Hari Ibu: Kenangan Xi Jinping saat tumbuh dewasa bersama sang ibu

BEIJING, 12 Mei 2020 /PRNewswire/ -- Bagi Presiden Tiongkok Xi Jinping, "Keluarga ialah tempat belajar pertama untuk setiap orang, dan orang tua menjadi guru pertama bagi anak-anaknya." Demikian yang biasa disampaikan ibunya, Qi Xin, dan perkataan tersebut terus melekat di benak Xi Jinping.

Di Hari Ibu ini, stasiun televisi Tiongkok China Central Television (CCTV) menyiarkan sebuah kisah yang mengenang masa kecil presiden Tiongkok, dan bagaimana wawasan yang diberikan sang ibu bermanfaat di sepanjang hidup Xi.

Foto keluarga Xi Jinping pada 1959. /CCTV

Foto keluarga Xi Jinping pada 1975. /CCTV

"Orang tua dan warga lansia harus mewariskan budi pekerti kepada anak-anaknya dari usia dini. Dengan demikian, mereka bisa membangun integritas moral dan kebaikan. Anak-anak pun dapat berkembang menjadi sosok yang bisa berkontribusi kepada negara dan masyarakat," ujar Qi.

Qi, lahir pada 1926, bergabung dengan Partai Komunis Tiongkok pada 1943 ketika berusia 17 tahun. Dia setia mendukung sejumlah nilai dan prinsip yang dipegang Partai.

Xi mengenang saat dia berusia sekitar lima atau enam tahun, sang ibu mengajarinya untuk "mengabdi kepada negara dengan kesetiaan tinggi." Qi menggendongnya ke toko buku dan membeli buku tentang Yue Fei, seorang jenderal Tiongkok. 

Setelah mereka pulang, Qi mengisahkan ibu Yue Fei yang menato empat aksara Mandarin, secara harfiah berarti "melayani negara dengan kesetiaan tinggi," di punggung anaknya.

"Yue Fei pasti sangat kesakitan saat ditato di punggung," kenang Xi. "Namun, ibu saya berkata, meski kesakitan, Yu Fei mengenangnya dengan sepenuh hati."

Sejak itu, Xi menjadikan kata-kata tersebut sebagai tujuan hidupnya.

Qi menjalani hidup bersahaja dan menjadi tradisi bagi keluarganya. Terlepas dari beratnya mengurus keluarga sambil bekerja, pekerjaan Qi tak pernah terganggu. Gaya hidup dan suasana keluarga tersebut telah menjadi nilai-nilai yang dipegang Xi.

"Seseorang yang tidak berintegritas dan berdisiplin sulit menjadi sosok tangguh. Kita harus mengingat bahwa kejujuran ialah berkat dan keserakahan ialah kutukan. Kita juga harus memiliki pandangan yang benar tentang kekuasaan, status, dan kepentingan," ujar Qi tentang disiplin dalam sebuah surat yang ditulisnya untuk Xi. Itu sebabnya, Xi telah menanamkan prinsip-prinsip ini dalam ideologi dan praktik tata kelolanya.

Xi sangat menyayangi keluarganya, namun sebagai pemimpin, dia sulit mengunjungi mereka ketika hari libur.

Saat Hari Raya Imlek 2001, Qi menghubungi putranya, dan berkata bahwa selama Xi bekerja dengan sebaik-baiknya, maka dia telah berbakti kepada orang tuanya.

Dukungan Qi sangat menginspirasi anaknya untuk mengabdi kepada masyarakat dengan tujuan untuk mewujudkan kehidupan yang baik bagi berbagai keluarga di Tiongkok.

Xi telah berulang kali menyampaikan bahwa dirinya "mengasihi masyarakat seperti orang tuanya sendiri."

Qi juga menemui berbagai kendala di masa-masa yang sulit. Dia mengurus keluarganya sebagai seorang ibu yang tabah dan penuh kasih sayang. Berkat kegigihan Qi, seluruh keluarganya memiliki keberanian untuk mengatasi kesulitan.

Seiring berjalannya waktu dan terlepas dari jabatannya, Xi selalu mengenang kata-kata sang ibu sebagai pandangan hidupnya. 

Artikel asli: https://news.cgtn.com/news/2020-05-10/Mother-s-Day-Memories-of-Xi-Jinping-growing-up-with-his-mother-QnkBAz3EIw/index.html?from=groupmessage&isappinstalled=0

Video - https://cdn5.prnasia.com/202005/CGTN/video.mp4
Foto - https://photos.prnasia.com/prnh/20200511/2800057-1-a?lang=0
Foto - https://photos.prnasia.com/prnh/20200511/2800057-1-b?lang=0
Logo - https://photos.prnasia.com/prnh/20200228/2733726-1-logo?lang=0