SUZHOU, Tiongkok, 7 September 2021 /PRNewswire/ -- Studi inovatif yang dilakukan para peneliti Xi'an Jiaotong-Liverpool University, Harvard University, dan City University of Hong Kong mengungkapkan beraneka ragam faktor risiko di balik kasus kematian akibat cuaca panas menurut kota, kota-wilayah, dan kawasan permukiman.
Dalam perencanaan kota, strategi mitigasi cuaca panas dan perubahan iklim terlalu sering memakai pendekatan struktural (top-down). Akibatnya, pendekatan ini tidak dapat mengatasi kondisi spesifik pada ketiga jenjang tersebut. Hal ini disampaikan Dr. Jinglu Song dari XJTLU.
Setelah mengkaji faktor-faktor penyebab kasus kematian akibat cuaca panas pada beragam skala spasial, studi ini menilai pendekatan yang dilokalisasi dan berskala spasial ternyata lebih efektif. (Skala spasial menggolongkan luas wilayah yang menjadi lokasi insiden tertentu.) Riset ini juga mempertimbangkan sejumlah faktor termasuk usia, pendidikan, status sosioekonomi, lingkungan kerja, tempat lahir, dan variabel lingkungan hidup.
Lebih dari sekadar intervensi struktural
Hawa panas ekstrem menjadi penyebab utama dari kasus kematian manusia akibat cuaca di sebagian besar wilayah di dunia. Faktor ini bahkan menjadi kendala besar ketika kita mengembangkan kota-kota yang sehat dan berkelanjutan. Menurut Dr. Song, studi tersebut menyediakan kerangka kerja bagi sejumlah praktisi seperti ahli geografi, perencana kota, pembuat kebijakan, ahli lingkungan hidup, dan ahli epidemiologi untuk memahami faktor-faktor risiko di balik kasus kematian akibat cuaca panas berdasarkan skala-spasial.
"Sebagian besar kota di Tiongkok Daratan memiliki masalah yang sama dengan Hong Kong—kota-kota ini telah mengembangkan intervensi struktural," jelas Dr. Song. "Kota-kota ini jarang mempertimbangkan strategi hierarkis termasuk rencana aksi berdasarkan lokasi. Beberapa kebijakan atau intervensi seharusnya jangan hanya disusun oleh pemerintah provinsi atau kota. Namun, kebijakan ini juga harus mempertimbangkan strategi-strategi adaptif yang berorientasi pada komunitas."
Mengukur faktor-faktor risiko
Sejumlah risiko di balik kasus kematian akibat cuaca panas berasal dari faktor-faktor yang hanya terlihat jelas di lokasi tertentu.
Menurut Dr. Song, para peneliti menilai bahwa usia dan status sosioekonomi sangat memengaruhi risiko di sebuah kota.
Beberapa faktor risiko lain memperlihatkan hal-hal yang lebih bersifat lokal di balik kasus kematian akibat cuaca panas, seperti kondisi panas dan tingkat pendapatan rendah. Sejumlah temuan ini menganjurkan bahwa setiap wilayah harus dikaji secara individual agar jawaban atas kondisi lokal dapat ditemukan, seperti yang dijelaskan Dr. Song.
Studi berjudul 'Spatial-scale dependent risk factors of heat-related mortality: A multiscale geographically weighted regression analysis' ini diterbitkan jurnal Elsevier Sustainable Cities and Society.