SINGAPURA, 10 Desember 2020 /PRNewswire/ -- Acronis, pemimpin industri proteksi siber global, pada hari ini menerbitkan Acronis Cyberthreats Report 2020, kajian mendalam atas situasi dan proyeksi ancaman siber untuk tahun mendatang. Tantangan proteksi dan keamanan data kini semakin besar sebab orang beralih bekerja dari jarak jauh di tengah pandemi Covid-19. Untuk itu, Acronis mengingatkan, 2021 akan memunculkan aktivitas kejahatan siber yang agresif, sejalan dengan aksi pelaku kriminal yang beralih dari enkripsi data menjadi pencurian data (data exfiltration).
Aksi ransomware terus menjadi ancaman terbesar, dan hampir setengah dari jumlah kasus yang ditemui pada 2020 adalah Maze ransomware. Lebih lagi, Acronis Cyberthreats Report melaporkan, semakin banyak penjahat siber yang memaksimalkan keuntungan finansialnya. Tak puas mengutip uang tebusan sebagai imbalan untuk mendekripsi (decrypt) data yang telah dibobol, mereka juga mencuri data resmi—dan kadang mempermalukannya—sebelum melakukan enkripsi. Mereka lalu mengancam untuk membongkar data curian ini kepada publik jika sang korban tidak mau memberikan uang tebusan.
Para analis Acronis menemukan bukti bahwa lebih dari 1.000 perusahaan di seluruh dunia telah mengalami pembobolan data setelah serangan ransomware pada 2020—tren yang diperkirakan terus meningkat pada tahun depan, melampaui jumlah kasus enkripsi data sebagai taktik utama pelaku kriminal.
"Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, 2020 menimbulkan segudang tantangan bagi praktisi TI, organisasi, dan penyedia layanan yang mendukung mereka," catat Stas Protassov, salah seorang pendiri dan Technology President Acronis. "Kami telah mengamati betapa cepatnya pelaku kriminal tersebut mengubah pola serangan agar sesuai dengan situasi TI terkini. Dengan mengkaji sejumlah aktivitas, serangan, dan tren, kami telah mendeteksi ancaman-ancaman siber, serta menyajikannya dalam laporan terbaru. Kami ingin membantu mitra-mitra dan komunitas TI pada umumnya untuk bersiap menghadapi ancaman-ancaman yang berada di depan mata."
Sejumlah temuan dari "Acronis Cyberthreats Report"
Beberapa temuan dalam "Acronis Cyberthreats Report" termasuk:
Respons yang berevolusi guna mengatasi ancaman yang berevolusi
"Untuk sejumlah solusi dan strategi yang tersedia saat ini, tren-tren serangan siber terbaru telah menunjukkan konsep keamanan siber yang lama telah mengalami kegagalan—biasanya akibat teknologi yang lemah dan kekeliruan manusia, dua hal yang sebetulnya bisa dihindari," lanjut Candid Wüest, VP, Cyber Protection Research, Acronis, salah seorang penulis laporan tersebut. "Sama seperti pelaku kriminal siber yang mengembangkan serangannya, organisasi juga harus mengembangkan proteksi dan keamanan data. Solusi proteksi siber yang lengkap menawarkan integrasi dan otomatisasi sehingga mengatasi kerumitan, mengoptimalkan kinerja, dan mempermudah proses pemulihan bencana ketika sebuah serangan siber berhasil membobol jaringan."
Acronis merupakan pelopor proteksi siber, yakni menggabungkan proteksi data, keamanan siber, dan endpoint management. Demi melindungi seluruh data, aplikasi, dan sistem, solusi-solusi Acronis didesain untuk menangani Lima Vektor Proteksi Siber—aspek keamanan, aksesibilitas, privasi, autentisitas, dan keamanan (safety, accessibility, privacy, authenticity, and security/SAPAS)
Penyusunan "Acronis Cyberthreats Report 2020"
"Acronis Cyberthreats Report 2020" disusun berdasarkan kajian atas serangan dan ancaman yang dihimpun oleh jaringan global Acronis Cyber Protection Operations Centers (CPOC). CPOC memantau dan mengkaji ancaman siber selama 24/7. Data malware dikumpulkan oleh lebih dari 1.000 unique endpoint di seluruh dunia yang memakai Acronis Cyber Protect, diluncurkan pada Mei 2020, serta meliputi serangan-serangan yang menyasar endpoint yang terdeteksi antara Juni dan Oktober.
Laporan selengkapnya memuat kajian mendalam tentang tren-tren keamanan/ancaman siber yang diamati CPOC pada 2020. CPOC mengevaluasi sekelompok malware dan statistik terkait, analisis menyeluruh terhadap beberapa kelompok ransomware yang paling berbahaya, kerentanan yang berkontribusi terhadap kesuksesan serangan, serta proyeksi dan rekomendasi Acronis tentang keamanan data untuk 2021.
Tautan untuk mengunduh "Acronis Cyberthreats Report 2020" yang selengkapnya tersedia di sini.
Tentang Acronis
Acronis menggabungkan proteksi data dan keamanan digital guna menyediakan proteksi siber yang terintegrasi dan otomatis, serta mampu memenuhi berbagai tantangan keselamatan, aksesibilitas, privasi, autentisitas, dan keamanan (safety, accessibility, privacy, authenticity, and security/SAPAS) di dunia digital yang modern. Dengan model-model implementasi yang fleksibel, dan memenuhi kebutuhan para penyedia layanan dan praktisi TI, Acronis menawarkan proteksi siber terbaik untuk data, aplikasi, dan sistem. Proteksi ini dilengkapi antivirus generasi baru yang inovatif, solusi pencadangan data, pemulihan bencana (disaster recovery), serta endpoint protection management. Acronis juga memiliki antimalware berbasiskan AI dan sejumlah teknologi autentikasi data yang berbasiskan blockchain. Keduanya telah memenangi penghargaan. Acronis melindungi lingkungan kerja apa pun—dari cloud hingga hybrid dan on-premise—dengan biaya terjangkau dan mudah diprediksi.
Berdiri di Singapura pada 2003 dan terdaftar di Swiss pada 2008, Acronis kini memiliki lebih dari 1.500 pegawai di 33 lokasi yang tersebar di 18 negara. Sederet solusi Acronis mendapat kepercayaan dari 5,5 juta lebih pengguna rumahan dan 500.000 perusahaan, termasuk 100% perusahaan yang tercantum dalam peringkat Fortune 1000, serta tim olahraga profesional papan atas. Berbagai produk Acronis tersedia melalui 50.000 mitra dan penyedia layanan di 150 lebih negara, serta tersedia dalam lebih dari 40 bahasa.