakan waktu 30.000 tahun. Proyek Breakthrough Starshot  bertujuan membuktikan apakah nanocraft seberat hitungan gram, diluncurkan dengan berkas cahaya, mampu terbang ribuan kali lebih cepat. Hal itu mengusung pendekatan ala Silicon Valey pada bidang penerbangan antariksa, memanfaatkan kemajuan exponential pada beberapa bidang teknologi sejak awal abad ke-21.

1. Nanocrafts

Pesawat nanocrafts adalah pesawat antariksa yang dikendalikan mesin (robotic) dan seberat hitungan gram tediri atas dua bagian utama:

  • StarChip:  Hukum Moore telah membuat ukuran komponen mikroelektronik berkurang secara drastis. Hal ini juga memunculkan kemungkinan wafer seberat ukuran gram, membawa berbagai kamera, photon thrusters, persediaan listrik, alat navigasi dan komunikasi dan space probe yang berfungsi secara penuh. |
  • Lightsail: Berbagai kemajuan di bidang teknologinano menghasilkan metamaterial yang ringan dan tipis, sangat berpeluang untuk pembuatan layar sepanjang hitungan meter dengan tebal tak lebih dari beberapa ribu atom dan seberat hitungan gram massa.

2. Light Beamer

  • Pembuatan sinar laser yang semakin kuat dan murah, sesuai dengan Hukum Moore, mengaraerh pada kemajuan berarti di teknologi berkas cahaya. Sedangkan, phased arrays laser (the 'light beamer') bisa dibuat dengan skala 100 gigawatt.

Proyek Breakthrough Starshot bertujuan mengubah skala keekonomian menjadi skala astronomi. StarChip dapat diproduksi secara massal dengan biaya seharga iPhone dan dikirimkan dengan berbagai misi dalam jumlah banyak untuk pengulangan dan cakupan proyek. Sekali dirakit dan teknologinya sudah mapan, biaya peluncuran ditargetkan turun hingga ribuan dolar.

Jalan Menuju Bintang

Tahapan riset dan teknik ditargetkan selesai dalam tempo beberapa tahun. Setelah itu, pengembangan misi penerbangan antariksa utama ke Alpha Centauri akan membutuhkan anggaran biaya yang sebanding dengan uji coba ilmiah terbesar saat ini, dan mencakup sejumlah kegiatan:

  • Membangun fasilitas light beamer bertempat di daratan dengan jarak tempuh dalam hitungan kilometer, pada ketinggian yang kering
  • Menghasilkan dan menyimpan energi sejumlah gigawatt per jam untuk tiap peluncuran
  • Peluncuran 'kapal induk' yang membawa ribuan nanocraft hingga orbit yang sangat tinggi
  • Memanfaatkan teknologi adaptive optics dalam waktu seketika untuk menanggulangi dampak dari atmosfer
  • Fokus pada berkas cahaya yang digunakan lightsail untuk mempercepat setiap nanocraft hingga kecepatan yang diinginkan dalam hitungan menit
  • Menghitung berbagai tabrakan debu antarbintang (interstellar dust collisions) selama perjalanan menuju Alpha Centauri
  • Mengambil berbagai gambar planet, dan data ilmiah lainnya, serta mengirimkannya kembali ke Bumi dengan menggunakan sistem komunikasi berbasiskan laser yang terdapat pada nanocrafts
  • Dengan fasilitas light beamer yang sama ketika meluncurkan nanocrafts, data-data akan diterima lebih dari 4 tahun setelahnya.

Berbagai tahapan itu dan sistem yang dibutuhkan menunjukkan berbagai tantangan teknik yang berarti, rinciannya dapat dilihat secara daring di www.breakthroughinitiatives.org. Namun, elemen utama dari rancangan sistem yang diusulkan didasarkan pada teknologi dibandingkan peralatan tersedia saat ini atau yang dapat diwujudkan pada waktu yang tak lama lagi dengan menggunakan berbagai asumsi yang  wajar.

Sistem peluncuran dengan menggunakan berkas cahaya itu akan sangat melampaui kemampuan dari metode serupa saat ini. Proyek ini membutuhkan kerja sama dan global dunia.

Izin peluncuran akan dibutuhkan dari pemerintah dan organisasi internasional yang relevan.

Berbagai Peluang Baru

Seiring dengan berkembangnya teknologi yang dibutuhkan untuk perjalanan antarbintang (interstellar travel), sejumlah peluang baru akan muncul termasuk:

  • Sumbangsih untuk penjelajahan tata surya
  • Penggunaan light beamer dengan skala dalam hitungan kilometer untuk pengamatan astronomi
  • Pelacakan asteroid yang melintasi bumi pada jarak jauh.

Planet yang Mungkin Ada dalam Gugus Bintang Alpha Centauri

Para ahli astronomi memperkirakan bahwa planet yang mirip Bumi mungkin ada di 'wilayah yang dapat ditinggali' pada gugus bintang Alpha Centauri yang bersistem 3 bintang. Serangkaian instrumen ilmiah, baik berlokasi di daratan maupun angkasa, tengah dikembangkan dan ditingkatkan. Instrumen tersebut akan segera menemukan dan membuat ciri-ciri berbagai planet di gugus bintang terdekat.

Bagian yang berbeda dari proyek Breakthrough Initiative juga akan mendukung sejumlah kegiatan tersebut.

Lingkungan terbuka dan mendukung kerja sama

Proyek Breakthrough Starshot merupakan:

  • Seluruhnya berdasarkan riset yang bisa diakses masyarakat
  • berkomitmen menerbitkan berbagai hasil penemuan baru
  • bertekad mewujudkan keterbukaan yang lengkap dan akses terbuka.
  • terbuka bagi berbagai ahli dari bidang-bidang yang berkaitan, serta masyarakat, untuk menyumbangkan sejumlah ide lewat forum daring

Daftar sumber acuan dan penerbitan ilmiah, serta forum daring dapat ditemukan di: www.breakthroughinitiatives.org 

Dukungan Riset

Proyek Breakthrough Starshot akan membuat program riset dengan hibah, dan akan menyediakan pendanaan lain untuk mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan ilmiah serta pada bidang teknik.

"Kisah kemanusiaan merupakan salah satu lompatan terbesar," kata Yuri Milner, Pendiri proyek Breakthrough Initiatives. "Sekitar 55 tahun lalu, tepat pada hari ini, Yuri Gagarin menjadi manusia pertama yang pergi ke angkasa. Kini, kami mempersiapkan lompatan terbesar berikutnya – pergi ke bintang."

"Bumi merupakan tempat yang indah, namun Bumi mungkin tak akan bertahan selamanya," komentar Stephen Hawking. "Cepat atau lambat, kami akan menuju bintang. Breakthrough Starshot menjadi langkah pertama yang sangat menarik dari perjalanan itu."

"Kami mengambil ilham dari Vostok, Voyager, Apollo dan misi penjelajahan angkasa lainnya," kata Pete Worden. "Sekarang saatnya membuka era penerbangan antarbintang, namun kita perlu bersikap realistis guna mewujudkannya."

Dewan Direktur Proyek Breakthrough Starshot 

Stephen Hawking, Guru Besar, Dennis Stanton Avery dan Sally Tsui Wong-Avery Director of Research di University of Cambridge

Yuri Milner, Pendiri DST Global

Mark Zuckerberg, Pendiri dan CEO, Facebook

Pemimpin Proyek Breakthrough Starshot dan Dewan Penasihat

  • Pete Worden, Direktur Pelaksana, Breakthrough Starshot; mantan Direktur NASA Ames Research Center

Sebelum bergabung dengan the Breakthrough Prize Foundation, Dr. Worden adalah Direktur NASA  Ames Research Center. Dia juga guru besar di bidang riset astronomi di University of Arizona. Dr. Worden merupakan ahli terkenal pada bidang ruang angkasa dan isu ilmu pengetahuan dan telah memimpin berbagai kemitraan antara pemerintah dan sektor swasta di pentas dunia. Dr. Worden telah menulis lebih dari 150 makalah ilmiah di bidang astofisika dan ruang angkasa baik secara individual maupun bersama penulis lain. Dia bertugas sebagai salah satu investigator ilmiah untuk tiga misi ilmu pengetahuan NASA –baru-baru ini misi Interface Region Imaging Spectrograph yang dirilis pada 2013 untuk mempelajari matahari. Dia menerima medali Outstanding Leadership untuk misi Clementine ke bulan pada 1994. Dr. Worden mendapat gelar 'Laboratory Director of the Year' pada 2009 dari Federal Laboratory Consortium dan penerima penghargaan Arthur C. Clarke Innovator  pada 2010.

  • Avi Loeb, Chairman, Breakthrough Starshot Dewan Penasihat; Harvard University

Avi Loeb adalah ahli fisika teoretis yang telah menulis lebih dari 500 makalah imiah dan 3 buku tentang astrofisika dan kosmologi, terutama untuk bintang pertama di alam semesta (first stars) dan lubang hitam (black holes). Majalah TIME memilihnya sebagai salah satu 25 orang paling berpengaruh di bidang ruang angkasa. Loeb memperoleh jabatan guru besar ilmu pengetahuan dari Frank B. Baird Jr. di Harvard University, perguruan tinggi tempat ia memimpin departemen Harvard Astronomy, juga sebagai Direktur the Institute for Theory & Computation dan direktur proyek Black Holes. Dia terpilih sebagai rekan sejawat (fellow) di the American Academy of Arts & Sciences, the American Physical Society, serta the International Academy of Astronautics, dan anggota the Board on Physics and Astronomy di the National Academies.

  •  Jim Benford, Microwave Sciences 

Jim Benford adalah presiden Microwave Sciences. Dia mengembangkan sistem high-power microwave, dari rancangan konseptual hingga perangkat keras. Minatnya termasuk ilmu fisika yang memanfaatkan microwave source, peluncuran ke angkasa dengan kekuatan sinar elektromagnetik, uji coba intense particle beams dan fisika plasma.

  • Bruce Draine, Princeton University 

Kajian Dr. Draine melibatkan studi medium antarbintang, khususnya debu antarbintang, photodissociation regions, shock waves dan ilmu optik dari nanostructures. Pada 2004, dia memenangi Dannie Heinemann Prize for Astrophysics. Dia juga menjadi anggota the National Academy of Sciences.

  • Ann Druyan, Cosmos Studios 

Ann Druyan adalah penulis dan produser pada bidang komunikasi massa terkait dengan ilmu pengetahuan (science communication).  Dia menjadi Creative Direcotr untuk misi Voyager Interstellar Message dan menjadi salah satu penulis naskah film dokumenter PBS pada tahun 1980, "Cosmos", yang dibawakan oleh Carl Sagan (1034-1996), yang dinikahinya pada 1981. Dia produser pelaksana dan penulis serial lanjutan, "Cosmos: A Spacetime Odyssey", yang membuatnya memenangkan penghargaan Emmy dan Peabody.

  • Freeman Dyson, Princeton Institute of Advanced Study 

Freeman Dyson adalah ahli fisika teoretis dan matematika, dikenal dengan karyanya pada quantum electrodynamicssolid-state physics, dan teknik nuklir. Dia guru besar emeritus pada Institute for Advanced Study, seorang Visitor di Ralston College, serta anggota the Board of Sponsors di Bulletin of the Atomic Scientists.

  • Robert Fugate, Arctelum, LLC, New Mexico Tech 

Dr. Fugate memimpin sebuah program riset mengenai atmospheric propagation physics, atmospheric compensation menggunakan piranti laser guide star adaptive optics. Program riset Dr Fugate juga mencakup pengembangan sensor, peralatan dan kendali untuk teleskop berukuran besar.

  • Lou Friedman, Planetary Society, JPL 

Lou Friedman adalah insinyur astronautika berkebangsaaan Amerika, space spokeperson dan penulis terkemuka. Beliau turut mendirikan The Planetary Society bersama Carl Sagan dan Bruce C. Murray, dan saat ini menjabat sebagai Executive Director Emeritus di organisasi tersebut. Beliau memimpin Advanced Projects di JPL termasuk pengembangan solar sails, berbagai misi perjalanan ke Venus, Jupiter, Saturnus, komet dan asteroid, dan merupakan pimpinan Mars Program setelah Viking Mission. Saat ini beliau memberikan konsultasi untuk Asteroid Redirect Mission milik NASA. Beliau turut serta memimpin berbagai kajian mengenai misi tersebut dan studi tentang Exploring the Interstellar Medium di Keck Institute for Space Studies.

  • Giancarlo Genta, Polytechnic University of Turin 

Minat profesional Giancarlo Genta mencakup getaran, rancangan kendaraan, magnetic bearings, dan rotordynamics. Beliau telah menulis atau menjadi penulis kedua (co-author) dari 50 artikel yang diterbitkan secara profesional dan 21 buku. Beliau telah menerbitkan begitu banyak kajian dalam bidang riset SETI.

  • Olivier Guyon, University of Arizona 

Dr. Guyon merancang peralatan luar angkasa dan ground-based astronomical yang membantu pencarian exoplanets di luar Tata Surya. Beliau seorang pakar di bidang teknik pencitraan kontras (coronagraphy, extreme adaptive optics) untuk pencitraan secara langsung dan mempelajari exoplanets.

  • Mae Jemison, 100 Year Starship 

Dr. Mae C. Jemison memimpin 100 Year Starship, sebuah inisiatif global beraneka segi yang bertujuan mewujudkan seluruh kemampuan yang diperlukan oleh manusia untuk melakukan perjalanan antarbintang dari luar batas Tata Surya ke bintang lain, dalam kurun waktu 100 tahun ke depan. Jemison pernah menjadi astronot NASA selama enam tahun dan merupakan perempuan kulit berwarna pertama yang pergi ke luar angkasa. Beliau memiliki komitmen untuk mengaplikasikan eksplorasi luar angkasa demi kemajuan hidup di Bumi, dengan latar belakang pekerjaan seorang ahli fisika, insinyur, penemu, profesor kajian lingkungan, aktivis literasi ilmu alam, development worker di Afrika, dan pendiri dua perusahaan teknologi rintisan. 

  • Pete Klupar, Director of Engineering, Breakthrough Starshot; mantan Director of Engineering, NASA Ames Research Center

Pete Klupar tertarik pada berbagai upaya teknologi tinggi berbiaya rendah dengan penekanan pada sistem antariksa. Beliau telah mengembangkan dan meluncurkan lebih dari 50 misi pesawat ke luar angkasa. Beliau juga memiliki pengalaman bekerja di industri, membantu mengembangkan perusahaan rintisan di bidang kendaraan angkasa dari empat karyawan sampai lebih dari 500 orang. Beliau telah bekerja di organisasi besar semacam Boeing dan Space Systems Loral. Beliau terlibat dalam berbagai program perjalanan ke luar angkasa dan penerbangan (space and aviation programs) milik pemerintah, yang terbaru di NASA Ames sebagai Director of Engineering. Peran Beliau sangat penting dalam mengurangi biaya berbagai misi berteknologi tinggi, mengembangkan sejumlah upaya Faster Better Cheaper dan Operationally Responsive Space.

  • Geoff Landis, SA Glenn Research Center 

Geoff Landis adalah seorang ilmuwan berkebangsaan Amerika, bekerja di bidang eksplorasi planet, interstellar propulsion, dan berbagai misi ke luar angkasa berteknologi canggih. Landis memiliki sembilan paten, utamanya di bidang kemajuan sel surya dan piranti photovoltaic, dan kerap kali memberikan presentasi dan opini mengenai perjalanan antarbintang (interstellar travel) dan construction of bases di Bulan, planet Mars, dan Venus. Beliau juga merupakan fellow di NASA Institute for Advanced Concepts. 

  • Kelvin Long, Journal of the British Interplanetary Society 

Kelvin Long adalah seorang ahli fisika, penulis dan direktur eksekutif Initiative for Interstellar Studies. Beliau telah bekerja di sektor aerospace selama sekitar lima belas tahun dan mengkhususkan diri pada tema penerbangan antarbintang (interstellar flight), dengan penekanan pada advanced propulsion concepts.

  • Philip Lubin, University of California, Santa Barbara 

Philip Lubin adalah Guru Besar Fisika di UC Santa Barbara, dengan minat riset pada experimental cosmology, cosmic background radiation (spectrum, anisotropy and polarization), satelit, balloon-born and ground-based studies of the early universe, fundamental limits of detection, directed energy systems, dan infrared and far-infrared astrophysics.

  • Zac Manchester, Harvard University

Zac Manchester adalah seorang peneliti dan insinyur aerospace dengan ketertarikan yang luas pada dinamika dan kendali penerbangan luar angkasa, sekaligus membuatnya lebih dapat diakses oleh siapa saja. Beliau khususnya tertarik pada pemanfaatan piranti elektronik dan komputer untuk membangun pesawat luar angkasa yang lebih kecil, lebih canggih, dan lebih gesit. Beliau merintis proyek KickSat pada 2011, juga mengembangkan pesawat dengan kemudi otomatis (unmanned aerial vehicles) dan sejumlah misi penerbangan luar angkasa berskala kecil.

  • Greg Matloff, New York City College of Technology 

Greg Matloff adalah profesor emeritus di NYC College of Technology. Beliau merupakan pakar di bidang deep space propulsion. Matloff juga seorang fellow di British Interplanetary Society, Hayden Associate di American Museum of Natural History dan Corresponding Member di International Academy of Astronautics. Riset rintisannya di bidang teknologi solar-sail dipergunakan oleh NASA untuk memetakan tenaga surya ekstra dan mengembangkan teknologi untuk mengalihkan gerak asteorid yang membahayakan Bumi. Beliau pernah menjadi profesor tamu di University of Siena, Italy.

  • Claire Max, University of California, Santa Cruz

Guru Besar Astronomi dan Astrofisika di UC Santa Cruz dan Director University of California Observatories. Max paling dikenal atas kontribusinya memperkenalkan laser guide star adaptive optics sebagai teknik untuk mengurangi distorsi optik dari citra yang diambil melalui atmosfer dengan turbulensi tinggi. Karya ini dimulai di grup JASON, di mana beliau bergabung pada 1983 sebagai anggota perempuan pertama. Bersama para rekannya di JASON, beliau mengembangkan gagasan menggunakan sinar laser buatan yang diubah jadi cahaya kuning, yang dipancarkan oleh sejumlah atom sodium untuk memperbaiki citra astronomis. Selain terus mengembangkan teknologi ini di Center for Adaptive Optics, beliau kini menggunakan adaptive optics di teleskop optik terbesar di dunia untuk mempelajari keberadaan sejumlah lubang hitam terbesar di Tata Surya, di tengah inti galaksi yang penuh gas. Beliau merupakan anggota National Academy of Sciences dan American Academy of Arts and Sciences, juga pemenang penghargaan Weber Prize in Instrumentation dari American Astronomical Society, James Madison Medal dari Princeton University dan E. O. Lawrence Award dari Department of Energy.

  • Kaya Nobuyuki, Kobe University 

Kaya Nobuyuki adalah wakil dekan fakultas teknik di Kobe University, Jepang. Nobuyuki telah menampilkan serangkaian space and ground demonstrations. Beliau dan tim internasional dari Jepang dan European Space Agency sukses menguji coba microwave beam control untuk sebuah SPS menggunakan ISAS sounding rocket dan tiga buah daughter satellites meliputi area yang luas di angkasa: uji coba ini dikenal sebagai eksperimen "Furoshiki". Beliau juga berperan penting dalam demontrasi transmisi kunci nirkabel bertenaga surya (key solar-powered wireless transmission) sebagai bagian dari Orbital Power Plant.

  • Kevin Parkin, Parkin Research

Dr. Kevin Parkin adalah ilmuwan kelahiran Inggris yang terkenal karena menemukan Microwave Thermal Rocket. Pada 2005, beliau memperoleh penghargaan Korolev Medal dari Russian Federation of Astronautics and Cosmonautics.  Pada 2007, Dr. Parkin mendirikan Mission Design Center di NASA Ames dan mengembangkan arsitektur software di sana, setelah sebelumnya menciptakan software ICEMaker yang digunakan untuk merancang kendaraan luar angkasa oleh Team-X di NASA Jet Propulsion Laboratory dan beberapa organisasi lain. Sepanjang 2012-2014 beliau menjabat sebagai Principal Investigator dan Chief Engineer dari sebuah proyek membangun roket millimeter-wave powered thermal, sekaligus meluncurkannya.

  • Mason Peck, Cornell University  

Riset akademis Peck berfokus pada pengembangan teknologi untuk misi luar angkasa berbiaya rendah, khususnya di bidang propulsion, navigasi, dan kendali. Beliau pernah bekerja di NASA sebagai Chief Technologist. Beliau telah malang melintang di industri Aerospace Amerika Serikat selama lebih dari 20 tahun, menjabat berbagai posisi sebagai insinyur di Boeing dan Honeywell, juga menjadi konsultan di bidang teknologi luar angkasa. Peck telah menerbitkan berbagai artikel dalam bidang microscale spacecraft, next-generation propulsion, low-power space robotics dan spaceflight dynamics. Beliau turut menulis tiga buku tentang eksplorasi planet dan mekanisme kendaraan luar angkasa.

  • Saul Perlmutter, peraih Nobel Prize, pemenang Breakthrough Prize, UC Berkeley dan Lawrence Berkeley National Laboratory

Saul Perlmutter adalah pakar astrofisika berkebangsaan Amerika di Lawrence Berkeley National Laboratory dan profesor Fisika di University of California, Berkeley. Beliau anggota American Academy of Arts & Sciences, Fellow di American Association for the Advancement of Science, dan anggota National Academy of Sciences. Perlmutter meraih penghargaan Shaw Prize in Astronomy pada 2006, Nobel Prize in Physics pada 2011, dan Breakthrough Prize in Fundamental Physics pada 2015 bersama Brian P. Schmidt dan Adam Riess. Mereka berhasil membuktikan bahwa perluasan alam semesta mengalami percepatan.

  • Martin Rees, Astronomer Royal 

Lord Martin Rees adalah pakar kosmologi dan astrofisika berkebangsaan Inggris. Beliau telah tergabung dengan Astronomer Royal sejak 1995 dan memangku jabatan sebagai Master of Trinity College, Cambridge dari 2004 sampai 2012, juga menjadi President of the Royal Society antara 2005 sampai 2010. Di samping mengembangkan minat ilmiahnya, Rees telah menulis dan sering menjadi pembicara seputar persoalan dan tantangan abad 21, dan persilangan antara ilmu, etika, dan politik. Beliau anggota direksi Institute for Advanced Study, di Princeton, IPPR, Oxford Martin School dan Gates Cambridge Trust. Beliau turut mendirikan Centre for the Study of Existential Risk dan tergabung dalam Scientific Advisory Board untuk Future of Life Institute. Lord Rees meneliti tentang ledakan sinar gamma dan bagaimana "cosmic dark ages" berakhir saat bintang pertama terbentuk. Lord Rees menulis beberapa buku tentang astronomi dan ilmu alam yang ditujukan untuk publik, juga sering memberikan kuliah umum dan menjadi narasumber berbagai program televisi dan radio.

  • Roald Sagdeev, University of Maryland

Roald Sagdeev adalah Distinguished University Professor Emeritus di University of Maryland. Beliau meraih gelar Ph.D. pada 1966 dari Moscow State University. Sebelumnya, selama 15 tahun beliau menjabat sebagai Director Space Research Institute, pusat pengembangan eksplorasi luar angkasa milik Rusia yang berpusat di Moskow, di mana beliau saat ini meraih gelar Director Emeritus. Sebelum bekerja dengan tim pengembangan eksplorasi luar angkasa Soviet, beliau memiliki karier cemerlang di bidang ilmu nuklir, mendapatkan pengakuan internasional atas karyanya tentang perilaku hot plasma dan controlled thermonuclear fusion. Beliau merupakan anggota National Academy of Sciences, Royal Swedish Academy, Max Planck Society dan International Academy of Aeronautics.

  • Ed Turner, Princeton University, NAOJ 

Ed Turner adalah Guru Besar Astrofisika di Princeton University. Turner banyak meneliti tentang astrofisika, baik pada tataran teoretik maupun observasional, dan telah menerbitkan lebih dari 200 artikel hasil riset dengan topik yang mencakup binary galaxies, groups of galaxies, large-scale structure, dark matter, quasar populations, gravitational lensing, cosmic x-ray background, cosmological constant, exoplanets dan astrobiologi– sering kali, di seluruh topik tersebut, dengan penekanan pada analisis statistik. Kegiatan mengajarnya di Princeton termasuk berbagai mata kuliah di bidang kosmologi, astrobiologi, dan liputan media tentang ilmu alam. Beliau juga menjadi anggota Committee for Statistical Studies di Universitas sejak 1992.  

Informasi tambahan dapat dibaca di laman www.breakthroughinitiatives.org.

Foto, video, dan bahan dari konferensi pers hari ini dapat diunduh oleh media melalui tautan di bawah ini. Konten akan diunggah sepanjang hari.

Tautan:  www.image.net/breakthroughstarshot

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_releases_right_column_video_module_shtml

Berita Video Terpilih

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_footer_shtml
Pencarian
  1. Produk & Layanan
  2. Cari Rilis Berita
  3. Pusat Informasi
  4. bagi Jurnalis & Media
  5. Hubungi Kami