omniture
from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_header_shtml
PR Newswire: news distribution, targeting and monitoring
en_US id_ID ko_KR ms_MY th_TH vi_VN

CGTN: Anak-Anak: Dari "Tunas" hingga "Hutan" bagi Bangsa Tiongkok

2022-06-04 03:58

BEIJING, 4 Juni 2022 /PRNewswire/ -- Anak-anak sangat berharga dalam kebudayaan Tiongkok, dan dianggap sebagai masa depan keluarga. Maka, tumbuh kembangnya berperan besar dalam masa depan Tiongkok sebagai bangsa yang bertekad mewujudkan revitalisasi.

Hari Anak Internasional, diperingati setiap 1 Juni, merupakan perayaan penting di seluruh Tiongkok setiap tahun. Presiden Tiongkok Xi Jinping, Selasa lalu, menekankan pentingnya upaya untuk meningkatkan tumbuh kembang anak-anak secara sehat dan lengkap. Dia juga mengucapkan Selamat Hari Anak Internasional kepada seluruh anak-anak di Tiongkok. 

Dua bulan lalu, Xi mengumpamakan anak-anak seperti "tunas" ketika mengikuti acara penanaman pohon di Beijing. Dia juga mengajak anak-anak agar berkontribusi terhadap pembangunan bangsa.

"Kalian seperti tunas," kata Xi. "Anak-anak kelak berkembang menjadi pohon besar pada masa mendatang, dan menjadi hutan bagi bangsa Tiongkok, hutan yang dipenuhi berbagai bakat."

Menggarisbawahi target Tiongkok membangun negara sosialis modern yang unggul dengan ciri khas Tiongkok pada pertengahan abad ini, Xi berkata, "Anda memiliki waktu 30 tahun lagi. Kini, Anda berusia 10 tahun, dan, kelak berusia 40 tahun. Anda akan menjadi pilar negara."

Xi mendorong anak-anak mengejar cita-citanya

Xi sangat mengasihi anak-anak dan selalu mendorong mereka mengejar cita-citanya.

"Harapan terbesar kami, anak-anak dapat menjalani kehidupan yang lebih baik," ujar Xi saat mengikuti sebuah acara menjelang Hari Anak Internasional pada 2013.

Saat merayakan sebuah festival pada 2014 bersama pelajar sekolah dasar, dia berkata, anak-anak adalah masa depan negara dan harapan bangsa Tiongkok.

"Pahlawan dibina sejak usia dini. Generasi muda selalu membawa perubahan besar. Saya berharap, Anda dapat mewujudkan impian dan cita-cita," kata Xi kepada pelajar tersebut.  

Pada Mei 2013, Xi berkunjung ke sebuah sekolah di Lushan, Kota Ya'an, Provinsi Sichuan, Tiongkok Barat Daya, beberapa minggu setelah gempa bumi berskala 7,0 melanda wilayah tersebut. Di sebuah ruang kelas sementara, dia mengikuti sebuah pertemuan bersama pelajar, dan mendorong mereka bekerja keras mengejar cita-cita.

Sembilan tahun setelahnya, mantan pelajar yang kala itu hadir di ruang kelas tersebut mengenang perkataan Xi.

"Saya duduk di baris depan ketika Kakek Xi berdiri di depan kelas. Sambil tersenyum, dia bertanya tentang cita-cita kami," kenang Luo Yunfang. "Seingat saya, jawaban saya ketika itu adalah seorang redaktur, sebab saya suka menulis. Kakek Xi sangat gembira. Dia memuji imajinasi kami."

Luo, kini seorang mahasiswa di Chengdu University of Technology, tengah mengejar cita-citanya.

"Saya bergabung dengan pusat media di universitas, dan menulis banyak artikel. Jadi, saya mulai mewujudkan impian tersebut," katanya.

Upaya Tiongkok melindungi hak anak

Sejak Republik Rakyat Tiongkok berdiri pada 1949, pemerintah di seluruh jenjang sangat melindungi anak-anak dan generasi muda. Hal ini dilakukan dengan memberikan akses pendidikan yang setara, mengirim guru bertugas di desa terbelakang di pegunungan, hingga berinvestasi untuk memperbarui fasilitas di area pelosok.

Tiongkok juga telah merumuskan sistem hukum yang mencakup lebih dari 100 undang-undang dan regulasi yang melindungi hak dan kepentingan kaum perempuan serta anak-anak. Hal ini tercantum dalam sebuah laporan resmi yang dirilis pada Juni tahun lalu oleh State Council Information Office.

Beberapa undang-undang dan regulasi baru turut dirumuskan atau disesuaikan selama dekade terakhir. Tujuannya adalah memperkuat perlindungan hak dan kepentingan kelompok minoritas. Dua langkah penting termasuk revisi undang-undang perlindungan kelompok minoritas yang berlaku pada 1 Juni 2021. Sementara, Undang-Undang Peningkatan Pendidikan Keluarga telah diterapkan pada 1 Januari 2022.

Tiongkok semakin berupaya mengurangi beban akademik pelajar demi mempromosikan tumbuh kembang yang sehat dan lengkap. 

Pada Juli tahun lalu, Tiongkok meluncurkan kebijakan "pengurangan ganda" guna mengatasi beban akademik yang berlebihan pada pelajar sekolah dasar dan menengah, serta mengurangi sesi belajar di luar kampus.

Setelah kebijakan baru ini diterapkan, lembaga kursus di luar kampus yang menawarkan pelatihan mata kuliah berkurang 83,8% di seluruh Tiongkok. Sementara, lembaga kursus daring berkurang 84,1%. Angka-angka ini berasal dari data Kementerian Pendidikan Tiongkok.

https://news.cgtn.com/news/2022-06-02/Children-From-saplings-to-forest-for-Chinese-nation-1ax7cqqppza/index.html

 

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_releases_right_column_video_module_shtml

Berita Video Terpilih

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_footer_shtml
Pencarian
  1. Produk & Layanan
  2. Cari Rilis Berita
  3. Pusat Informasi
  4. bagi Jurnalis & Media
  5. Hubungi Kami