- Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung Cirata dijadwalkan akan mulai beroperasi secara komersil pada triwulan keempat tahun 2022
- Pembangkit listrik 145-megawatt (ac) saat ini sedang dibangun oleh PT. Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energi – sebuah perusahaan patungan antara Masdar dan PT PJBI
ABU DHABI, UEA, 3 Agustus, 2021 /PRNewswire/ -- Masdar, salah satu perusahaan energi terbarukan yang terkemuka di dunia, dan PT PJBI, anak perusahaan PT PLN, perusahaan listrik milik negara Indonesia, hari ini mengumumkan telah merampungkan pembiayaan untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung Cirata dan telah memulai pekerjaan konstruksinya.
Pembiayaan untuk proyek ini, yang merupakan pembangkit listrik tenaga surya terapung pertama di Indonesia, diatur melalui Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Societe Generale, dan Standard Chartered Bank. Pembangkit listrik 145-megawatt (ac) saat ini sedang dibangun oleh PT. Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energi (PMSE), sebuah perusahaan patungan antara Masdar dan PT PJBI, dan diharapkan akan mulai beroperasi secara komersil pada triwulan keempat tahun 2022.
"Kementerian Investasi mendukung penuh realisasi investasi Proyek Tenaga Surya Terapung Cirata oleh PT. PJBI dan Masdar. Ini adalah proyek unggulan investasi UEA di Indonesia, dan yang terpenting, ini selaras dengan target bauran energi terbarukan 23 persen Pemerintah Indonesia pada tahun 2025," ucap Yang Terhormat Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi Republik Indonesia dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia. "Proyek ini mewakili investasi pertama UEA di sektor energi terbarukan Indonesia, dan kami menantikan kolaborasi lebih lanjut di antara kedua negara, seiring dengan usaha menggunakan sumber daya alam kami untuk membangun masa depan yang lebih berkelanjutan."
"Tercapainya tonggak bersejarah ini menunjukkan kuatnya hubungan antara Indonesia dan Uni Emirat Arab," ucap Yang Mulia Abdulla Salem Al Dhaheri, Duta Besar Uni Emirat Arab untuk Republik Indonesia dan kawasan ASEAN. "UEA berkomitmen untuk mempromosikan dan berinvestasi dalam proyek-proyek energi bersih di seluruh dunia, serta mengambil tindakan yang positif terkait perubahan iklim. Kami mendukung Indonesia dalam meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan dan kami akan terus mendukung transisi negara ini menuju energi bersih."
Pembangkit ini, yang akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara untuk yang sejenisnya dan merupakan salah satu yang terbesar di dunia, saat ini tengah dibangun di waduk Cirata di Provinsi Jawa Barat. Setelah selesai dibangun, pembangkit ini akan menyediakan listrik yang cukup untuk 50.000 rumah, dan akan mengimbangi emisi 214.000 ton karbon dioksida, serta berkontribusi pada penciptaan hingga 800 lapangan kerja. Sepanjang pengembangan proyek, Masdar telah menjalankan serangkaian inisiatif sosial, yang meningkatkan kesadaran tentang persoalan keberlanjutan dan memperkuat keterlibatan masyarakat setempat.
"Pencapaian ini tidak mungkin terjadi tanpa dukungan tetap Pemerintah Indonesia, para kreditur kami, serta kemitraan strategis dengan PJBI dan PT PLN, yang terus mendampingi kami dalam setiap langkah perjalanan kami," ujar Mohamed Jameel Al Ramahi, CEO Masdar. "Penetapan proyek ini sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) sangat membantu kami dalam membuat kemajuan yang signifikan serta menunjukkan bahwa Pemerintah mengakui manfaat ekonomi dan sosial yang akan dihadirkan oleh proyek Cirata kepada masyarakat setempat dan seluruh Indonesia."
"Proyek pembangkit listrik terapung ini merupakan yang pertama di Indonesia, dan juga merupakan sebuah langkah yang signifikan dalam perjalanan energi terbarukan PJBI," ujar Amir Faisal, Presiden Direktur PJBI. "Kami melihat potensi besar untuk proyek yang serupa di Indonesia dan kami berharap dapat melanjutkan kerja sama yang menguntungkan bersama Masdar untuk mengerjakan lebih banyak proyek energi terbarukan serta membantu negara kita mencapai tujuan energi bersihnya."
Indonesia, sebuah negara kepulauan terbesar di dunia, menargetkan 23 persen bauran energinya berasal dari energi baru dan terbarukan pada tahun 2025 di bawah Program Percepatan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan. Pemerintah baru-baru ini juga mengumumkan akan meningkatkan proporsi listrik terbarukan dalam rencana umum ketenagalistrikan nasional 2021–2030 hingga sedikitnya 48 persen, dari 30 persen pada rencana sebelumnya.
Foto - https://mma.prnasia.com/media2/1586314/masdar.jpg?p=medium600