BEIJING, 25 Januari 2022 /PRNewswire/ -- Untuk memperoleh kabar terkini, pembaca berita CGTN Liu Xin berbincang-bincang dengan Juru Bicara Dewan Legislatif Tonga Lord Fatafehi Fakafanua setelah letusan gunung berapi dan tsunami melanda negara di Kepulauan Pasifik ini. CGTN termasuk salah satu media Asia pertama yang mewawancarai Fakafanua. Dalam wawancara yang ditayangkan secara langsung ini, Liu Xin mengangkat aspek bantuan kemanusiaan dalam krisis tersebut, dan penanganan yang perlu dilakukan demi mengatasinya.
"Gelombang kejut terasa hingga sekujur tubuh"
Fakafanua tengah berkunjung ke Selandia Baru ketika gunung berapi di bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha'apai membara. Dia pun berada di Selandia Baru ketika gunung tersebut meletus. Dengan demikian, dia dapat berhubungan dengan pihak-pihak lain di seluruh dunia.
Istrinya yang berada di Tonga mengisahkan gelombang kejut yang mengguncang gedung tempat mereka tinggal. Gelombang kejut ini berbeda dari gempa bumi. Gelombang kejut ini bahkan terasa hingga sekujur tubuh.
Meski prihatin atas korban jiwa—tiga kasus kematian telah terkonfirmasi pada 23 Januari lalu—Fakafanua berkata, pihak berwenang merasa lega karena jumlah korban jiwa tidak banyak. Dia juga membagikan beberapa kabar baik. Sekolah segera dibuka kembali, kemungkinan mulai 31 Januari.
Perjalanan panjang menuju pemulihan
Meski demikian, komunikasi di Tonga masih jauh dari kondisi normal. Layanan telepon dan pengiriman pesan telah tersedia, namun surel masih belum dapat digunakan dengan lancar.
Politisi ini menilai, kerusakan infrastruktur, serta dampak abu vulkanik dan tsunami kemungkingan masih terasa dalam beberapa tahun mendatang.
Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) juga sepakat dengan Fakafanua, dan, lewat sebuah pernyataan yang dirilis pada 21 Januari lalu, abu vulkanik dapat menyebabkan kerusakan tanaman pangan dan ternak. Sekitar 86% warga Tonga bekerja di sektor pertanian—baik bertani atau beternak atau memancing ikan.
Kekhawatiran Covid di tengah penanganan bencana alam
Menurut Fakafanua, komunitas internasional telah merespons dengan cepat dan menyediakan bantuan. Namun, "Kami masih membutuhkan air bersih dan makanan."
Langkah-langkah anti-Covid-19 turut mempersulit Tonga menerima bantuan dari pihak eksternal. Tonga, negara yang hingga kini melaporkan satu kasus Covid-19, menerima bantuan dari negara asing secara nirkontak agar wilayahnya tidak memiliki kasus infeksi baru. Seluruh bantuan kemanusiaan internasional dikirim tanpa melibatkan kedatangan personil yang berhubungan dengan warga lokal. Tiongkok juga menyalurkan bantuan tunai dan persediaan darurat pada 20 Januari lalu.
The Point with Liu Xin, program bincang-bincang (talkshow) andalan CGTN, mengulas berita dunia selama 30 menit melalui perspektif Liu Xin.