BEIJING, 21 Juni 2021 /PRNewswire/ -- Ketika Tiongkok memberantas Covid-19, lebih dari 39 juta anggota Partai Komunis Tiongkok (CPC) melawan virus penyakit ini di garis depan, sementara, lebih dari 13 juta sukarelawan bergerak di tingkat komunitas. Hampir 400 orang di antaranya harus kehilangan nyawa demi menyelamatkan rakyat.
Berkat persatuan dan tekad menyelamatkan setiap nyawa dengan segala cara, Tiongkok telah menjadi salah satu negara tersukses membendung virus penyebab Covid-19.
Hal ini juga kembali membuktikan komitmen Tiongkok terhadap filosofi pembangunan yang memprioritaskan rakyat.
Warisan sejarah
Berpegang teguh pada filosofi pembangunan yang memprioritaskan rakyat telah menjadi kunci sukses bagi CPC selama 100 tahun terakhir. Sejak 57 anggota yang diwakili 13 deputi bertemu dalam Kongres Nasional pertama pada 1921, CPC telah berkembang pesat dan kini terdiri atas 91 juta anggota yang mengelola sebuah negara dengan penduduk 1,4 miliar jiwa.
Dengan basis sosialisme yang memiliki jati diri Tiongkok, CPC memimpin Tiongkok mengatasi berbagai kendala pembangunan. CPC juga menyokong Tiongkok untuk mandiri dan tumbuh lebih kuat, dan akhirnya menjadi negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia.
"Rakyat adalah aktor pembangunan bangsa dalam sejarah Tiongkok. Mereka menjadi kekuatan mendasar yang menentukan Partai kami dan masa depan negara," kata Presiden Tiongkok Xi Jinping, dan Sekretaris Jenderal Komite Sentral CPC.
Komitmen terhadap dunia
Saat Covid-19 melanda dunia, banyak negara membatasi ekspor komoditas pangan. Akibatnya, jumlah penduduk yang terancam ketahanan pangannya tercatat sebanyak 155 juta jiwa pada tahun lalu—angka tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Meski demikian, Tiongkok menjalankan perannya guna menjaga ketahanan pangan dunia. Langkah ini dilakukan Tiongkok dengan mengurangi impor pangan dan secara bertahap meningkatkan ekspor gandum serta beras. Tiongkok juga terus membantu negara-negara berkembang lainnya dalam kerangka kerja sama Selatan-Selatan.
Di dalam negeri, Tiongkok pun berhasil mencapai target pengentasan kemiskinan pada akhir 2020 setelah hampir 100 juta jiwa keluar dari garis kemiskinan selama delapan tahun terakhir.
Dalam lima tahun ke depan, Tiongkok ingin terus menjalankan rangkaian kebijakan, termasuk peningkatan pendapatan masyarakat, perluasan lapangan kerja, dan pengembangan sistem pendidikan bermutu tinggi.
"Tujuan utama dari seluruh tugas kami adalah mewujudkan kehidupan yang bahagia bagi rakyat. Tujuan ini menjadi cita-cita pendirian Partai untuk melayani rakyat dengan setulus-tulusnya," jelas Xi.
Xi selalu mengimbau para anggota CPC agar menjunjung cita-cita pendirian Partai, yakni melayani rakyat.