omniture
from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_header_shtml
PR Newswire: news distribution, targeting and monitoring
id_ID

Kolaborasi Para Penggiat Kesehatan untuk Wujudkan Indonesia Sehat

2018-03-06 16:23

JAKARTA, 6 Maret 2018 /PRNewswire/ -- Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), selaku organisasi yang menaungi Rumah Sakit di seluruh Indonesia, bekerja sama dengan PT Unilever Indonesia Tbk, turut serta mendukung program pemerintah dalam mendukung tercapainya Program Indonesia Sehat melalui Paradigma Sehat. Pada hari ini, berkolaborasi bersama berbagai pihak terkait, sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah menuju Indonesia Sehat, PERSI menjadi penyelenggara simposium nasional bertema "More Protection, Less Antimicrobial" yang mengangkat upaya peningkatan kesadaran pencegahan penyakit dan penggunaan antibiotik yang baik dan benar.

Berangkat dari keprihatinan para tenaga medis dan tendensi masyarakat dalam menggunakan antibiotik secara kurang bijak, PERSI merasa keterlibatan semua pihak begitu penting untuk memastikan akselerasi dan keberhasilan upaya yang mendukung agenda pemerintah ini. Pemerintah tidak dapat berjalan sendiri, dibutuhkan kerja sama dengan lembaga dan asosiasi kesehatan, seluruh masyarakat serta pihak swasta untuk membantu keberhasilan upaya ini.

Kurang lebih 800 direksi rumah sakit dan tenaga kesehatan dari seluruh Indonesia, baik yang hadir secara langsung maupun yang mengikuti acara melalui jaringan webinar, ikut berdiskusi para narasumber dengan latar belakang yang berbeda untuk berbagi fakta penting seputar pencegahan penyakit dan penggunaan antibiotik yang juga perlu diketahui masyarakat luas, adalah:

  • Dra. R. Dettie Yuliati, M.Si., Apt, Direktur Pelayanan Kefarmasian, Direktorat Pelayanan Kefarmasian, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
  • dr. Hari Paraton, SpOG(K), Ketua Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA)
  • Prof. dr. Purnawan Junadi, MPH, Ph.D, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia
  • dr. Anis Karuniawati, PhD., SpMK(K), Kepala Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Mikrobiologi, Klinik FKUI – RSCM
  • dr. Henry Boyke Sitompul SpB(K) Trauma FICS, Surveior Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS)
  • dr. Erni Guntarti Tjahjo Kumolo, Ketua Umum Tim Penggerak PKK Pusat
  • drg Ratu Mirah Afifah GCCLinDent., MDSc, Division Head for Health & Wellbeing and Professional Institution Unilever Indonesia Foundation.

Simposium nasional bertema "More Protection, Less Antimicrobial" mengedepankan diskusi terkait resistensi antimikroba yang umumnya disebabkan karena penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dapat mengakibatkan beberapa hal seperti; proses readmisi pasien di rumah sakit, dan semakin lamanya pengobatan yang dibutuhkan karena makin sulitnya proses penyembuhan. Kedua hal ini tentunya tidak hanya berdampak pada peningkatan biaya penyembuhan namun dapat berakibat buruk bagi kesehatan pasien.

Menurut laporan World Health Organization tahun 2017[1], resistensi antibiotik dapat menyebabkan ancaman serius terhadap dunia kesehatan contohnya pada kasus tuberculosis (TB) yang kebal terhadap pengobatan di mana telah mengakibatkan kematian 250.000 orang per tahun di dunia. Semakin ditakutkannya lagi adalah resiko kematian pada pasien saat mereka menjalani prosedur operasi kecil, hanya karena sudah mengalami resistensi antibiotik.

Untuk menanggulangi permasalahan ini, pemerintah telah melakukan serangkaian upaya melalui Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit, dan dengan giat melakukan program Gema Cermat (Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat). Upaya ini berangkat dari arahan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dengan fokus pada tindakan promotif-preventif melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Program Pengendalian Resistensi Antimikroba; sehingga upaya-upaya ini mampu mewujudkan Indonesia Sehat.

Salah satu hal utama dalam PHBS adalah kebiasaan cuci tangan pakai sabun sebagai proteksi secara dini agar terhindar dari kuman. Cuci tangan pakai sabun merupakan cara paling sederhana untuk mengurangi terjadinya perpindahan mikroba penyebab penyakit. Oleh karena itu, cuci tangan pakai sabun adalah upaya melindungi diri sendiri, yang nantinya akan berimbas baik pada orang lain pula.

Untuk itu, PERSI secara aktif melakukan serangkaian edukasi dan sosialisasi pakai sabun secara berkelanjutan, utamanya pada tenaga kesehatan di rumah sakit, melalui kampanye Sehat ada di Tangan Kita sejak 2012. Gerakan ini diharapkan dapat menurunkan tingkat penularan infeksi terkait pelayanan kesehatan.

Selain itu, PERSI juga bekerja sama dengan pihak swasta, salah satunya adalah PT Unilever Indonesia Tbk, dalam mensukseskan upaya pemerintah. Kerja sama dengan berbagai pihak ini  bertujuan untuk mengajak dan mengedukasi masyarakat untuk semakin memperhatikan dan mengerti lima hal penting dalam penggunaan antibiotik; harus dengan resep dokter, habiskan antibiotik sesuai dosis, jangan gunakan sisa antibiotik, jangan berbagi antibiotik dengan orang lain, dan bantu cegah infeksi dengan cuci tangan.

Sebagai dukungan terhadap PERSI dan sejalan dengan komitmen Unilever Sustainable Living Plan, PT Unilever Indonesia Tbk terus bekerja meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Hal ini diwujudkan dalam bentuk inisiatif yang secara konsisten dilakukan PT Unilever Indonesia Tbk., melalui brand Lifebuoy, bekerja sama dengan PERSI sebagai bagian dari misi sosial sejak 2004 dengan mengedukasi tenaga kesehatan akan pentingnya cuci tangan pakai sabun di dalam lingkungan rumah sakit, fasilitas kesehatan dan lingkungan sekitarnya sebagai upaya yang efektif dalam mencegah penyakit dan harus diterapkan di berbagai lingkungan, baik di rumah sakit, di berbagai fasilitas umum, lingkungan rumah dan sekitarnya.

Sejak 2004 hingga akhir 2017, Lifebuoy telah berhasil menjangkau lebih dari 91 juta tangan sehat di seluruh Indonesia dalam upaya menerapkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun di 5 saat penting; sebelum makan pagi, sebelum makan siang, sebelum makan malam, setelah menggunakan toilet, dan saat mandi. Sejalan dengan upaya pemerintah dalam peningkatan kesehatan anak usia sekolah seperti tercantum dalam jurnal Profil Kesehatan Indonesia 2015 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI, Lifebuoy mengedukasi 1,5 juta anak usia sekolah dasar di seluruh Indonesia dan 150.000 ibu melalui program yang melibatkan PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga) di tahun 2017. Pada tahun 2020, program edukasi berkelanjutan akan kebiasaan cuci tangan pakai sabun ini ditargetkan akan meraih 100 juta tangan sehat Indonesia.

[1] Antibacterial agents in clinical development – an analysis of the antibacterial clinical development pipeline, including tuberculosis.

Maria Dewantini Dwianto

Head of Corporate Communications

PT Unilever Indonesia, Tbk.

Tel: (62-21) 526 2112

Fax: (62-21) 526 9418

E-mail: maria-dewantini.dwianto@unilever.com 

Adisty Nilasari

Media Relations Manager

PT Unilever Indonesia, Tbk.

Tel: (62-21) 526 2112

Fax: (62-21) 526 9418

E-mail: adisty.nilasari@unilever.com

 

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_releases_right_column_video_module_shtml

Berita Video Terpilih

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_footer_shtml
Pencarian
  1. Produk & Layanan
  2. Cari Rilis Berita
  3. Pusat Informasi
  4. bagi Jurnalis & Media
  5. Hubungi Kami