omniture
from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_header_shtml
PR Newswire: news distribution, targeting and monitoring
en_US id_ID ja ko_KR ms_MY th_TH vi_VN

Wawancara Eksklusif CGTN: Seorang tenaga kerja asal Tiongkok yang bekerja di Tonga menyampaikan kisah letusan gunung berapi

2022-01-24 08:30

BEIJING, 24 Januari 2022 /PRNewswire/ -- Seorang tenaga kerja asal Tiongkok yang bekerja di Tonga menceritakan peristiwa letusan gunung berapi yang jarang terjadi dan kondisi terkininya. Hal ini disampaikan dalam sebuah wawancara bersama CGTN lewat sambungan telepon satelit, Rabu lalu. Menurut tenaga kerja tersebut, dia dan rekan kerjanya mengandalkan air minum dalam kemasan yang dibeli dari pasar swalayan demi bertahan hidup.

"Sepertinya, semua orang selamat," kata Zhao Yongming, seorang pegawai China Civil Engineering Construction Corporation di Tonga, kepada CGTN. "Namun, kami tak yakin air di sekitar lokasi terkontaminasi abu vulkanik yang berjatuhan atau tidak."

Menurutnya, langkah yang paling mendesak adalah memulihkan layanan seluler dan internet.

Mengenang peristiwa letusan gunung berapi

Zhao lalu mengisahkan pengalamannya setelah letusan gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai. Beberapa pihak menilai peristiwa ini terjadi satu kali dalam satu milenium.

"Sekitar pukul 5 sore, letusan terjadi," katanya. "Satu setengah jam kemudian, saya melihat abu berjatuhan di sekitar lokasi."

"[Abu vulkanik] juga menyelimuti langit. Seluruh langit tampak gelap," ujarnya.

Menurut Zhao, abu yang berjatuhan bahkan menghalangi arus lalu lintas dan merusak tanaman.

Dia juga melihat debu yang "bergantungan di pepohonan."

Masyarakat "mencemaskan" kemungkinan yang dapat terjadi

Seperti yang disampaikan Zhao kepada CGTN, masyarakat lokal "sangat khawatir" dengan sejumlah kemungkinan yang dapat terjadi setelah letusan gunung berapi.

"Sebagian besar tempat membatasi akses masuk," ujar Zhao kepada CGTN. "Jalur komunikasi pun tidak berfungsi sehingga kami tidak dapat saling berhubungan."

Pemerintah setempat "bekerja keras" menyalurkan bantuan, menurut Zhao. "Pemerintah mengirim beberapa alat berat untuk membersihkan jalanan."

Menurut Zhao, beberapa rekan kerjanya dan warga lokal turut berupaya membersihkan jalanan.

3G segera hadir

Kedutaan Besar Tiongkok di Tonga membantu Zhao dan rekan-rekannya menghubungi kantor pusat perusahaan di Tiongkok.

"Kami bekerja sama dengan pihak kedutaan untuk memperoleh kabar terbaru," katanya. "Kini, kami dapat menghubungi rekan-rekan kami di Tiongkok lewat sambungan telepon satelit."

Selain komunikasi satelit, jaringan seluler juga tengah diperbaiki.

Anthony Seuseu, CEO, operator telekomunikasi Digicel, menyampaikan kepada CGTN bahwa perusahaannya kemungkinan mampu memulihkan jaringan 3G di pulau tersebut dalam 24-48 jam ke depan.

"Lewat dua penerbangan pertama yang tiba di Tonga, keduanya berasal dari Selandia Baru dan Australia, kami bekerja sama dengan pihak pemerintah agar beberapa peralatan, alat-alat satelit, dibawa oleh pesawat terbang tersebut sehingga kami dapat meningkatkan kapasitas komunikasi," ujarnya. "Jadi, dalam 24-48 jam ke depan, kami akan memasang peralatan satelit baru."

"Kami akan dapat menyediakan layanan surel dan peramban internet. Industri menyebutnya layanan 3G, belum mencapai 4G, namun 3G."

Tiongkok juga mengirim persediaan ke Tonga pada Rabu lalu, termasuk air minum dan makanan.

Palang Merah Tiongkok turut mendonasikan bantuan tunai darurat dengan nilai total $100.000 kepada negara tersebut. Hal ini disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian dalam sebuah acara jumpa pers rutin, Kamis lalu.

https://news.cgtn.com/news/2022-01-21/Exclusive-Chinese-employee-in-Tonga-relies-on-bottled-water-to-live-16Z4GibX4EE/index.html

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_releases_right_column_video_module_shtml

Berita Video Terpilih

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_footer_shtml
Pencarian
  1. Produk & Layanan
  2. Cari Rilis Berita
  3. Pusat Informasi
  4. bagi Jurnalis & Media
  5. Hubungi Kami