omniture
from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_header_shtml
PR Newswire: news distribution, targeting and monitoring
en_US id_ID th_TH vi_VN

Agility Umumkan Sejumlah Negara Asia Tenggara dalam Daftar Negara-Negara dengan Kinerja Logistik yang Terbaik

2019-03-05 13:00
-Indonesia, Malaysia, Vietnam, Thailand dan Filipina tampil sebagai para pemimpin dalam peringkat yang menilai 50 negara ini

SINGAPURA, 5 Maret 2019 /PRNewswire/ -- Beberapa negara Asia Tenggara mengungguli kebanyakan negara berkembang lainnya dalam peringkat tahunan 10th Agility Emerging Markets Logistics Index, tolok ukur luas tentang daya saing yang berbasiskan keunggulan logistik dan dasar-dasar bisnis. 

AEMLI 2019 Emerging Markets Growth Outlook and Fears
AEMLI 2019 Emerging Markets Growth Outlook and Fears

Berbagai kondisi yang mendukung bisnis, serta kegiatan manufaktur inti dan nilai rantai pasokan barang menempatkan beberapa negara Asia Tenggara hampir di posisi teratas dalam Indeks ini. Negara-negara Asia Tenggara tersebut berada di belakang Tiongkok (1) dan India (2), serta negara-negara Teluk Arab yang kaya akan sumber daya energi.

Indeks ini menjadi tolok ukur daya saing secara luas, memuat peringkat 50 negara yang memiliki sejumlah daya tarik bagi kalangan penyedia jasa logistik, freight forwarders, maskapai pelayaran niaga, maskapai kargo udara dan distributor. Berikut ini adalah 10 negara terunggul: Tiongkok, India, Uni Ermirat Arab, Indonesia, Malaysia, Arab Saudi, Meksiko, Qatar, Turki dan Vietnam. Thailand berada di peringkat 11; Filipina di peringkat 20.

Indeks ini mencakup sebuah survei yang digelar terhadap 500 lebih eksekutif di industri logistik global. Mereka memilih Vietnam, Indonesia dan Malaysia sebagai negara-negara berkembang dengan potensi terbesar bagi jasa logistik setelah India dan Tiongkok. Ada 56 persen responden yang disurvei menyatakan, ketegangan yang terjadi secara berkepanjangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat bisa menguntungkan sejumlah negara Asia Tenggara. Kawasan tersebut menawarkan alternatif pusat manufaktur dan pengadaan barang selain Tiongkok.

"Indonesia, Malaysia, Vietnam dan Thailand ialah pemimpin global dan regional. Bersama Singapura, mereka termasuk negara-negara pertama di ASEAN yang memperingkas, mengotomatisasi dan menyatukan sejumlah prosedur perdagangan lewat satu atap, sehingga seluruh anggota ASEAN juga akan menerapkannya pada akhir tahun ini," ujar  Andy Vargoczky, SVP, Sales & Marketing Asia-Pacific, Agility GIL. "Peran penting dari negara-negara tersebut dalam rantai pasokan dan transportasi barang di dunia kian besar setiap tahun."

Di antara 50 negara, Tiongkok, India dan Indonesia berada di posisi teratas untuk logistik di dalam negeri. Tiongkok, India dan Meksiko tampil paling atas unutk logistik internasional, dan Vietnam di peringkat ke-4, Indonesia di peringkat ke-5 serta Thailand di peringkat ke-7. Uni Emirat Arab, Malaysia dan Qatar memiliki dasar-dasar bisnis yang terbaik.

Ringkasan Indeks dan Survei 2019

  • Tiongkok dan India memuncaki peringkat 2019 berdasarkan skala dan keunggulan mereka sebagai pasar internasional serta dalam negeri, namun kedua negara itu masih tertinggal dari sejumlah negara pesaing yang lebih kecil dalam hal dasar-dasar bisnis, sebuah kategori penilaian yang mengurutkan negara-negara berdasarkan iklim aturan usaha, dinamika sektor kredit dan utang, upaya menjunjung tinggi kontrak, perlindungan terhadap upaya antikorupsi, stabilitas harga dan akses pasar. Dalam kategori ini, Tiongkok berada di peringkat ke-7 dan India di peringkat ke-10.
  • Kelompok negara-negara berkembang yang terkuat adalah kawasan Teluk Arab dan Asia Tenggara, berkat sejumlah kondisi yang mendukung sektor usaha dan keunggulan intinya — melimpahnya energi di Teluk Arab dan keunggulan manufaktur di Asia Tenggara — yang menarik kegiatan logistik. Di kawasan Teluk Arab, Uni Emirat Arab (No. 3), Arab Saudi (6), Qatar (8), Oman (12), Bahrain (16) dan Kuwait (18) berada di posisi atas. Di antara negara-negara ASEAN, Indonesia (4), Malaysia (5), Vietnam (10), Thailand (11) dan Filipina (20) tampil dengan baik.
  • Sejumlah eksekutif di industri logistik menilai volume perdagangan Amerika Serikat-Tiongkok menyusut sebesar 10% sebagai dampak dari ketegangan antar kedua negara itu. Dilatarbelakangi konflik perdagangan, data menunjukkan perekonomian Tiongkok tengah melambat, dan para responden survei menganggap India sebagai pasar dengan potensi terbesar ketimbang Tiongkok, negara yang menjadi pilihan kedua mereka.
  • Program pembangunan infrastruktur Belt & Road Initiative (BRI) senilai $4-$8 triliun yang digagas Tiongkok, lebih menguntungkan negara tersebut daripada sejumlah negara di Asia, Timur Tengah, Afrika dan Eropa yang menjadi lokasi investasi Tiongkok. Ada 64 persen eksekutif yang disurvei menilai BRI kelak meningkatkan pertumbuhan dan perdagangan untuk Tiongkok; hanya 41,4% yang meyakini program itu akan membantu negara-negara berkembang lainnya.
  • Sektor e-commerce membuka berbagai peluang logistik di negara-negara berkembang. Ada 60 persen eksekutif di industri yang memperkirakan kegiatan alih-daya yang lebih banyak untuk pengiriman barang last-mile dari para peritel; 47,4% responden memperkirakan adanya lebih banyak kegiatan alih-daya lewat e-fulfilment.
  • Brexit dapat menguntungkan sejumlah negara berkembang. Ada 59% eksekutif yang disurvei memperkirakan negara-negara berkembang akan mencari konsesi perdagangan dan sejumlah transaksi bisnis baru dari Inggris. Ada 70 persen responden yang menilai pasar-pasar berkembang tak mendapat imbas dari Brexit.
  • Beberapa negara akan tampil di peringkat atas jika mereka mampu membenahi sejumlah iklim usahanya: Brazil, Filipina, Argentina, Bangladesh, Nigeria, dan Bolivia. Beberapa negara Afrika dengan pasar serta peluang yang baik di sektor logistik -- Uganda, Libya, Mozambique, Angola — menemui hambatan besar terkait lemahnya dasar-dasar bisnis.

2019 Agility Emerging Markets Logistics Index: www.agility.com/2019index

Tentang Agility

Agility ialah perusahaan logistik global dengan pendapatan tahunan senilai US$5,1 miliar dan 22.000+ pegawai di lebih dari 100 negara. Agility menjadi salah satu penyedia jasa freight forwarding dan logistik berdasarkan kontrak yang terkemuka di dunia, serta pemimpin dan investor teknologi untuk meningkatkan efisiensi rantai pasokan barang. Agility merupakan pelopor di sejumlah pasar berkembang dan salah satu pemilik dan pengembang pergudangan dan kawasan industri berskala kecil dari sektor swasta di Timur Tengah, Afrika dan Asia. Beberapa anak usaha Agility menawarkan jasa logistik  pada sektor bahan bakar, layanan bandara, real estat komersial dan pengelolaan fasilitas, digitalisasi kepabeanan serta layanan infrastruktur di daerah pelosok.

Untuk informasi lebih lanjut tentang Agility, kunjungi www.agility.com  
Twitter: twitter.com/agility 
LinkedIn: linkedin.com/company/agility 
YouTube: youtube.com/user/agilitycorp

Foto - https://photos.prnasia.com/prnh/20190305/2390621-1

Tautan terkait:
from common-pcom:html:key:id_segment_includes_releases_right_column_video_module_shtml

Berita Video Terpilih

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_footer_shtml
Pencarian
  1. Produk & Layanan
  2. Cari Rilis Berita
  3. Pusat Informasi
  4. bagi Jurnalis & Media
  5. Hubungi Kami