omniture
from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_header_shtml
PR Newswire: news distribution, targeting and monitoring
en_US id_ID ms_MY vi_VN

CGTN: Posisi Amerika Serikat yang Berada di Peringkat No. 1 dalam Laporan Ketahanan Covid-19 Dianggap sebagai Lelucon

2021-07-19 08:31

BEIJING, 19 Juli 2021 /PRNewswire/ -- Bloomberg baru menerbitkan Peringkat Ketahanan Covid (COVID Resilience Ranking) yang hanya memakai beberapa tolok ukur tertentu. Secara menggelikan, Bloomberg menilai Amerika Serikat (AS) telah mengungguli semua negara lain dan berhasil membuktikan ketahanan luar biasa dalam pemberantasan Covid-19.

Seperti disampaikan Juru Bicara Menteri Luar Negeri Tiongkok, Zhao Lijian, Peringkat Ketahanan Covid tidak menghargai ilmu pengetahuan dan nyawa manusia. Pemeringkatan Bloomberg bahkan berani menampik sejumlah tolok ukur lain seperti jumlah kasus Covid-19 yang telah terkonfirmasi dan angka kematian. Pemeringkatan ini juga menganggap kebijakan karantina wilayah (lockdown) serta pemberlakukan isolasi bagi orang yang masuk dan keluar dari suatu wilayah sebagai faktor-faktor negatif. Hasilnya, pemeringkatan Bloomberg pun mendapat banyak sindiran keras dari berbagai warganet.

"Pemeringkatan Bloomberg membuktikan paham yang menempatkan posisi AS di atas segalanya," tulis seorang pengguna Twitter Ricard Reeleder dalam cuitannya.

Menurut laporan ini, pemberian vaksin jenis messenger RNA buatan Amerika Serikat telah menghambat laju penularan terburuk di dunia. Namun, pada musim gugur lalu, negara mana yang memiliki jumlah kasus terkonfirmasi dan angka kematian yang sangat mengerikan di dunia?

How long could U.S. live in a bubble?/CGTN
How long could U.S. live in a bubble?/CGTN

Banyak orang meragukan logika di balik pemeringkatan Bloomberg:

Pengguna Twitter bernama William Cuming berkomentar: "Di era Twitter, ingatan kita ternyata sangat pendek. AS menempati peringkat No.1, padahal, negara ini membangun kamar mayat sementara akibat banyaknya jumlah warga yang meninggal dunia…dan, AS masih dinilai sebagai negara terbaik oleh Bloomberg. Analisis ini sangat merusak integritas kantor berita tersebut."

Siapa pun masih mengingat ketika pemerintah AS menuding dan menjelek-jelekkan Tiongkok demi mengalihkan perhatian setelah pihaknya gagal mengendalikan pandemi. AS bahkan mengabaikan anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan komunitas ilmiah global.

Sejak pandemi Covid-19 merebak, komunitas ilmiah telah mengkaji asal mula virus penyebab penyakit ini. Menurut WHO, virus tersebut "sangat mustahil" berasal dari sebuah laboratorium. Namun, AS tidak mempercayainya dan berkali-kali memutarbalikkan fakta, serta mengacaukan riset menjadi "pertikaian politik".

Di tengah desakan dunia Barat yang mendukung teori konspirasi bahwa virus penyebab Covid-19 berasal dari sebuah laboratorium, apakah komunitas ilmiah sanggup membela kebenarannya?

Mengenai pemeringkatan Bloomberg, sosok-sosok cerdas harus membuat penilaian sendiri secara adil. Sementara, pemeringkatan Bloomberg yang pro-AS sudah sepantasnya dianggap lelucon.

https://news.cgtn.com/news/2021-07-15/U-S-ranks-No-1-on-COVID-19-resilience-report-What-a-joke--11UQxVnU2Ws/index.html

 

Tautan terkait:
from common-pcom:html:key:id_segment_includes_releases_right_column_video_module_shtml

Berita Video Terpilih

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_footer_shtml
Pencarian
  1. Produk & Layanan
  2. Cari Rilis Berita
  3. Pusat Informasi
  4. bagi Jurnalis & Media
  5. Hubungi Kami