omniture
from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_header_shtml
PR Newswire: news distribution, targeting and monitoring
en_US id_ID ko_KR ms_MY th_TH vi_VN

CGTN: Hong Kong Setelah 25 Tahun: Semakin Berperan dalam Kebijakan Pintu Terbuka

2022-06-30 08:27

BEIJING, 30 Juni 2022 /PRNewswire/ -- Dalam 25 tahun terakhir, sejak kembali ke pangkuan ibu pertiwi, Hong Kong, sebagai salah satu wilayah administratif khusus Tiongkok, tetap menjadi salah satu kota yang paling dinamis di dunia. Sementara, langkah reformasi dan kebijakan pintu terbuka Tiongkok yang telah berjalan selama puluhan tahun kini memasuki era baru.

Sejalan dengan langkah Tiongkok yang membuka pintunya semakin lebar, posisi dan peran Hong Kong pun bertambah besar, alih-alih berkurang, seperti yang disampaikan Presiden Tiongkok Xi Jinping pada 2018.

Menurut Xi, secara khusus, Hong Kong harus memanfaatkan koneksi internasionalnya yang luas dan sektor jasa profesional yang mutakhir di sisi lain, serta mengandalkan besarnya pasar Tiongkok Daratan. Lebih lagi, Hong Kong dapat melengkapi sistem industri dan daya saingnya. Xi juga menilai Hong Kong sebagai poros depan dalam kebijakan pintu terbuka Tiongkok secara dua arah.

Kekuatan Hong Kong

Pada 1 Juli 1997, Tiongkok kembali memperoleh kedaulatan atas Hong Kong, dan Hong Kong Special Administrative Region (HKSAR) pun terbentuk. Sejak itu, Hong Kong telah dikelola berdasarkan prinsip "Satu Negara, Dua Sistem". Prinsip ini mengutamakan sistem sosialis di Tiongkok sekaligus menerapkan sistem kapitalis di wilayah administratif khusus (SAR).

Ketika memberikan sambutan dalam rangka peringatan kembalinya Hong Kong ke pangkuan ibu pertiwi yang ke-20 tahun pada 2017, Xi berkata, "Konsep 'Satu Negara' berfungsi seperti akar sebuah pohon. Agar pohon tumbuh dengan tinggi dan lebat, akarnya harus tertanam di dalam tanah dan kuat."

Berdasarkan prinsip "Satu Negara", konsep "Dua Sistem" harus dan selalu harmonis dan saling melengkapi, menurut Xi. Dia juga berkata, "Kita harus berpegang pada prinsip 'Satu Negara' dan menghargai perbedaan 'Dua Sistem' tersebut."

Lalu, setahun kemudian, tepatnya pada 2018, dalam sebuah sambutan yang merayakan reformasi dan kebijakan pintu terbuka Tiongkok yang ke-40 tahun—"langkah penting yang membangun Tiongkok seperti saat ini," Xi berkata bahwa prinsip "Satu Negara, Dua Sistem" menjadi "kekuatan terbesar" Hong Kong. Maka, reformasi dan kebijakan pintu terbuka Tiongkok memperluas bidang pembangunan Hong Kong.

Lebih lagi, Tiongkok Daratan selalu mendukung Hong Kong, khususnya ketika krisis eksternal terjadi. Misalnya, Undang-Undang HKSAR melindungi properti milik pribadi dan investasi asing, dan Hong Kong harus bebas dari intervensi pemerintah terhadap kurs mata uang asing (foreign exchange control), menjaga statusnya sebagai pelabuhan bebas, dan menjamin arus pergerakan barang, properti, dan modal di Hong Kong.

Hong Kong juga memiliki perekonomian yang paling bebas di dunia, menurut Fraser Institute. Bahkan, Hong Kong telah mempertahankan status tersebut sejak 1997. Dalam "Economic Freedom of the World 2021 Annual Report" yang dirilis Fraser Institute, Hong Kong terus berada di posisi teratas dalam aspek "Kebebasan Melakukan Bisnis Internasional" dan "Regulasi" di antara lima aspek penilaian.

Peran Hong Kong dalam internasionalisasi RMB, BRI

Pada Juli 2019, Tiongkok mengumumkan 11 langkah di sektor keuangan yang semakin meningkatkan kebijakan pintu terbuka berdasarkan prinsip "bergerak lebih cepat, ketimbang lambat, dan lebih dini ketimbang terlambat."

Sebagai pusat sektor keuangan internasional, dan jembatan bagi kebijakan pintu terbuka dua arah yang dijalankan Tiongkok—mendatangkan investasi asing dan berkiprah di pasar global, peran Hong Kong sebagai kawasan percontohan dalam kebijakan pintu terbuka Tiongkok di sektor finansial semakin penting, seperti yang dinilai praktisi keuangan di Hong Kong.

Dalam sebuah laporan riset yang dirilis pada Maret 2021, Hong Kong Exchanges and Clearing Limited menilai, dalam beberapa tahun terakhir, Hong Kong terus meningkatkan infrastruktur finansial, seperti melansir sistem baru yang memfasilitasi bank dari seluruh dunia untuk melakukan pembayaran berdenominasi renminbi (RMB) lewat platform Hong Kong.

Hong Kong pun menjadi pusat bisnis luar negeri berdenominasi RMB yang terbesar di dunia. Menurut data terbaru dari Hong Kong Monetary Authority, nilai simpanan berdenominasi RMB di Hong Kong tercatat sebesar RMB 841.9 miliar (sekitar $125,85 miliar) pada akhir April 2022, atau meningkat hingga 133 kali lipat dari angka pada Mei 2004. Lebih dari 70% pembayaran berdenominasi RMB di luar negeri ditangani di Hong Kong.

Lebih lagi, dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun Ke-14 (2021-2025), Tiongkok telah menyatakan dukungannya bagi HKSAR guna memperkuat statusnya sebagai pusat bisnis luar negeri yang berdenominasi RMB, serta mendorong partisipasi HKSAR dalam program Belt and Road Initiative (BRI), komponen penting dalam arah baru kebijakan pintu terbuka Tiongkok.

Yi Gang, Gubernur Bank Sentral Tiongkok, pada Desember 2021, berkata bahwa Hong Kong dapat meningkatkan dukungannya terhadap konektivitas finansial dalam naungan BRI.

"Sebagai pintu gerbang bagi perusahaan asal Tiongkok Daratan yang ingin merambah pasar global, Hong Kong dapat meningkatkan jasa keuangan demi membantu keterlibatan perusahaan-perusahaan ini dalam BRI," jelasnya. "Sebagai pusat investasi global, Hong Kong juga dapat menarik berbagai investor internasional agar turut bergabung dalam BRI."

https://news.cgtn.com/news/2022-06-28/Hong-Kong-25-years-on-A-bigger-role-in-nation-s-opening-up-1bdUXnGH0wo/index.html

 

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_releases_right_column_video_module_shtml

Berita Video Terpilih

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_footer_shtml
Pencarian
  1. Produk & Layanan
  2. Cari Rilis Berita
  3. Pusat Informasi
  4. bagi Jurnalis & Media
  5. Hubungi Kami