BEIJING, 22 Juni 2021 /PRNewswire/ -- Hari Ayah diperingati setiap hari Minggu ketiga pada Juni, dan, tahun ini, Hari Ayah jatuh pada 20 Juni.
Sosok Ayah selalu berpengaruh besar bagi anak-anaknya—hal serupa juga dialami Presiden Tiongkok Xi Jinping.
Xi mewarisi setidaknya tiga watak dari Sang Ayah, Xi Zhongxun (1913-2002), seorang pemimpin Partai Komunis Tiongkok (CPC) dan pemimpin negara.
Filosofi yang Memprioritaskan Rakyat
Banyak pemimpin Tiongkok merintis karier dari tingkat akar rumput. Mereka harus menangani kesulitan yang dialami rakyat biasa dan mempelajarinya. Pengalaman ini menjadi dasar yang baik dalam pendekatan praktis dan prioritas mereka terhadap rakyat ketika merumuskan kebijakan nasional.
Filosofi memprioritaskan rakyat adalah salah satu hal yang diperoleh Xi Jinping dari Sang Ayah. Menurut Ayahnya, pejabat pemerintah dan rakyat memiliki kedudukan setara, dan pejabat pemerintah harus selalu berada di tengah rakyat.
Sang Ayah pernah berkata kepada Xi, "Terlepas dari jabatan yang dipegang, Anda harus melayani rakyat dengan gigih, mengutamakan kepentingan umum dengan segenap hati, menjaga hubungan dengan rakyat, dan selalu bisa didekati oleh rakyat."
Dengan prinsip "melayani rakyat", Xi Jinping berkunjung ke 14 wilayah Tiongkok yang memiliki tingkat kemiskinan ekstrem setelah menjabat sekretaris jenderal Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok (CPC) pada November 2012. Dia mendatangi berbagai desa dan keluarga, serta menyampaikan kepada rakyat bahwa dia hanyalah "pelayan rakyat".
Dalam berbagai kunjungannya, Xi selalu berbincang dengan warga lokal, dan mengamati keseharian mereka. Dia juga menekankan tanggung jawab melayani rakyat kepada pejabat-pejabat lain.
Partai berhasil merebut hati rakyat karena selalu melayani rakyat dan memperjuangkan kesejahteraan seluruh kelompok etnis, menurut Xi, seperti yang disampaikannya berkali-kali dalam banyak kesempatan.
Pendekatan Merakyat
Mewarisi pendekatan merakyat dari Sang Ayah, Xi Jinping mengunjungi seluruh desa di Zhengding, Provinsi Hebei, sewaktu menjabat ketua CPC Tingkat kabupaten pada dekade 1980-an. Lalu, di Ningde, Fujian, Xi mendatangi sembilan kelurahan dalam tempo tiga bulan setelah menjabat sekretaris CPC Komite Prefektur Ningde, dan mengunjungi sebagian besar kota-kota kecil.
Pada 2002, setelah dia pindah tugas ke Provinsi Zhejiang, Tiongkok Timur, dia telah berkunjung ke seluruh 90 kelurahan dalam kurun waktu satu tahun. Saat bertugas di Shanghai pada 2007, dia mendatangi seluruh 19 distrik dan kelurahan selama tujuh bulan.
Perumusan Rencana Lima Tahun Ke-14 (2021-2025) untuk Pembangunan Ekonomi dan Sosial serta Target-Target Jangka Panjang hingga 2035 juga mencerminkan kajian dan pengamatan yang dilakukan Xi Jinping.
Dengan menggelar berbagai simposium, Xi mendengar berbagai opini dan anjuran tentang pembangunan ekonomi dan sosial Tiongkok dari seluruh lapisan masyarakat.
Menjalani kehidupan bersahaja
Keluarga Xi memiliki kebiasaan disiplin yang ketat di tengah anak-anaknya, dan menjalani kehidupan bersahaja. Xi Zhongxun meyakini bahwa jika seorang pejabat Partai ingin menerapkan disiplin bagi anggota-anggotanya, dia harus memulainya dari diri dan keluarga sendiri.
Xi Jinping dan adiknya biasa memakai pakaian dan sepatu bekas kakak-kakaknya. Setelah Xi Jinping menjadi pejabat senior, Sang Ibu mengumpulkan anggota keluarga dan melarang saudara-saudara Xi berbisnis di wilayah-wilayah kerja Xi.
Xi Jinping telah meneruskan tradisi tersebut dan selalu tegas menerapkan disiplin bagi anggota-anggota keluarganya. Di mana pun dia bekerja, dia terus meminta mereka agar tidak berbisnis di wilayah tersebut, atau menyelewengkan namanya. Jika mereka tidak mematuhinya, Xi akan "bersikap tegas tanpa pandang bulu". Sewaktu bertugas di Fujian, Zhejiang, atau Shanghai, Xi selalu berjanji di rapat-rapat resmi bahwa tidak ada satu orang pun yang bisa mengeruk keuntungan pribadi dengan memakai namanya. Dalam konteks ini, dia juga meminta mekanisme pengawasan ketat.