omniture
from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_header_shtml
PR Newswire: news distribution, targeting and monitoring
en_US id_ID

Riset Accenture #EqualityDrivesInnovation 2019 Mengungkap Lingkungan Kerja dengan Kesetaraan di Indonesia Mampu Tingkatkan Inovasi hingga Tiga Kali Lipat

2019-03-23 00:12
  • Kemampuan inovasi karyawan menjadi indikator sukses dalam memajukan perusahaan 
  • 80% organisasi di Indonesia mengaku sudah mendorong dan memungkinkan karyawan menjadi inovatif dalam bekerja sehari-hari.
  • Lingkungan yang memberdayakan pekerja menjadi kunci utama meningkatkan innovation mindset

JAKARTA, 23 Maret 2019 /PRNewswire/ -- Menandai perayaan Hari Perempuan Internasional ke-16, Riset Accenture #EqualityDrivesInnovation dilakukan dengan melibatkan 18,000 responden dari 27 negara, termasuk 700 responden Indonesia.  Tema dari penelitian memfokuskan pada dampak budaya terhadap lingkungan kerja, yang mendorong pada perkembangan dan kemampuan inovasi perusahaan. Hasil temuannya menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia telah memiliki kesadaran akan pentingnya inovasi dalam memajukan perusahaan mereka. Riset Accenture mengungkap bahwa di Indonesia, budaya kesetaraan  mampu meningkatkan innovation mindset hingga tiga kali lipat. Temuan ini mendorong Accenture untuk menegaskan pentingnya budaya kesetaraan[1], sebagai kunci penting menggerakkan innovation mindset perusahaan.

Debby Alishinta selaku Managing Director Women in Accenture Sponsor di Indonesia mengungkapkan, "Riset Accenture #EqualityDrivesInnovation menunjukkan bahwa budaya kesetaraan menjadi pendorong utama pola pikir inovatif yang memiliki dampak signifikan bagi kemajuan suatu perusahaan. Dari seluruh faktor yang menjadi fokus riset, budaya selalu menang.Budaya kesetaraan bahkan memegang peranan jauh lebih siginifikan dibanding faktor geografis, demografis, atau sektor perusahaan. Karyawan menunjukkan pola pikir inovatif lebih kuat pada lingkungan kerja dengan budaya kesetaraan yang lebih baik. Riset menunjukkan bahwa penghargaan setara pada kemampuan pekerja laki-laki maupun perempuan menjadi kunci innovation mindset yang memberi kemungkinan lebih besar untuk perusahaan bersaing secara global.

Era Disrupsi digital memang menuntut karyawan memiliki pola pikir inovatif untuk mendukung eksistensi dan persaingan perusahaan. Kemampuan inovasi karyawan menjadi indikator sukses untuk memenuhi kebutuhan pasar yang bergerak cepat. Constellation Research: Disrupting Digital Business memaparkan data bahwa 52% perusahaan yang terdaftar dalam Fortune 500 pailit akibat disrupsi digital, sekaligus menunjukkan bahwa inovasi memegang peranan penting dalam keberlangsungan perusahaan. Indonesia saat ini menduduki urutan ke-85 dalam Indeks Inovasi Dunia.[2] Secara positif, #EqualityDrivesInnovation mengungkap bahwa pentingnya inovasi sudah disadari oleh 95% pemimpin perusahaan, dan 96% karyawan ingin menjadi lebih inovatif. Data kualitatif di Indonesia juga mengungkap bahwa 80% organisasi mendorong dan memungkinkan karyawan menjadi inovatif dalam bekerja sehari-hari.

Secara global, kekuatan budaya kesetaraan untuk menggiring pola pikir inovatif juga sangat kuat, bahkan lebih berdampak dibandingkan usia atau gender. Riset ini juga menunjukkan bahwa diversitas atau keberagaman dalam perusahaan secara signifikan berdampak pada innovation mindset. Untuk Indonesia sendiri, riset #EqualityDrivesInnovation sudah menunjukkan bahwa Indonesia sudah merangkul diversitas atau perbedaan budaya dibandingkan negara-negara lainnya. Meski keberagaman berpengaruh secara signifikan, namun budaya kesetaraan adalah pengganda penting yang membantu perusahaan memaksimalkan inovasinya. Riset menemukan bahwa secara global, innovation mindset lebih besar 6x lipat ketika diversitas dikombinasikan dengan budaya kesetaraan, dibandingkan dengan perusahaan lain yang tidak menerapkan kedua faktor tersebut. Selaras dengan temuan ini, Accenture juga mengemukakan jika setiap negara meningkatkan innovation mindset hingga 10%, produk domestik bruto global dapat meningkat hingga mencapai $8 triliun pada tahun 2028.

Adapun budaya kesetaraan untuk memajukan innovative mindset dikategorikan sebagai berikut:

  • Kepemimpinan yang Tegas dan Open Minded – Tim kepemimpinan yang beragam mampu menetapkan, membagi dan mengukur target kesetaraan secara terbuka
  • Lingkungan yang Memberdayakan Pekerja – Memberikan kepercayaan terhadap karyawan, menghormati tiap individu dan menawarkan fleksibilitas untuk berkreasi, berlatih dan bekerja
  • Tindakan Komprehensif – Penerapan kebijakan mengenai keramahan keluarga, mendukung hak setiap gender dan tidak bias dalam memperkerjakan dan  melatih karyawan untuk bekerja secara fleksibel

Dari ketiga kategori tersebut, lingkungan yang memberdayakan pekerja menjadi kunci utama dalam meningkatkan innovation mindset. Kategori ini melingkupi kemudahan akses terhadap pelatihan, lingkungan yang dapat diandalkan dan pemimpin atau mentor yang dapat mengembangkan skill mereka, membudidayakan remote work atau bekerja di luar kantor, dapat mengakses pelatihan perusahaan dengan waktu dan format yang fleksibel dan memiliki kesempatan untuk bekerja berdasarkan passion. Disamping itu, #EqualityDrivesInnovation, melaporkan bahwa faktor-faktor yang mendukung budaya kesetaraan memiliki dampak yang lebih besar dalam meningkatkan innovation mindset dibandingkan tingkat pendidikan tiap individu.

Dalam upayanya memperkuat temuan riset ini, Accenture di Indonesia juga menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bersama Femina dan Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE) yang menjadi corong bagi upaya kesetaraan gender di Indonesia serta melibatkan sembilan responden level direktur dan sebelas responden dengan level sampai dengan senior manager. Para peserta FGD mengungkapkan kesimpulan bahwa budaya kesopanan dan keramahan dalam pekerjaan menjadikan Indonesia memilik keunikan tersendiri dalam memandang diversitas, hingga diversitas semakin tahun berganti semakin lebih diterima dibanding negara lain.

Petty S. Fatimah selaku Pemimpin Redaksi Femina dan Editorial Director Prana Group menyatakan, "Upaya menjunjung budaya kesetaraan di lingkungan kerja sejatinya merupakan salah satu langkah awal untuk menerapkan budaya kesetaraan yang lebih luas lagi dalam berbagai bidang. Kesetaraan dalam perusahaan akan memberikan kesempatan lebih banyak bagi perempuan Indonesia untuk menduduki posisi strategis dan membangun situasi kerja yang memberikan keberanian bagi seluruh karyawan untuk berinovasi lebih tanpa takut mencoba dan takut gagal. Ketika budaya setara berkembang, maka pola pikir inovatif turut berkembang."

Maya Juwita, Executive Director, Indonesia Business Coallition for Women (IBCWE) turut menyampaikan, "IBCWE terbentuk sebagai koalisi dari sejumlah perusahaan, termasuk Accenture, yang berkomitmen untuk mendorong pemberdayaan ekonomi perempuan dan kesetaraan gender. Kami percaya bahwa bisnis, bersama dengan pemerintah dan masyarakat sipil, memiliki peran penting dalam mengurangi ketimpangan, mengentaskan kemiskinan, dan mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Hasil riset Accenture #EqualityDrivesInnovation ini sejalan dengan misi kami yang mendukung kalangan bisnis agar berperan secara optimal dalam meningkatkan pemberdayaan ekonomi perempuan dan kesetaraan gender. Kami melihat bahwa #EqualityDrivesInnovation, dapat menjadi satu lagi landasan pijakan bagi pemerintah agar mendorong pelaku bisnis dalam memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan. Bersama-sama kita harus mendorong perempuan dalam ekonomi dan pemberdayaan perempuan di dunia kerja, menghapuskan halangan bagi perempuan mencapai karir yang tinggi."

Meluncurkan berbagai riset untuk mengeksplor cara meningkatkan kualitas lapangan kerja dan juga kesetaraan gender menjadi salah satu upaya Accenture untuk mencapai tujuannya mencapai kesetaraan gender di lapangan kerja pada tahun 2050. Accenture percaya bahwa untuk mencapai masa depan dengan lapangan kerja yang setara, maka  harus menerapkan tujuan yang tegas, yaitu dengan memiliki  lapangan kerja global yang menjunjung kesetaraan gender di tahun 2025. Tujuan lain adalah untuk meningkatkan presentase wanita yang menjabat sebagai managing director sebesar 25 persen secara global di tahun 2020.

"Penghargaan terhadap budaya kesetaraan serta kesadaran akan pentingnya inovasi menjadi modal yang luar biasa bagi suatu perusahaan untuk bertahan. Jajaran manajemen puncak memiliki posisi strategis dalam menggiring budaya perusahaan dalam menjunjung kesetaraan serta memberdayakan pekerja. Selanjutnya, pemimpin harus mampu membimbing karyawan untuk menepis tantangan-tantangan yang menghalangi penerapan budaya kesetaraan di lingkungan kerja sehingga penerapan budaya kesetaraan dapat diterapkan dengan baik dan menghasilkan kemajuan inovasi yang berguna bagi perusahaan," tutup Debby Alishinta.

Dapatkan laporan global Accenture disini: accenture.com/gettingtoequal

# # #

Metodologi

Sebagai bagian dari riset yang bertajuk '#EqualityDrivesInnovation 2019', Accenture melakukan survei terhadap lebih dari 18.000 pekerja laki-laki dan perempuan dengan pendidikan universitas di 27 negara – termasuk 700 pekerja laki-laki dan perempuan di Indonesia – untuk memahami faktor penting dalam menciptakan budaya kesetaraan gender terkait kemajuan dan pendapatan di perusahaan. Survei ini dilengkapi dengan wawancara mendalam dengan pekerja perempuan yang berada di "jalur karir cepat" (fast track) – yaitu perempuan yang berkembang pesat dalam karir mereka dibanding perempuan lain. Accenture juga menganalisa data terkait berbagai isu tenaga kerja, termasuk kemajuan tenaga kerja, kesenjangan talenta, budaya perusahaan, pelecehan seksual, kesetaraan gender berdasarkan level dan praktik terbaik perusahaan. Dengan menggabungkan berbagai temuan survei ini, Accenture mengembangkan model ekonometrik untuk menetapkan faktor-faktor yang berdampak signifikan terhadap kemajuan dan peluang bagi perempuan. Model ini digunakan untuk lebih memahami berbagai implikasi faktor-faktor tersebut terhadap kemajuan pekerja laki-laki dan perempuan dan memperkecil kesenjangan pendapatan. Hal ini memungkinkan jika rekomendasi-rekomendasi ini diterapkan para perusahaan.

Mengenai Accenture

Accenture adalah perusahaan layanan profesional global terkemuka, yang menyediakan berbagai layanan dan solusi strategi, konsultasi, digital, teknologi dan operasi bisnis. Dengan menggabungkan pengalaman dan keterampilan khusus di lebih dari 40 industri dan semua fungsi bisnis – yang didukung oleh jaringan penyampaian terbesar di dunia – Accenture bekerja di titik pertemuan bisnis dan teknologi untuk membantu para klien meningkatkan kinerja mereka dan menciptakan nilai yang berkelanjutan bagi para pemangku kepentingan. Dengan lebih dari 469.000 personil yang melayani klien-klien di lebih dari 120 negara, Accenture memberikan inovasi untuk hidup dan bekerja. Kunjungi situs web kami di www.accenture.com.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi:

Accenture Indonesia
Nia Sarinastiti
Inclusion & Diversity Lead dan Marketing & Communication Director
Wisma 46 - Kota BNI - Lantai 18
Jl. Jend. Sudirman Kav.1, Jakarta 10220
Tel : +6221 574 6575
Email: nia.sarinastiti@accenture.com

[1] Budaya kesetaraan (Culture of Equality) – Kondisi dimana 40 faktor yang mendorong peningkatan di lingkungan kerja hadir. Semakin banyak faktor yang diterapkan semakin banyak karyawan yang meningkat dan lebih sejahtera.

[2] https://www.globalinnovationindex.org/analysis-indicator

Related stocks: NYSE:ACN

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_releases_right_column_video_module_shtml

Berita Video Terpilih

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_footer_shtml
Pencarian
  1. Produk & Layanan
  2. Cari Rilis Berita
  3. Pusat Informasi
  4. bagi Jurnalis & Media
  5. Hubungi Kami