Country Garden Forest City sukses memenangkan "SCAHSA Global Model of Low-Carbon City Planning and Design Award"

JOHOR BAHRU, Malaysia, 3 November 2021 /PRNewswire/ -- Forest City yang dikembangkan Country Garden di Malaysia berhasil memenangkan "Global Model of Low-Carbon City Planning and Design Award" atas konsep pembangunan hijau dan rendah karbon. Penghargaan ini menjadi bagian dari ajang "2021 Sustainable Cities and Human Settlements Award" (SCAHSA) yang berlangsung secara virtual dari 27-29 Oktober.

SCAHSA adalah ajang unggulan 16th Annual Session of Global Forum on Human Settlements (GFHS 2021) yang digelar untuk merayakan Hari Kota Sedunia 2021. Country Garden Forest City sebelumnya telah meraih penghargaan SCAHSA selama lima tahun berturut-turut, termasuk "Global Model of Coastal Ecological Environment Protection Award" pada 2020, "Global Green Smart City Award" pada 2019, "Global Model of City-Industry Integration Award" pada 2018, "Global Model of Green Building Industrial Park Award" pada 2017, serta "Global Human Settlements Award on Planning and Design" pada 2016.

10 badan PBB berkolaborasi menggelar ajang tahunan SCAHSA

GFHS 2021 ingin menyatukan kota-kota di seluruh dunia dalam penanganan perubahan iklim dan penerapan pembangunan berkelanjutan. Hingga kini, 25 organisasi yang berpengaruh telah bergabung dengan GFHS 2021, termasuk 10 badan PBB, di antaranya World Meteorological Organization (WMO), United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), United Nations Development Programme (UNDP), serta United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR). Ajang tahun ini mengangkat tema "Accelerate Green Transformation and Innovation Towards Healthy, Resilient and Carbon-neutral Cities".

Country Garden Forest City telah dipuji oleh dewan juri dan tamu ajang tersebut berkat konsep pembangunan hijau dan rendah karbon. Proyek ini, terletak di Iskandar Malaysia Special Economic Zone, Johor, juga berhasil memfasilitasi pertumbuhan ekonomi di wilayah perkotaan. Hal ini tercapai melalui perencanaan dan pembangunan delapan industri utama berdasarkan konsep pembangunan hijau dan rendah karbon. Tujuannya adalah menciptakan kota yang bertanggung jawab secara lingkungan, dinamis, dan multikultural sebagai model integrasi kota-industri.

Forest City meraih penghargaan atas konsep ramah lingkungan dan rendah karbon yang diakui oleh kalangan profesional

"Forest City secara efektif mengurangi dampak panas perkotaan di area pulau dengan mengoptimalkan efisiensi fiksasi CO2 di pabrik-pabrik. Sementara, perencanaan perkotaan dan desain bangunan hijau, serta integrasi kota-industri telah memfasilitasi pembangunan kota ramah lingkungan dan rendah karbon," ujar Arab Hoballah, Ahli Senior dalam Aspek Keberlanjutan dan mantan Chief, Sustainable Consumption and Production, UNEP. "Di sisi lain, proyek tersebut menghasilkan kinerja terbaik dalam pelestarian lingkungan pesisir, serta pembinaan budaya inklusif dan penerapan teknologi smart city."

Forest City berkomitmen menciptakan kota dinamis dan ramah lingkungan dengan mempromosikan gaya hidup rendah karbon

Forest City telah menerapkan konsep pembangunan rendah karbon dan ramah lingkungan pada seluruh tahap perencanaan perkotaan, pembangunan, dan kegiatan operasional sejak dirintis. Dengan mengadopsi sistem penghijauan multidimensi pada seluruh aplikasi konstruksi, dari lahan hingga atap, direktur pelaksana dan ahli teknik Forest City berhasil mengembangkan area hijau yang terdiri atas 2,71 juta lahan horizontal dan sekitar 256.000 meter linear lahan vertikal. Area hijau ini ikut mengoptimalkan efisiensi fiksasi CO2 di pabrik-pabrik sekaligus mengurangi dampak panas perkotaan di area pulau, serta menghemat konsumsi energi dari sistem pengendalian suhu.

Di sisi lain, sebagai bagian dari peningkatan daya tahan perkotaan dan transportasi yang ramah lingkungan, Forest City menyediakan solusi mobilitas cerdas dan nyaman bagi warga lokal. Solusi ini terwujud lewat aplikasi cerdas, serta mempromosikan kegiatan berjalan kaki dan bersepeda sebagai bagian dari metode transportasi yang lebih sehat. Integrasi kota-industri yang mengacu pada rencana pembangunan ini akan mewujudkan kota rendah karbon berkat jarak dan waktu tempuh yang lebih pendek dalam perjalanan sehari-hari.

Forest City memperjuangkan konsep Sponge City dan membangun lima instalasi pengolahan air buangan dengan kapasitas yang memadai untuk 170.400 warga. Sistem pengolahan air buangan yang canggih dan ekologis ini turut didukung sistem pengolahan lahan basah, dibangun untuk memasok air dengan mutu yang lebih tinggi ketimbang standar biasa CLASSⅡB di Malaysia. Bahkan, sebuah sistem daur ulang air hasil reklamasi juga telah dibuat secara independen, dipakai di lahan-lahan hijau di atap, gedung vertikal, dan luar ruang, serta irigasi dan penyiraman di kamar mandi umum.

Hingga kini, Forest City secara keseluruhan telah berinvestasi senilai lebih dari RM140 juta untuk pelestarian alam, termasuk pembangunan cadangan rumput laut dan implementasi program pelestarian dan pembudidayaan rumput laut. Demi membina komunitas sekitar dan mendukung pembangunan regional, Forest City juga berinvestasi senilai lebih dari RM53 juta untuk membangun komunitas dan desa di sekitar proyek, serta mendanai sekolah-sekolah lokal. Setelah lima tahun menjalankan pembangunan, Forest City secara bertahap mulai memenuhi target pembangunan ekologi. Ke depan, guna merespons target netralitas karbon global, Forest City akan selalu berkomitmen mencapai keselarasan antara pengembangan perkotaan dan pelestarian alam.

Related stocks: HongKong:2007 OTC:CTRYY