omniture
from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_header_shtml
PR Newswire: news distribution, targeting and monitoring
en_US zh_TW zh_CN id_ID ja ko_KR ms_MY th_TH vi_VN

"Tech for a Better Planet": Mampukah Teknologi Melestarikan Bumi?

2022-05-30 14:58

SHENZHEN, Tiongkok, 30 Mei 2022 /PRNewswire/ -- Pada 6 Juni mendatang, Huawei menggelar konferensi "2022 Tech for a Better Planet", didukung IUCN (International Union for Conservation of Nature).

Ketika gas rumah kaca semakin mencengkeram bumi, hingga satu juta spesies tumbuhan dan hewan terancam punah. Maka, kita memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2022 saat bumi menghadapi tantangan luar biasa.

Penduduk dunia yang terus bertambah membutuhkan semakin banyak listrik, bahkan angka konsumsi listrik rata-rata meningkat 1%-2% per tahun. Penggunaan teknologi yang kian marak juga mengakibatkan lonjakan jejak karbon. Misalnya, pada 2020, ponsel pintar menimbulkan 1% emisi karbon dunia. Namun, angka ini akan bertambah menjadi 3,5% dalam tempo satu dekade. Tren serupa terjadi pada arus penggunaan jaringan telekomunikasi, angkanya segera melesat lima kali lipat dari 2018 hingga 2024. Setiap orang di dunia akan menghasilkan data yang jumlahnya setara dengan 6.700 unggahan foto per hari.

Jadi, apakah teknologi membantu atau merusak bumi? Mampukah kita mengatasi ancaman lingkungan hidup dengan bantuan teknologi?

Salah satu langkah penting adalah memprioritaskan efisiensi energi dan pembangunan hijau di sektor teknologi, serta memperluas inovasi ke industri-industri lain. Dari jaringan komunikasi hijau hingga pusat data hijau, inovasi ramah lingkungan dapat mengurangi jejak karbon global yang ditimbulkan perusahaan. Dengan teknologi digital, Huawei memprediksi, industri mampu menghemat konsumsi energi sebesar 20% pada 2030. Angka penurunan karbon ini 10 kali lipat lebih besar dari konsumsi energi di sektor TIK.

Meski demikian, lonjakan konsumsi energi bukan satu-satunya ancaman yang dihadapi bumi. Kemampuan hutan hujan menyingkirkan karbon dari atmosfer turut berkurang secara drastis. Pasalnya, cakupan area hutan semakin menipis sehingga mengurangi daya serap karbon (carbon sink), serta menimbulkan efek domino terhadap habitat dan melenyapkan keanekaragaman hayati.

Dari sisi pelestarian alam, kita harus mengembangkan solusi yang dapat mempelajari ekosistem dunia, dan mendasari metode konservasi yang efektif. Bersama sejumlah mitra, termasuk International Union for Conservation of Nature (IUCN) dan Rainforest Connection, Huawei mengembangkan solusi dalam naungan inisiatif Tech4Nature dan TECH4ALL. Solusi ini dirancang untuk melestarikan ekosistem dunia, mulai dari hutan hujan, pegunungan, dataran tinggi hingga lahan basah, sungai, dan lautan.

Kamera inframerah yang dianalisis dengan cloud AI, misalnya, ikut melacak dan memonitor spesies yang hampir terancam punah, termasuk rubah Darwin dan uwa Hainan.

Endemic to Chile and facing many threats, Darwin’s fox numbers have dwindled to fewer than 1,000
Endemic to Chile and facing many threats, Darwin’s fox numbers have dwindled to fewer than 1,000

Teknologi-teknologi serupa juga memfasilitasi restorasi terumbu karang di Samudra Hindia, serta mencegah spesies invasif yang memusnahkan populasi salmon Atlantik di Eropa. Solusi akustik dengan dukungan kecerdasan buatan (AI) dipasang di kanopi hutan guna mendeteksi suara gergaji mesin dan truk yang digunakan pembalak liar di hutan hujan, lalu mengirim notifikasi secara langsung kepada penjaga hutan yang bertugas di lapangan. Menurut PBB, hingga 90% pembalakan dilakukan secara ilegal. Bahkan, sejak masa praindustri, 64% hutan hujan telah dihancurkan atau rusak.

Berkolaborasi demi konservasi

Meski teknologi mendukung pelestarian alam dan perjalanan menuju nol-karbon, kolaborasi berperan mendatangkan hasil nyata. Pada 6 Juni mendatang—sehari setelah Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2022—Huawei menggelar konferensi "2022 Tech for a Better Planet", didukung IUCN. Mitra-mitra Huawei akan membahas peran teknologi sebagai komponen pendukung pelestarian dan restorasi bumi yang telah rusak parah, termasuk banyak proyek yang telah disebutkan dalam rilis berita ini.

Lagi pula, bumi manusia hanya satu.

Klik tautan berikut untuk melakukan registrasi webinar.

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_releases_right_column_video_module_shtml

Berita Video Terpilih

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_footer_shtml
Pencarian
  1. Produk & Layanan
  2. Cari Rilis Berita
  3. Pusat Informasi
  4. bagi Jurnalis & Media
  5. Hubungi Kami