omniture
from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_header_shtml
PR Newswire: news distribution, targeting and monitoring
en_US id_ID ja ko_KR ms_MY th_TH vi_VN

Masa Depan Segera Hadir: Komunitas S&T Internasional Sangat Ingin Bekerja sama dengan Para Koleganya di Tiongkok

2019-12-07 02:50

BEIJING, 7 Desember 2019 /PRNewswire/ -- Tahun 2019 merupakan hari jadi Republik Rakyat Tiongkok ke-70. Untuk itu, Science and Technology Daily mewawancarai sekelompok pemimpin internasional di bidang sains, dan mengkaji sejarah perkembangan Tiongkok di bidang tersebut serta kisah-kisah pribadi mereka. Para pakar ini juga sangat berharap pada kerja sama sains dan teknologi (S&T) dengan Tiongkok di masa depan.

Perkembangan sains dan teknologi menggerakkan momentum pertumbuhan Tiongkok

Kazuki Okimura, Principal Fellow, JST, sangat memuji pencapaian penting yang dibuat Tiongkok dalam artikel opininya: "Tiongkok telah membangun jaringan transportasi yang sangat maju berupa jalur kereta api dan jalan raya supercepat. Skala dari jaringan transportasi ini 10 kali lebih luas dari yang dimiliki Jepang saat ini. Berbagai bandara dan pelabuhan baru muncul di mana-mana, dilengkapi teknologi yang paling inovatif serta canggih. Jaringan komunikasi Tiongkok dan sistem jaringan listriknya termasuk yang paling terkemuka di dunia. Untuk itu, Tiongkok tengah menjadi perekonomian terbesar dan paling efisien dalam sejarah dunia."

Wang Lin, Analis Clarivate di Asia Pasifik, menyortir perkembangan Tiongkok dalam riset sains dasar menurut data literatur ilmiah di dunia. "Sejak 1980-an, Tiongkok telah menghasilkan berbagai pencapaian luar biasa di sejumlah disiplin ilmu. Tiongkok menduduki peringkat pertama dalam jumlah karya riset di ilmu material, peringkat kedua dalam ilmu pertanian, kimia, ilmu komputer, teknik, lingkungan dan ekologi, ilmu bumi, matematika, serta fisika. Pada 2006, Tiongkok mengungguli Inggris untuk pertama kalinya dalam hal jumlah karya ilmiah yang diterbitkan. Pencapaian tersebut membuat Tiongkok berada di peringkat kedua di dunia, setelah Amerika Serikat."

Namun, kontribusi Tiongkok bagi komunitas global lewat karya ilmiah hanyalah fenomena gunung es. Bagaimana komunitas sains dunia menilai perkembangan Tiongkok dan momentum pertumbuhannya? 

Phil Coates, Director, Polymer Interdisciplinary Research Center di University of Bradford dan Profesor di Royal Academy of Engineering, berbagi pandangannya dalam sebuah wawancara bersama reporter Science and Technology Daily: saat ini, berbagai dukungan pemerintah Tiongkok terhadap karya ilmiah telah tersedia.

"Kalangan pemerintah Tiongkok, dari Beijing hingga pemerintah lokal, sangat mengutamakan dan mendukung perkembangan sains dan teknologi, khususnya dalam riset dasar di berbagai disiplin ilmu," ujar Mohammad, seorang ahli matematika di Anhui University yang setuju dengan pendapat Profesor Coates. "Ketika saya berbincang-bincang dengan para ahli matematika di seluruh dunia, termasuk dari Amerika Serikat, mereka berkata, "Jika Anda saat ini ingin melakukan penelitian, maka pergilah ke Tiongkok."

"Sangat ditunggu-tunggu" -- istilah yang kerap digunakan kalangan ilmuwan dunia tentang kerja sama dengan Tiongkok di masa depan (subjudul kedua)

Sir Paul Nath, pakar Biologi ternama asal Inggris, pemenang penghargaan Nobel, serta ilmuwan asing di Chinese Academy of Sciences, mengatakan kepada reporter bahwa sains menjadi bahasa pemersatu yang digunakan seluruh umat manusia; kerja sama sains dan teknologi (S&T) tak hanya bermanfaat bagi perkembangan S&T, namun juga langkah penting dalam mempromosikan persahabatan antarnegara.

Vialatte Philippe, Kepala Sains dan Teknologi dalam Delegasi Uni Eropa bagi Tiongkok, berkomentar, "Tiongkok berkembang dengan kecepatan yang luar biasa dalam inovasi teknologi." Dia ingin melihat lebih banyak kerja sama Tiongkok-Eropa dalam inovasi S&T di bawah naungan kerangka "Horizon Europe" di masa mendatang.

"Tiongkok dan Perancis merupakan mitra yang sangat terbuka dan baik dalam industri farmasi," kata Alain Mérieux, President, Fondation Mérieux. "Sebuah negara tidak seharusnya memblokir pertukaran sains dan teknologi demi alasan politis. Perancis selalu berperan penting dalam pertukaran dengan Tiongkok (di komunitas negara-negara Barat). Kedua negara akan terus menjalin kerja sama yang saling menguntungkan di banyak bidang, termasuk energi nuklir untuk kepentingan sipil, biologi, dan lain sebagainya."

"Kerja sama yang saling menguntungkan antara Uzbekistan dan Tiongkok dalam sains dan teknologi akan menguntungkan seluruh dunia," jelas Stanislav Prokopchuk, seorang reporter dari Uryadovy Kuryer. Dia menambahkan, "Ukraina dan Tiongkok memiliki potensi besar dalam sains dasar dan teknologi terapan; kami sangat berharap untuk mewujudkan kerja sama dalam pembangunan pusat riset dan inovasi dalam waktu yang tak lama lagi."

Aleksandar Titkov, Kepala Sains dan Proyek Pendidikan di Kantor Berita dan Radio Sputnik, menggarisbawahi bahwa peningkatan proyek bersama antara berbagai lembaga pendidikan tinggi di kedua negara akan "menghasilkan berbagai kepentingan dan keuntungan bersama." Moris Topaz, pakar kedokteran ternama asal Israel dan peraih "China Friendship Award," berkata, "Bidang kedokteran sangat beraneka ragam sehingga mendatangkan potensi besar bagi kerja sama antara para pakar Tiongkok dan Israel."

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_releases_right_column_video_module_shtml

Berita Video Terpilih

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_footer_shtml
Pencarian
  1. Produk & Layanan
  2. Cari Rilis Berita
  3. Pusat Informasi
  4. bagi Jurnalis & Media
  5. Hubungi Kami