omniture
from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_header_shtml
PR Newswire: news distribution, targeting and monitoring
en_US id_ID ja ko_KR ms_MY th_TH vi_VN

CGTN: Bagaimana pendekatan Tiongkok yang berorientasi pada rakyat diterapkan dalam pemberantasan Covid-19

2021-05-14 15:19

BEIJING, 14 Mei 2021 /PRNewswire/ -- Tahun 2020 membawa salah satu ujian terberat dalam sejarah modern ketika pandemi yang mematikan melanda seluruh dunia, dan menjungkirbalikkan kehidupan masyarakat. Tiongkok, negara dengan penduduk terbanyak di dunia, segera melancarkan "perang rakyat" melawan Covid-19, serta bertekad untuk selalu melindungi kehidupan dan kesehatan rakyat.

Memprioritaskan rakyat bukanlah kebijakan baru di Tiongkok.

"Partai dan rakyat kami selalu bersatu dan menggalang persatuan. Hal ini menjadi jaminan dasar bagi Partai untuk mengatasi segala kesulitan dan risiko. Seperti sebuah ungkapan, 'Siapa yang memenangi hati rakyat, mampu menguasai negara; siapa yang merugikan rakyat akan kehilangan negara'."

-  Presiden Tiongkok Xi Jinping, pada 1 Juli 2016.

Ungkapan "Siapa yang memenangi hati rakyat, mampu menguasai negara; siapa yang merugikan rakyat akan kehilangan negara" berasal dari karya kuno dalam "Book of Rites (Li Ji)", salah satu dari Lima Karya Klasik dalam Kitab Konfusius.

Lebih dari 2.000 tahun setelahnya, ungkapan ini tetap relevan—terbukti dari kesuksesan Tiongkok dalam penanganan wabah virus korona baru. Ketika kondisi darurat kesehatan publik semakin nyata, pemerintah Tiongkok memimpin bangsa dan negara dalam mengatasi bahaya.

Pesannya jelas: Rakyat selalu diprioritaskan.

Perang rakyat  

Peperangan melawan Covid-19 terjadi di provinsi Hubei, Tiongkok Tengah, dan ibukotanya, Wuhan. Tiongkok mengerahkan dokter, peralatan, dan sumber daya terbaik ke wilayah tersebut. Seluruh biaya pengobatan ditanggung oleh pemerintah. 

Lebih dari 42.000 tenaga kesehatan dari seluruh Tiongkok dikirim ke Hubei. Dua rumah sakit khusus—Huoshenshan dan Leishenshan—pun dibangun, begitu pula beberapa rumah sakit sementara di Wuhan, guna merawat pasien.

Demi membantu kota-kota lain di Hubei, Tiongkok meluncurkan rencana "kolaborasi", dan mengerahkan bantuan dari wilayah-wilayah lain setingkat provinsi, bersama masyarakat di provinsi tersebut.

Pada 10 Maret 2020, Presiden Xi berkunjung ke Wuhan, episentrum wabah Covid-19 di Tiongkok. Dia mendatangi para pasien, mendengar pengalaman para tenaga kesehatan dan pekerja komunitas, dan berbincang-bincang dengan petugas polisi, prajurit militer, serta pejabat lokal yang berada di garis depan. Xi juga menekankan pentingnya dukungan publik demi memenangi perang rakyat melawan virus.

"Saya menilai respons Tiongkok luar biasa," kata Stephen McClure, seorang Konsultan Ilmu Informasi di Wuhan University, kepada CGTN.

"Berbagai langkah telah diambil dari jajaran teratas, mulai tingkat nasional, membantu masyarakat di Wuhan, sementara, sejumlah upaya juga dilakukan di tingkat bawah, dari komunitas yang merespons arahan tersebut dan saling berkoordinasi."

"Jadi, menurut saya, tak ada cara mengatasi pandemi selain melibatkan kerja keras dan keterlibatan warga guna menjamin keselamatan setiap orang. Saya tak menyaksikan negara mana pun yang sanggup menerapkan karantina wilayah, seperti di negara-negara Barat, tanpa infrastruktur seperti itu," lanjutnya.

Bangkit dari keterpurukan

Dalam kunjungannya, Presiden Xi berkata, "Rakyat yang gagah berani dari kota heroik akan mampu menaklukkan Covid-19, bangkit dari keterpurukan, dan membuat pencapaian besar di era baru."

Seluruh kerja keras ini telah membuahkan hasil, dan harapan Xi pun terwujud. Setelah kegigihan dan pengorbanan selama 76 hari, Wuhan mengakhiri karantina wilayah, dan kehidupan sehari-hari kembali berjalan normal di kota tersebut.

PDB Wuhan meningkat 58,4% pada Triwulan I-2021, dan kota ini mencatat kenaikan tahunan sebesar 92,2% dalam perdagangan internasional pada periode tersebut.

Tiongkok sempat terimbas Covid-19, namun bertindak cepat mengendalikan epidemi. Kini, Tiongkok mulai menggerakkan pemulihan ekonomi dunia. Perekonomian Tiongkok juga meningkat 18,3% secara tahunan pada Triwulan I-2021.

Namun, Tiongkok tetap waspada. Tiongkok terus menggencarkan vaksinasi: lebih dari 342,7 juta dosis vaksin Covid-19 telah diberikan kepada masyarakat di seluruh Tiongkok pada 11 Mei, menurut Komisi Kesehatan Nasional.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok berkata bahwa negara ini ingin memvaksinasi 70-80% penduduknya pada pertengahan tahun depan.

https://news.cgtn.com/news/2021-05-12/How-China-s-people-centered-approach-works-in-fight-against-COVID-19-10c6ccZkU6Y/index.html

Tautan terkait:
from common-pcom:html:key:id_segment_includes_releases_right_column_video_module_shtml

Berita Video Terpilih

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_footer_shtml
Pencarian
  1. Produk & Layanan
  2. Cari Rilis Berita
  3. Pusat Informasi
  4. bagi Jurnalis & Media
  5. Hubungi Kami