Menurut Survei YPO terbaru, keberagaman gender dalam perusahaan telah mengalami kemajuan, namun masih terdapat sejumlah tantangan besar

NEW YORK, 28 Mei 2021 /PRNewswire/ -- Etos kerja, kemampuan menjalin hubungan, dan semangat kerja menjadi aspek-aspek penting untuk menjadi pemimpin perusahaan. Hal ini tercantum dalam sebuah riset terbaru, "Global Chief Executive Gender Equality", yang dirilis YPO, Financial Times dan United Nations Women HeForShe pada hari ini di acara HeForShe Summit. Riset tersebut menghasilkan sejumlah temuan menarik tentang perjalanan seseorang menjadi pemimpin perusahaan.

Riset tersebut disusun berdasarkan survei yang digelar dari 10-22 Maret 2021, dan melibatkan 2.079 anggota YPO sebagai pemimpin perusahaan di 106 negara. Survei ini menyajikan analisis penting tentang kendala-kendala terkait gender yang dihadapi seseorang ketika menjadi pemimpin perusahaan. Di sisi lain, survei ini juga menghasilkan sejumlah temuan bermanfaat untuk mengatasi sejumlah kendala tersebut demi generasi mendatang.

Sejumlah temuan penting termasuk:

• Secara keseluruhan, 57% pemimpin bisnis menilai bahwa perusahaannya kini memiliki tingkat keberagaman gender secara moderat atau signifikan dibandingkan lima tahun lalu.
  
• Kurun waktu yang diperlukan seorang wanita untuk menjadi pemimpin perusahaan rata-rata dua tahun lebih lama.
  
• Lebih banyak wanita memegang jabatan manajemen, eksekutif senior, dan jenjang organisasi lainnya pada perusahaan yang dipimpin wanita. Pemimpin perusahaan wanita menyebutkan, 43% posisi eksekutif senior pada perusahaannya diisi oleh wanita; sementara, 26% posisi-posisi tersebut diisi kaum wanita pada perusahaan yang dipimpin pria. Di jenjang organisasi lainnya, 48% pegawai terdiri atas wanita pada perusahaan yang dipimpin wanita; 37% pegawai terdiri atas wanita pada perusahaan yang dipimpin pria.
  
• Pemimpin perusahaan wanita memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk "menyeimbangkan rasa hormat dengan daya tarik persona" (30%), dan "mengatasi prasangka orang atas dirinya sendiri" (20%) dibandingkan pemimpin perusahaan pria. Sebaliknya, hanya 9% pemimpin perusahaan pria yang harus mengatasi prasangka orang.
  
• Mengenai "perspektif budaya terkait gender", hanya 2% responden pria yang menghadapi hal tersebut ketimbang 47% responden wanita.
  
• Sebanyak 73% responden wanita mengambil cuti atau mengorbankan karier demi keluarga dibandingkan 42% responden pria yang mengalaminya.

Para anggota YPO menganjurkan beberapa hal agar pemimpin perusahaan dapat menciptakan jalur pengembangan karier yang lebih setara, termasuk:

• Pelatihan tentang bias gender
• Memprioritaskan rekrutmen untuk wanita
• Mendukung opsi bekerja secara fleksibel

Temuan selengkapnya dari survei ini tersedia di YPO.org.

Metodologi Survei YPO "Global Chief Executive Gender Equality":

Survei "Global Chief Executive Gender Equality" diikuti para anggota YPO dari 10-22 Maret 2021 dalam bentuk kuesioner daring. Sebanyak 2.079 anggota YPO, berusia dari 24-92, merespons survei ini. Sebanyak 23% sampel berasal dari kaum wanita, dan mewakili populasi YPO yang lebih besar. Responden ini berada di 106 negara. Tingkat kekeliruan sampel mencapai plus-minus 2,09 poin persentase, sedangkan, tingkat keyakinan atas sampel tercatat sebesar 95%.

Tentang YPO:
YPO ialah komunitas kepemimpinan global yang mencakup lebih dari 30.000 pemimpin perusahaan (chief executive) di 142 negara. YPO meyakini bahwa dunia membutuhkan para pemimpin yang lebih baik. Setiap anggota kami berhasil menjadi pemimpin penting di usia muda. Secara total, para anggota YPO memimpin bisnis dan perusahaan dengan pendapatan tahunan senilai US$ 9 triliun. Mereka saling menginspirasi dan menantang diri melalui pembelajaran sejawat (peer learning). Aktivitas YPO dilakukan di tengah komunitas inklusif yang mengutamakan sikap berbagi dan kepercayaan. Informasi lebih lanjut tersedia di ypo.org.

Logo - https://mma.prnasia.com/media2/1065220/YPO_Logo.jpg?p=medium600