omniture
from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_header_shtml
PR Newswire: news distribution, targeting and monitoring
en_US id_ID ko_KR ms_MY th_TH vi_VN

CGTN: Hong Kong Setelah 25 Tahun: Jalinan Kebudayaan antara Tiongkok dan Dunia

2022-07-02 00:34

BEIJING2 Juli 2022 /PRNewswire/ -- Setelah kerja keras dan pembangunan selama lima tahun, Hong Kong Palace Museum (HKPM) akhirnya diresmikan pada 22 Juni, dan segera dibuka pada 2 Juli. HKPM menjadi ikon kebudayaan baru di Wilayah Administratif Khusus Hong Kong (HKSAR).

Lima tahun lalu, tepatnya pada 29 Juni 2017, Presiden Tiongkok hadir dalam acara penandatanganan perjanjian kerja sama antara Tiongkok Daratan dan HKSAR dalam pembangunan museum ini di West Kowloon Cultural District.

Sebagai bentuk perhatian dan kepeduliannya terhadap perkembangan kebudayaan dan seni kota tersebut, Xi mengunjungi distrik ini beberapa jam setelah dia tiba dalam kunjungan kerja selama tiga hari. Kunjungan ini dilakukan Xi dalam rangka peringatan hari jadi kembalinya Hong Kong ke pangkuan ibu pertiwi yang ke-25.

Xi berkata, dia berharap HKSAR akan melestarikan kebudayaan tradisional dan berperan penting dalam memfasilitasi serta mempromosikan pertukaran budaya dan kerja sama antara Tiongkok dan Dunia Barat, serta Hong Kong dan Tiongkok Daratan.

Jendela Kebudayaan Tiongkok

Kebudayaan tradisional Tiongkok yang telah berkembang dengan baik di Hong Kong, dijuluki "Permata Timur", semakin ditingkatkan lewat peresmian HKPM.

Menampilkan unsur-unsur seperti pintu berwarna merah yang didekorasi dengan paku pintu emas, museum ini mencerminkan keunggulan kebudayaan tradisional Tiongkok. HKPM juga ingin menjadi salah satu lembaga kebudayaan terkemuka di dunia, serta berkomitmen melakukan studi dan mengapresiasi seni dan kebudayaan Tiongkok. Di saat bersamaan, HKPM juga ingin meningkatkan dialog antarperadaban melalui kerja sama internasional.

Lebih dari 900 benda berharga dari koleksi Palace Museum, Beijing, akan diperlihatkan secara bergiliran dalam pameran perdana. Beberapa benda ini bahkan tampil untuk pertama kalinya di Hong Kong, dan benda-benda lain belum pernah dipamerkan secara publik, menurut keterangan HKPM.

Selain lembaga fisik seperti museum, Hong Kong juga memiliki teater tradisional Tiongkok dalam beragam gaya. Tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada 2006 dan Daftar Representatif UNESCO pada 2009, Opera Kanton termasuk gaya teater terpopuler. 

Pada Agustus 2017, demi melestarikan warisan budaya tak benda, Hong Kong pun melansir 20 hal yang tercantum dalam daftar representatif, mulai dari seni pertunjukan seperti Opera Kanton hingga festival seperti "Tai Hang Fire Dragon Dance", dan seni kriya tradisional "Bamboo Theatre Building Technique".

Perpaduan Dunia Timur dan Barat

Hong Kong menjadi tempat yang memadukan budaya Tiongkok dan Barat, serta tradisi dan modernitas. Hong Kong juga menggabungkan masa lalu dan masa kini demi mempersembahkan kontras yang unik.

Pada 2018, Presiden Xi menekankan, lewat keanekaragaman budaya, Hong Kong akan terus berperan besar dalam mempromosikan pertukaran budaya Timur-Barat, memfasilitasi sikap saling memahami antarperadaban, serta menjalin ikatan antarwarga.

Sebagai pusat bisnis dan keuangan internasional yang menampilkan keterbukaan dan keberagaman, Hong Kong dihuni sekitar 600.000 warga non-Tiongkok, banyak dari mereka yang telah tinggal selama puluhan tahun.

Arthur de Villepin termasuk salah satu di antaranya. Dia mengelola sebuah galeri di Hollywood Road, Distrik Tengah, Hong Kong Island. Ayahnya, Dominique de Villepin, adalah Perdana Menteri Perancis periode 2005-2007.

Dalam sebuah wawancara dengan China Media Group (CMG), kedua sosok ini berkata, pameran perdana di galeri Villepin mengangkat karya pelukis abstrak keturunan Tiongkok-Perancis, Zao Wou-Ki, dan menilainya sebagai contoh baik dalam "rekonsiliasi Timur dan Barat".

Arthur de Villepin mengungkapkan keyakinannya bahwa "seni dan kebudayaan akan berkembang pesat" di Hong Kong, dan cara "Tiongkok membuka dirinya kepada dunia lewat seni akan menjadi hal yang luar biasa."

Sebuah Kota yang Menyampaikan Kisah Tiongkok

Ketika bertemu dengan delegasi Hong Kong, Presiden Xi berkata, kota ini, sebagai kota kosmopolitan, dapat memanfaatkan koneksi luasnya dengan dunia, menyebarluaskan kearifan budaya tradisional Tiongkok, dan menyampaikan kisah Tiongkok.

Presenter TV Janis Chan merupakan sosok yang menyampaikan kisah tersebut. Dalam film dokumenter "No Poverty Land", dia dan timnya berkunjung ke 10 area di Tiongkok Daratan selama tiga bulan guna mengisahkan program pengentasan kemiskinan Tiongkok yang belum banyak diketahui dunia.

Karyanya mendapat pujian di Hong Kong, Tiongkok Daratan, dan wilayah lain. Lewat film ini, Chan bahkan meraih gelar "Best Female Host" di ajang TVB Anniversary Awards 2021 di Hong Kong. Dia juga menjadi tokoh panutan dalam "Touching China 2021" di Tiongkok Daratan.

Setelah memperoleh pengakuan tersebut, kepada media, Chan berkata bahwa dirinya yang tersentuh dengan karya tersebut. "Setiap orang yang diwawancarai mencerminkan karakter yang luar biasa dari rakyat Tiongkok."

Dalam wawancara baru-baru ini dengan CMG, Chan berkata, dia akan mendokumentasikan berbagai kisah lain tentang Tiongkok agar audiens di dalam dan luar negeri mempelajari pembangunan Tiongkok.

https://news.cgtn.com/news/2022-06-30/Hong-Kong-25-years-on-A-cultural-bond-between-China-and-the-world--1bhc01Ua5ws/index.html

 

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_releases_right_column_video_module_shtml

Berita Video Terpilih

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_footer_shtml
Pencarian
  1. Produk & Layanan
  2. Cari Rilis Berita
  3. Pusat Informasi
  4. bagi Jurnalis & Media
  5. Hubungi Kami