Robots yang bisa Merasa, dapat Berpikir dan Bertindak

SINGAPURA, 9 September 2020 /PRNewswire/ -- Di tengah merosotnya jumlah penduduk usia kerja dan terbatasnya tenaga kerja, banyak industri menemui kendala besar, khususnya sektor logistik. Temukan bagaimana Toshiba berupaya memenuhi kebutuhan sektor manufaktur, distribusi, dan logistik untuk memekanisasi dan mengotomatisasi kegiatan operasional dengan solusi robot yang canggih.

Untuk rilis multimedia selengkapnya, silakan klik di sini: https://www.prnasia.com/mnr/toshiba_202009.shtml

Technologies to support an intelligent robot

Robots can estimate their own location using image recognition technology; the images they “see” are used to estimate their own location, thereby eliminating the need for rails or markers

The robot arm’s force sensor, which detects contact between boxes and walls, allows it to place boxes at the edge of a container, as a human being would.

Toshiba’s Safety Technologies

Robot-robot yang sangat cerdas dan peran mereka di dunia

Meski robot-robot industri bisa digunakan dalam parameter yang telah ditentukan secara pasti, mereka tak mampu memilih metode yang paling efisien untuk mengikuti skenario kerja yang terus berkembang. Robot cerdas harus diciptakan untuk melakukan kerja yang tidak teratur—robot yang mampu "melihat" dengan teknologi pemindaian gambar (image recognition), "berpikir" dengan teknologi perencanaan gerakan (motion planning), serta "bertindak" dengan teknologi pengendalian (control technology).

Bagi robot, teknologi pemindaian gambar berfungsi seperti mata manusia. Teknologi ini membantu robot untuk membandingkan posisi riilnya dengan posisi standar. Dengan demikian, robot dapat memperkirakan lokasinya sendiri, serta bergerak secara leluasa dan akurat bahkan di sejumlah tempat yang tak dilengkapi rel atau jalur penanda.

Sementara, teknologi perencanaan gerakan membantu robot untuk merancang gerakan yang ideal. Robot mengolah informasi yang diperoleh dari teknologi pemindaian gambar, lalu menjalankan serangkaian simulasi melalui model-model yang disimulasikan komputer, serta menciptakan rencana gerakan yang paling tepat.

Ketika rencana gerakan tercipta, langkah selanjutnya ialah "melakukannya" dengan teknologi pengendalian. Bagi manusia, hal ini merupakan keahlian untuk bergerak secara piawai. Di Toshiba, robot arm harus bisa melakukan gerakan di luar simulasi agar dianggap piawai.

Di masa mendatang, manusia akan bekerja dengan robot dalam jarak yang semakin dekat. Ada tantangan besar untuk menjamin aspek keselamatan kerja ketika menggantikan manusia dengan tenaga robot. Sederet teknologi keselamatan kerja berdasarkan standar seperti ISO13849-1 dapat melindungi manusia dari robot.

Toshiba merasa optimistis bahwa seluruh teknologi yang mendukung robot harus mengutamakan keselamatan manusia. Untuk itu, prioritas pertama bagi Toshiba ialah menyingkirkan kemungkinan terjadinya insiden-insiden tersebut mulai tahap pengembangan awal.

Foto - https://photos.prnasia.com/prnh/20200819/2889623-1-a?lang=0
Foto - https://photos.prnasia.com/prnh/20200819/2889623-1-b?lang=0
Foto - https://photos.prnasia.com/prnh/20200819/2889623-1-c?lang=0
Foto - https://photos.prnasia.com/prnh/20200819/2889623-1-d?lang=0