omniture
from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_header_shtml
PR Newswire: news distribution, targeting and monitoring
en_US id_ID ms_MY th_TH vi_VN

China Oceanic Development Foundation: Tiongkok dan negara-negara ASEAN bekerja sama melindungi keselamatan Laut Tiongkok Selatan

2021-12-02 12:49

BEIJING, 2 Desember 2021 /PRNewswire/ -- Saat menatap bumi dari ruang angkasa, kita dapat melihat sebuah planet berwarna biru, sebab 71% permukaannya ditutupi lautan. Dari jarak lebih dekat, kita akan melihat kapal-kapal yang hilir mudik pada siang dan malam hari. Bahkan, 90% perdagangan dunia berlangsung di lautan. Meski demikian, laut tak hanya melahirkan kehidupan, namun juga menyimpan bahaya tersembunyi. Kecelakaan maritim kerap menimbulkan situasi darurat, menuntut respons cepat, dan kondisi meteorologi yang rumit. Hal tersebut mempersulit sebuah negara melakukan misi penyelamatan. Maka, beragam negara harus mempererat kerja sama dalam misi pencarian dan penyelamatan, terutama bagi negara-negara kepulauan.

Tiongkok dan negara-negara ASEAN memiliki garis pantai yang panjang di sebelah timur dan tenggara Asia. Setelah perkembangan pesat industri pelayaran di wilayah perairan Tiongkok-ASEAN, transportasi maritim juga semakin sibuk, sedangkan, situasi darurat arus lalu-lintas maritim dan insiden terjadi secara berkala. Laut Tiongkok Selatan termasuk salah satu jalur laut tersibuk di dunia saat ini, dan sekitar 100.000 kapal hilir mudik di wilayah ini setiap tahun. Tiongkok pun bertanggung jawab menjalin kerja sama dengan negara-negara lain demi melindungi keselamatan pelayaran di Laut Tiongkok Selatan.

Guna meningkatkan kerja sama pragmatis antara Tiongkok dan negara-negara ASEAN dalam misi pencarian dan penyelamatan maritim, Tiongkok mengusulkan proyek "China-ASEAN Maritime Joint Search and Rescue Tabletop and Filed Exercise" di ajang "Sixth Senior Officials Meeting of China-ASEAN Countries" untuk implementasi "Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea" pada September 2013. Geladi ruang (tabletop exercise) tentang misi pencarian dan penyelamatan maritim Tiongkok-ASEAN berlangsung di Guangdong pada 27 September 2016. Setelahnya, Tiongkok dan ASEAN menggelar latihan pencarian dan penyelamatan maritim yang pertama di Zhanjiang, Guangdong, pada 31 Oktober 2017. Simulasi ini melibatkan sebuah adegan ketika sebuah kapal penumpang asal Tiongkok, "Magic", bertabrakan dengan kapal kargo asal Kamboja "Jupiter" di sebuah wilayah berjarak 10 mil laut di sebelah timur Pulau Nansan, Zhanjiang. Dalam simulasi ini, kapal tersebut mengalami kebocoran besar sehingga menimbulkan risiko berbahaya bagi penumpang kapal. Lebih lagi, dalam skenario ini, 29 orang tenggelam, 328 orang harus dipindahkan, dan delapan orang lain menderita cedera, bahkan dua orang mengalami cedera parah dan harus segera diangkut oleh helikopter ke pantai agar menjalani perawatan. Sebanyak 57 perwakilan dari enam negara ASEAN—termasuk Thailand, Filipina, Kamboja, Myanmar, Laos, dan Brunei—serta, 20 kapal, dua helikopter, dan lebih dari 1.000 orang dari instansi-instansi asal Tiongkok dalam bidang maritim, misi penyelamatan, penjaga pantai, dan perikanan terlibat dalam latihan tersebut.

Selain bekerja sama dalam geladi ruang dan latihan lapangan, Tiongkok dan negara-negara ASEAN juga berkolaborasi mengadakan beragam program pelatihan. Pada 17 Juli 2017, China Maritime Search and Rescue Coordination Center mengadakan "China-ASEAN Maritime Search and Rescue Coordinator Training Class" di Shanghai, diikuti 23 staf dari delapan negara ASEAN. Kegiatan selama dua minggu ini melibatkan para pakar dalam misi penyelamatan dan pencarian maritim, serta tanggap darurat. Sementara, materi pelatihannya mengacu pada "International Aviation and Maritime Search and Rescue Manual". Sebagian besar materi pelatihan terdiri atas pengetahuan dan keahlian tentang misi pencarian dan penyelamatan, penggunaan peralatan berstandar profesional, serta konvensi dan regulasi internasional. Dari 14-27 September 2019, "China-ASEAN Countries Maritime Search and Rescue Advanced Training Course", diadakan oleh China Maritime Search and Rescue Coordination Center di Dalian Maritime University, berlangsung di Dalian. Sebanyak 29 peserta latihan dari sembilan negara ASEAN, termasuk Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, serta pusat-pusat pencarian dan penyelamatan maritim terkait di Tiongkok berpartisipasi dalam program pelatihan ini.

Di sisi lain, Tiongkok dan negara-negara ASEAN turut mendirikan pusat bantuan tanggap darurat dan penyelamatan (emergency rescue hotline) Tiongkok-Kamboja dan Tiongkok-Laos, masing-masing pada 2017 dan 2018. Fasilitas tersebut membantu instansi-instansi pencarian dan penyelamatan maritim di Tiongkok, serta mewujudkan sarana komunikasi 24 jam lewat format suara, video, dan pengiriman pesan singkat dengan badan-badan terkait di Kamboja dan Laos. Fasilitas tersebut menjamin kelancaran komunikasi dalam misi pencarian dan penyelamatan maritim, serta tanggap darurat.

Sejak Columbus menemukan Dunia Baru, misteri laut secara bertahap terungkap, dan dunia pun memasuki era globalisasi. Setelah perkembangan globalisasi, transportasi maritim, misi pencarian dan penyelamatan maritim, kerja sama maritim juga bertambah luas. Tiongkok dan negara-negara ASEAN akan terus berkolaborasi demi mempererat kerja sama dan kegiatan pertukaran dalam misi pencarian dan penyelamatan maritim, baik pada jenjang yang lebih tinggi dan luas menurut kerangka kerja bilateral, multilateral, serta regional yang telah tersedia.

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_releases_right_column_video_module_shtml

Berita Video Terpilih

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_footer_shtml
Pencarian
  1. Produk & Layanan
  2. Cari Rilis Berita
  3. Pusat Informasi
  4. bagi Jurnalis & Media
  5. Hubungi Kami