PEACE Cable Project Masuki Tahap Produksi Kabel dan Material

SUZHOU, Tiongkok, 29 Oktober 2018 /PRNewswire/ -- PEACE Cable International Network Co., Ltd, anak usaha HENGTONG, dengan gembira mengumumkan bahwa hari ini, lewat kerja sama dengan Huawei Marine Networks Co. Ltd, PEACE Cable Project telah memasuki tahap pembuatan kabel dan material. Sistem PEACE Cable sepanjang 12.000 km akan menghubungkan Asia, Afrika dan Eropa serta ditargetkan siap beroperasi pada pada triwulan I-2020.

Ketika selesai dibangun, sistem PEACE Cable yang berkecepatan tinggi, dengan teknologi 200G dan kapasitas 16Tbps per fiber pair, akan menawarkan jalur terpendek dari Tiongkok ke Eropa dan Afrika. Hal ini secara drastis mengurangi latensi dan menyediakan jalur informasi bebas hambatan (information expressway) untuk interkoneksi antarwilayah. Akses terbuka dan pusat data yang bersifat carrier neutral akan berdampak besar pada negara-negara yang terhubung ke sistem kabel.

Kabel yang digunakan dalam proyek ini merupakan produk Hengtong Marine Cable Systems. Kabel bawah laut miliknya telah dipakai di seluruh dunia dalam berbagai proyek terbaru, seperti proyek FOA di Chili, proyek PNG di Papua Nugini, proyek Avassa di Komoro, proyek NaSCOM di Maladewa, proyek Megacable di Meksiko, dan proyek IGW di Peru.

Sun Xiaohua, Chief Operating Officer, PEACE Cable mengatakan, "PEACE Cable telah menciptakan model bisnis baru dalam industri kabel bawah laut yang mampu menjembatani komunikasi di wilayah ini, serta menghadirkan peluang konektivitas bagi para pelaku bisnis di sepanjang jalur tersebut. Hal ini dilakukan dengan berinvestasi di berbagai cabang dan mengumpulkan bandwidth di jalur yang penting secara efisien."

Tentang PEACE Cable Project

PEACE Cable Project adalah sistem kabel milik swasta sepanjang 12.000 km dan menghadirkan layanan yang terbuka, fleksibel, serta carrier-neutral bagi pelanggan.

Desain sistem akan menggunakan teknologi 200G dan teknologi WSS terbaru yang mampu memindahkan lebih dari 16Tbit/detik per fiber pair, melayani kebutuhan kapasitas regional yang terus berkembang.

Jaringan ini akan menyediakan jalur yang beragam dan hemat biaya demi memenuhi permintaan kapasitas di Asia, Afrika dan Eropa yang terus meningkat. Topologi jaringan secara substansial akan mengurangi latensi jaringan dengan memanfaatkan konektivitas jalur langsung yang terpendek dan meningkatkan keragaman jalur di antara mereka.