omniture
from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_header_shtml
PR Newswire: news distribution, targeting and monitoring
en_US id_ID

Duta Besar Indonesia Bahas Peluang Ekonomi dan Perang Dagang Dunia di UVA Darden

2019-09-21 09:23

CHARLOTTESVILLE, Virginia, 21 September 2019 /PRNewswire/ -- Setelah krisis moneter Asia pada 1997, Indonesia—tercerai berai akibat kerusuhan sosial dan goyahnya perekonomian—berada di ambang perpecahan.            

Pada 2019, negara kepulauan yang terbentang luas ini—dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia—telah memantapkan posisinya sebagai kekuatan ekonomi global, dan baru-baru ini merampungkan pemilihan presiden yang demokratis dengan partisipasi pemilih sebesar 81 persen.

Tingkat partisipasi pemilih tersebut, menurut Mahendra Siregar, Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, tergolong sebagai "pekerjaan yang sangat sulit".

Alih-alih terpecah menjadi lusinan negara terpisah, negara dengan 17.000 pulau ini tetap utuh, serta mampu merestrukturisasi utang, sistem perekonomian dan politiknya secara efektif.

"Krisis selalu menjadi momen yang tepat untuk mereformasi diri," kata Siregar.

Berbicara di University of Virginia Darden School of Business dalam Leadership Speaker Series, Siregar mengulas kondisi negara berpengaruh ini, dengan perekonomian yang tumbuh lebih dari 5 persen per tahun, anjloknya tingkat kemiskinan, dan rendahnya tingkat pengangguran.

Indonesia tengah berinvestasi besar-besaran demi menjaga momentum, tutur Siregar, berfokus pada pendidikan, infrastruktur, dan program kesehatan serta mempromosikan inovasi sebagai alat untuk menggerakkan perekonomian. Siregar berkata, jika perkembangan ekonomi terus berjalan dengan pesat, Indonesia bisa menjadi perekonomian terbesar keempat di dunia pada 2045. 

Darden School menjalin hubungan jangka panjang dengan Indonesia, memiliki jumlah lulusan aktif di Jakarta.

Di antara serangkaian beasiswa yang tersedia, Darden menawarkan Indonesia Fellowship, sebuah beasiswa lengkap yang menanggung biaya kuliah untuk warga negara Indonesia yang memenuhi syarat akademis, dan terbukti membutuhkan bantuan keuangan. Beasiswa ini dapat digunakan baik dalam program MBA purnawaktu atau Executive MBA.

Siregar, bertemu dengan sejumlah mahasiswa dan tenaga pengajar asal Indonesia di UVA dalam kunjungannya, mengadakan sesi makan siang bagi kalangan ilmuwan yang berminat dengan Indonesia, serta membahas sejumlah peluang kepemimpinan UVA untuk berkolaborasi, antara UVA dan berbagai universitas serta perusahaan di Indonesia.

Saat ini, Siregar mengusulkan cara pandang terhadap Indonesia di dalam konteks "kawasan terpadu" di Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), organisasi regional yang terdiri atas 10 negara di Asia Tenggara, secara bersama-sama merupakan perekonomian terbesar kelima di dunia dengan PDB senilai $ 2,8 triliun.

ASEAN menjadi pasar ekspor terbesar keempat bagi Amerika Serikat, setelah Kanada, Meksiko, dan Tiongkok, menurut Siregar, dengan interkoneksi ekonomi yang menghubungkan beragam sektor, dari pertanian hingga pariwisata. 

Mengingat lokasi dan peran strategisnya, Indonesia memiliki posisi menguntungkan di tengah perang dagang Amerika Serikat-Tiongkok, kata Siregar. 

Menurut duta besar ini, meski sengketa dagang yang tengah berlangsung terus membayangi-bayangi perekonomian dunia, Amerika Serikat mengambil langkah penting untuk menantang sebuah perekonomian yang berorientasi ekspor dengan perindustrian yang disubsidi secara besar-besaran dan bergantung kepada mata uang yang terdevaluasi. 

"Ini bukan sebuah kritik, sebab hal-hal tersebut telah menjadi bagian penting dari kebijakan pembangunan Tiongkok, namun sangat membebani mitra-mitra dagang dengan basis perindustrian yang berdasarkan iklim usaha bebas dan adil," ujar Siregar. "Indonesia tidak kebal dari permasalahan tersebut, karena Indonesia telah mengalami defisit perdagangan struktural dengan Tiongkok dalam 30 tahun terakhir."

Siregar menyatakan, sejumlah aturan multilateral pada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) telah terbukti tidak efektif, dan memperkirakan bahwa negosiasi-negosiasi bilateral yang tengah berlangsung antara Amerika Serikat dan Tiongkok semakin lazim ditemui, sebab negara-negara memprioritaskan kepentingan nasionalnya. Kini, kita bersikap "tak realistis" bila mengharapkan sistem yang dibuat berdasarkan aturan WTO mampu memulihkan kesenjangan dalam sistem perdagangan dunia, jelas Siregar.  

Secara terbuka, ASEAN tidak membela pihak mana pun dalam perang dagang tersebut, sebab Amerika Serikat dan Tiongkok merupakan dua mitra dagang penting, namun duta besar ini mencermati kurangnya "kesamaan tujuan" di antara negara-negara anggota ASEAN, mengingat adanya kesenjangan perekonomian yang besar di antara negara-negara tersebut.

Agar dapat membuat landasan bagi kerja sama dan peluang ekonomi di masa mendatang dengan kedua negara, Indonesia harus dianggap sebagai mitra strategis bagi Amerika Serikat dan Tiongkok, kata Siregar, serta bersikap cermat untuk tidak membela salah satu pihak.

Dengan menekankan jalur luar biasa yang telah ditempuh Indonesia sekitar dua dekade untuk lolos dari perpecahan wilayah, Siregar mengatakan, ketidakpastian tentang kondisi perekonomian dan aliansi dunia bisa menghasilkan masa depan yang lebih tahan lama.

"Ketika orang mengkhawatirkan situasi perdagangan dan perekonomian global, kondisi politik dan geopolitik, serta mengatakan, 'Dunia akan kiamat,' jelas saja, Anda memiliki pandangan pesimis," tutur Siregar. "Jika Anda optimis, sekarang ialah saat yang tepat untuk mereformasi berbagai pemerintahan dunia. Jadi, hal tersebut kembali lagi kepada diri Anda sendiri."

Tentang University of Virginia Darden School of Business
University of Virginia Darden School of Business menghadirkan pengalaman pendidikan bisnis yang terbaik di dunia untuk mempersiapkan berbagai pemimpin dengan semangat kewirausahaan, jangkauan global, dan tanggung jawab melalui program MBA, Ph.D., MSBA dan Executive Education. Sejumlah tenaga pengajar Darden yang terkemuka dikenal atas keunggulan pengajaran dan memajukan pengetahuan bisnis yang praktis lewat penelitian. Darden berdiri pada 1955 di University of Virginia, universitas publik ternama yang dibentuk Thomas Jefferson pada 1819 di Charlottesville, Virginia.

Logo - https://mma.prnewswire.com/media/564977/University_of_Virginia_Darden_School_of_Business_Logo.jpg  

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_releases_right_column_video_module_shtml

Berita Video Terpilih

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_footer_shtml
Pencarian
  1. Produk & Layanan
  2. Cari Rilis Berita
  3. Pusat Informasi
  4. bagi Jurnalis & Media
  5. Hubungi Kami