omniture
from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_header_shtml
PR Newswire: news distribution, targeting and monitoring
id_ID ko_KR th_TH

Bagaimana pendekatan berorientasi rakyat dijalankan di Tiongkok?

2020-06-18 09:46

BEIJING, 18 Juni 2020 /PRNewswire/ -- Sebuah laporan CGTN:

Tiongkok telah bertekad untuk memberantas kemiskinan dan menyelesaikan pembangunan masyarakat yang cukup sejahtera pada tahun 2020. Hal ini tercantum dalam laporan kerja pemerintah yang dikirimkan untuk sesi ketiga Kongres Rakyat Nasional (National People's Congress/NPC) Ke-13 pada Mei lalu. NPC diadakan di tengah berbagai tantangan yang ditimbulkan pandemi COVID-19.

 

Demi menjalankan misi tersebut, sebanyak 5,51 juta warga di 52 kabupaten harus bisa keluar dari garis kemiskinan, paling cepat dalam tempo enam bulan.

Upaya Tiongkok telah menghadirkan berbagai peluang hidup yang lebih baik bagi masyarakat prasejahtera. Lebih dari 93 juta masyarakat pedesaan di Tiongkok telah keluar dari garis kemiskinan pada periode 2013-2019. Selama tujuh tahun berturut-turut, lebih dari 10 juta masyarakat Tiongkok berhasil keluar dari garis kemiskinan setiap tahun.

Presiden Xi Jinping, saat mengunjungi Wilayah Otonom Ningxia Hui di Tiongkok barat laut dari 8-10 Juni, berkata bahwa kesuksesan tersebut mencerminkan kearifan lokal dari bangsa Tiongkok dan keunggulan sistem sosialis dengan ciri khas Tiongkok. Para warga dari seluruh kelompok etnis saling bekerja sama menuju terciptanya masyarakat yang cukup sejahtera dalam seluruh aspek.

Filosofi yang berorientasi pada rakyat dan pemberantasan kemiskinan

Pendekatan yang berorientasi pada rakyat berperan penting dalam filosofi politik Xi. Pendekatan ini turut menjadi bagian dari agenda negara, bersama upaya memerangi korupsi, pemberantasan kemiskinan, dan peningkatan taraf hidup rakyat, serta pencegahan dan pengendalian COVID-19.

Sejak menjadi Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok (CPC) pada 2012, Xi telah menyampaikan "keinginan rakyat untuk menjalani kehidupan yang lebih baik menjadi misi kami" dalam beberapa kesempatan.

"Tak ada satu pun kelompok etnis minoritas yang tersingkir dari upaya negara untuk membangun masyarakat yang cukup sejahtera pada seluruh aspek," ujar Xi dalam kunjungannya ke Ningxia pada Juni, saat membahas isu pemberantasan kemiskinan.

Xi mendorong agar para pejabat dan anggota partai di wilayah lokal untuk menegakkan filosofi pembangunan yang berorientasi pada rakyat, mengutamakan kepentingan petani dalam pengembangan berbagai proyek pertanian modern dan pariwisata kebudayaan guna menambah pendapatan mereka.

Memprioritaskan rakyat dan jiwa manusia di tengah pandemi COVID-19

Filosofi yang berorientasi pada rakyat telah berperan penting dalam pencegahan dan pengendalian COVID-19 di Tiongkok. Setelah wabah COVID-19 terjadi, Komite Sentral CPC, dipimpin oleh Xi, segera merespons dan bertekad untuk melindungi kehidupan dan kesehatan warga dengan cara apa pun.

Pemerintah pusat memobilisasi tenaga kesehatan serta peralatan yang paling mutakhir dan sumber daya yang dibutuhkan dari seluruh negeri ke Hubei, provinsi yang paling terdampak COVID-19.

"Apa yang dimaksud dengan memprioritaskan rakyat?" tanya Xi secara retoris ketika berbicara dengan para perwakilan dari Inner Mongolia di hari pertama pertemuan tahunan NPC pada 22 Mei lalu.

"Sekitar 10 tenaga kesehatan dengan cermat merawat pasien selama berhari-hari, dan akhirnya berhasil menyelamatkan nyawa pasien. Jadi, ada banyak orang yang bekerja sama demi satu orang pasien. Artinya, kita perlu melakukan segala hal (untuk menyelamatkan jiwa manusia)," jelas Xi tentang kasus pasien COVID-19 yang berusia 87 tahun, seperti disampaikan Dr. Luo Jie yang menjadi perwakilan Provinsi Hubei dalam NPC Ke-13.

"Kami ingin menyelamatkan jiwa manusia dengan segala cara. Terlepas dari berapa usia pasien dan seberapa parah kondisinya, kami pantang menyerah," kata Xi.

Selama pandemi COVID-19 terjadi, berbagai tenaga kesehatan di seluruh dunia menemui fakta bahwa penduduk lansia termasuk golongan pasien yang paling sulit dirawat dan memerlukan sumber daya medis yang paling mutakhir. Tiongkok telah memberikan perawatan yang sama untuk para pasien, terlepas dari usia atau status ekonominya.

Dalam laporan kerja pemerintah tahun ini, perekonomian Tiongkok tercatat  mengalami pertumbuhan negatif pada Triwulan I-2020, namun "hal ini setimpal" dengan upaya penanganan COVID-19 dan menyelamatkan jiwa manusia.

Untuk membaca artikel aslinya, silahkan klik DI SINI.

Video - https://cdn5.prnasia.com/202006/cgtn/video.mp4

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_releases_right_column_video_module_shtml

Berita Video Terpilih

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_footer_shtml
Pencarian
  1. Produk & Layanan
  2. Cari Rilis Berita
  3. Pusat Informasi
  4. bagi Jurnalis & Media
  5. Hubungi Kami