omniture
from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_header_shtml
PR Newswire: news distribution, targeting and monitoring
en_US zh_CN id_ID ms_MY th_TH vi_VN

PENJUAL ONLINE DI ASIA TENGGARA TETAP OPTIMIS MENYAMBUT ERA BARU RITEL "OMNICHANNEL"

2022-01-27 10:00
-Indeks Keyakinan Perdagangan Digital dari Lazada menunjukkan, optimisme penjual tetap tinggi sepanjang 2021, mencerminkan prospek cerah di tahun mendatang di industri perdagangan digital

Infografis tentang temuan riset ini tersedia di tautan berikut.

SINGAPURA, 27 Januari 2022  /PRNewswire/ -- Para penjual di Asia Tenggara tengah beradaptasi dengan era baru ritel omnichannel, menurut riset Indeks Keyakinan Perdagangan Digital (Digital Commerce Confidence Index - DCCI) yang dirilis Lazada pada Triwulan IV-2021. Mobilitas masyarakat sepanjang triwulan terakhir pada tahun lalu tercatat lebih tinggi, dan pengunjung kembali mendatangi gerai-gerai fisik setelah pembatasan COVID-19 diperlonggar. Namun, hampir setengah (47%) penjual daring mengalami peningkatan penjualan sebesar lebih dari 10% pada periode yang sama. 

"Pada triwulan terakhir 2021, masyarakat lebih sedikit menghabiskan waktu di rumah, dan semakin sering mengunjungi gerai ritel serta lokasi rekreasi. Tren ini, ketika dibandingkan dengan kesuksesan program belanja daring akhir tahun, menunjukkan kombinasi cara berbelanja yang semakin sering dilakukan konsumen. Konsumen kini berbelanja secara daring dan luring demi memenuhi kebutuhan, meningkatkan nilai tambah, serta memperoleh kemudahan," ujar Magnus Ekbom, Chief Strategy Officer, Lazada Group

Riset yang kini memasuki edisi ketiga ini juga menunjukkan, di tengah pandemi dan ketidakpastian yang masih terjadi, para penjual tetap yakin selama tahun 2021, dan optimis akan kinerja penjualannya. Sebanyak 70% responden pada Semester I-2021 menargetkan kenaikan penjualan minimum 10% pada triwulan berikutnya. Angka ini menjadi 76% pada Triwulan III-2021, dan 74% pada Triwulan IV-2021. Tren tersebut jelas mencerminkan kegigihan penjual meski tidak ada festival belanja berskala besar. 

Riset yang dilaksanakan pada Triwulan IV-2021 ini melibatkan 1.126 penjual daring di Asia Tenggara. Hasil laporan terbaru menunjukkan, 76% penjual ingin meningkatkan inventori minimum 10% pada tiga triwulan pertama 2022. 

Di sisi lain, konsumen mulai menyesuaikan cara belanjanya, dengan kini menggabungkan kunjungan ke gerai fisik dan berbelanja secara daring demi memperoleh kemudahan serta harga yang lebih murah. Meski demikian, penjual dari beragam kategori produk tetap optimis dengan tren ini, khususnya pengaruh tren tersebut terhadap peningkatan penjualan. Mayoritas pekerja di Asia Tenggara kini bekerja dengan metode hybrid, yang memadukan kegiatan bekerja dari rumah dan berkunjung ke kantor. Sehingga, para penjual kategori fesyen (75%) dan elektronik (73%) memiliki optimisme tertinggi penjualan mereka akan naik di sepanjang tiga triwulan ke depan. 

Pelaku usaha menyadari perlunya langkah untuk mendorong semakin banyak pelanggan berbelanja secara daring, sekaligus menjamin produknya tetap memiliki daya saing dalam segi harga. Banyak pelaku usaha juga mengakui keunggulan platform daring dalam hal menarik perhatian, mempertahankan, dan melibatkan konsumen melalui sejumlah inisiatif seperti shoppertainment. Sejalan dengan sentimen konsumen pada awal 2021, riset Triwulan IV-2021 ini juga menunjukkan adanya dua peluang pertumbuhan terpenting pada Triwulan I-2022 menurut penjual, yaitu menarik arus kunjungan belanja daring (59%) dan meningkatkan persaingan harga (54%).

Chong Hin Ng,  Pendiri dan CEO, Asia Insight, berkata "Kini, konsumen melakukan kegiatan belanja secara bergantian, antara kanal fisik dan daring. Tren serupa terjadi pada seluruh kategori produk, termasuk kosmetik, fesyen, bahkan makanan dan barang kebutuhan sehari-hari. Meski pola perilaku belanja ini bukanlah hal yang benar-benar baru, namun tren tersebut digerakkan oleh stay-home economy pada masa pandemi. Maka, demi meraih peluang yang lebih besar dalam merebut konsumen, perusahaan harus mengintegrasikan pengalaman belanja daring dan luring pada beragam titik jangkauan konsumen, serta memanfaatkan teknologi guna menghadirkan kembali 'unsur manusia' di ruang digital." 

DCCI adalah riset pertama dan satu-satunya yang memetakan tren di sektor perdagangan digital. Tren ini disusun dengan membuat indeks sentimen dan tingkat optimisme kalangan penjual daring di Asia Tenggara. DCCI mengukur optimisme bisnis berdasarkan survei tentang opini penjual daring di Asia Tenggara (Indonesia, Filipina, Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Singapura). Pada Triwulan IV-2021, Lazada menyurvei 1.126 penjual tentang kinerja penjualan daring dan harapan mereka atas bisnis perdagangan digital pada masa mendatang. Indeks ini berkisar dari 0-100, dengan 0 menunjukkan sikap "sangat pesimis" dan 100 menunjukkan sikap "sangat optimis".

Tentang Lazada Group 

Berdiri pada 2012, Lazada Group adalah platform eCommerce terkemuka di Asia Tenggara. Lazada mempercepat kemajuan di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam melalui perdagangan dan teknologi. Dengan jaringan logistik dan pembayaran terbesar di Asia Tenggara, Lazada menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari konsumen di kawasan ini. Lazada ingin melayani 300 juta pembeli pada 2030. Sejak 2016, Lazada merupakan platform utama Alibaba Group di Asia Tenggara yang didukung infrastruktur teknologi kelas dunia.

[1] "Google COVID-19 Mobility Trends"

 

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_releases_right_column_video_module_shtml

Berita Video Terpilih

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_footer_shtml
Pencarian
  1. Produk & Layanan
  2. Cari Rilis Berita
  3. Pusat Informasi
  4. bagi Jurnalis & Media
  5. Hubungi Kami