omniture
from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_header_shtml
PR Newswire: news distribution, targeting and monitoring
en_US id_ID ms_MY th_TH vi_VN

CGTN: Setelah target "Xiaokang" tercapai, CPC bertekad memimpin rakyat Tiongkok menuju kehidupan yang lebih baik dan revitalisasi

2021-07-02 23:18

BEIJING, 2 Juli 2021 /PRNewswire/ -- Pada Kamis lalu, Tiongkok mengumumkan pencapaian besarnya, yakni membangun masyarakat dengan tingkat kesejahteraan moderat dalam seluruh aspek, dijuluki "Xiaokang" dalam bahasa Mandarin. Pencapaian ini bertepatan dengan hari jadi Partai Komunis Tiongkok (CPC) ke-100.

"Kita telah mencapai target 100 tahun yang pertama, yakni membangun masyarakat dengan tingkat kesejahteraan moderat dalam seluruh aspek," kata Presiden Xi Jinping di sebuah rapat akbar di Lapangan Tian'anmen, Beijing.

Xi, juga menjabat Sekretaris Jenderal Komite Sentral CPC dan Ketua Komisi Militer Pusat, bertekad bahwa CPC akan memimpin rakyat Tiongkok menuju kehidupan yang lebih baik dan revitalisasi nasional.

CPC berdiri pada Juli 1921 dengan jumlah anggota sekitar 50 orang. Kini, CPC telah berkembang menjadi partai politik terbesar di dunia yang beranggotakan lebih dari 95 juta orang.

CPC telah mencanangkan dua target 100 tahun: Pertama, membangun masyarakat dengan tingkat kesejahteraan moderat dalam seluruh aspek pada 2021, yakni ketika CPC merayakan hari jadi ke-100; Kedua, membangun Tiongkok sebagai negara sosialis modern dalam seluruh aspek pada pertengahan abad ke-21 dalam rangka hari lahir Republik Rakyat Tiongkok (RRT) ke-100.

Dari cercaan menuju "Xiaokang"

Xi mengenang latar belakang sejarah sewaktu CPC terbentuk dan menjelaskan peranan CPC dalam upaya RRT mewujudkan revitalisasi nasional.

Menurut Xi, setelah Perang Opium pada 1840-an, Tiongkok secara bertahap menjadi masyarakat semikolonial dan semifeodal sehingga mendapat banyak cercaan, bahkan rakyatnya sangat sengsara. "Sejak itu, revitalisasi nasional telah menjadi cita-cita terbesar di tengah rakyat dan bangsa Tiongkok."

Setelah kegagalan upaya "penyelamatan bangsa", CPC pun terbentuk ketika Tiongkok sangat memerlukan ide-ide baru dan lembaga baru yang memimpin gerakan tersebut, seperti yang disampaikan Xi.

"Sejak pertama kali terbentuk, CPC bercita-cita mewujudkan kebahagiaan bagi rakyat Tiongkok dan merevitalisasi bangsa Tiongkok," ujar Xi.

Xi juga meringkas sederet upaya dan kesuksesan CPC dalam memimpin revolusi dan modernisasi Tiongkok, khususnya pelaksanaan reformasi dan kebijakan pintu terbuka sejak 1978. Xi menyebutnya "langkah penting yang mewujudkan Tiongkok modern."

Tiongkok, sempat menjadi negara miskin pada beberapa dekade lalu, kini telah menjadi perekonomian terbesar kedua di dunia. Produk domestik bruto (PDB) Tiongkok telah melampaui RMB 100 triliun (sekitar $ 15 triliun), sementara, PDB per kapita Tiongkok tercatat di atas $ 10.000. Pada akhir 2020, Tiongkok juga mendeklarasikan kemenangan telaknya dalam pengentasan kemiskinan absolut di seluruh negeri.

Saat mengulas keberhasilan Tiongkok membangun masyarakat "Xiaokang" dan sejumlah pencapaian lain, Xi berkata bahwa CPC dan rakyat telah menunjukkan "revitalisasi nasional Tiongkok sebagai bukti sejarah" kepada dunia.

Ikatan erat CPC dengan rakyat 

Xi turut mengemukakan ikatan erat antara CPC dan rakyatnya. Dia menekankan bahwa Partai "selalu mewakili kepentingan mendasar seluruh rakyat Tiongkok."

"Upaya apa pun yang ingin memisahkan Partai dari rakyat Tiongkok atau menghasut rakyat agar melawan Partai, akan menemui kegagalan," kata Xi.

Seiring dengan langkah Tiongkok menuju modernisasi sosialis, Xi bertekad bahwa CPC akan selalu menjalankan filosofi pembangunan yang memprioritaskan rakyat, mengatasi kendala yang dihadapi rakyat, dan mempromosikan kesejahteraan umum bagi semua golongan.

"Menuju babak berikutnya, kita harus mengandalkan rakyat guna menciptakan sejarah," kata Xi.

Filosofi pembangunan yang memprioritaskan rakyat dikemukakan Xi dalam sesi pleno Komite Sentral CPC Ke-18 pada Oktober 2015. Menurut filosofi ini, pembangunan Tiongkok harus berjalan untuk rakyat dan oleh rakyat, sementara, keberhasilan pembangunan harus dinikmati semua golongan.

Filosofi ini kembali dikemukakan dalam rencana pembangunan terbaru Tiongkok—Garis-Garis Besar Rencana Lima Tahun Ke-14 (2021-2025) untuk Pembangunan Ekonomi dan Sosial Nasional serta Target-Target Jangka Panjang Hingga 2035. Dokumen ini mengungkap tekad Tiongkok untuk meningkatkan taraf hidup rakyat melalui pembangunan yang lebih merata dan bermutu tinggi.

Komitmen Tiongkok terhadap pembangunan damai

Xi juga menguraikan prinsip-prinsip utama dalam kebijakan luar negeri Tiongkok dan visi Tiongkok tentang hubungan internasional. Dia mempertegas imbauan untuk membangun komunitas yang memiliki masa depan bersama bagi umat manusia, dan menekankan komitmen Tiongkok terhadap perdamaian.

"Bangsa Tiongkok tidak memiliki sifat agresif atau haus kekuasaan," jelas Xi. "Tiongkok selalu berupaya melindungi perdamaian dunia, berkontribusi terhadap pembangunan dunia, dan melestarikan tatanan internasional."

Tiongkok akan selalu berkomitmen terhadap pembangunan damai, seperti yang disampaikan Xi. Tiongkok akan "memperomosikan pembangunan 'Belt and Road Initiative' (BRI) bermutu tinggi lewat upaya kolektif dan sederet pencapaian pembangunan Tiongkok guna menghadirkan berbagai peluang baru di dunia," jelas Xi.

Seperti yang diusulkan Xi pada 2013, BRI mencakup Jalur Sutra untuk Perdagangan dan Ekonomi, serta Jalur Sutra Perdagangan Maritim Abad Ke-21. BRI ingin membangun jaringan perdagangan dan infrastruktur yang menghubungkan Asia dengan Eropa dan Afrika, hingga kawasan-kawasan lain di luar rute perdagangan kuno Jalur Sutra.

Sebanyak 140 negara dan wilayah telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan Tiongkok dalam skema BRI dalam delapan tahun terakhir. Volume perdagangan total antara Tiongkok dan mitra-mitra BRI bahkan menembus $ 9,2 triliun. Sementara, kalangan perusahaan Tiongkok telah menanamkan investasi langsung senilai lebih dari $ 130 miliar di negara-negara Belt and Road.

Xi juga berkata bahwa Tiongkok akan terus memperjuangkan kerja sama ketimbang konfrontasi, serta menolak hegemoni dan politik kekuasaan. 

Menurut Xi, rakyat Tiongkok memiliki kebanggaan dan kepercayaan diri yang besar, serta tidak akan terintimidasi oleh ancaman kekuasaan. 

"Kami tidak pernah mengusik, menindas, atau tunduk pada negara-negara lain, dan kami akan selalu bersikap demikian," kata Xi. "Dalam konteks serupa, kami tidak akan pernah mengizinkan kekuatan asing untuk mengusik, menindas, atau menundukkan kami."

Xi mempertegas sikap Partai mengenai Hong Kong, Macao, dan Taiwan. "Kami akan memastikan bahwa pemerintah pusat akan memberlakukan yurisdiksi secara menyeluruh di Hong Kong dan Macao, serta menerapkan sistem hukum dan mekanisme penegakan hukum di dua wilayah administratif khusus tersebut demi menjaga keamanan nasional," jelas Xi.

Mengenai penyelesaian isu Taiwan dan reunifikasi Tiongkok secara menyeluruh, Xi menyebutnya sebagai "misi bersejarah dan komitmen teguh" CPC, dan bertekad mengambil tindakan tegas terhadap upaya apa pun menuju "kemerdekaan Taiwan."

https://news.cgtn.com/news/2021-07-01/With-Xiaokang-achieved-CPC-vows-to-lead-people-toward-better-life-11xvkhxk5pe/index.html

Tautan terkait:
from common-pcom:html:key:id_segment_includes_releases_right_column_video_module_shtml

Berita Video Terpilih

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_footer_shtml
Pencarian
  1. Produk & Layanan
  2. Cari Rilis Berita
  3. Pusat Informasi
  4. bagi Jurnalis & Media
  5. Hubungi Kami