CGTN: Tiongkok upayakan kehidupan yang lebih baik di pedesaan dalam program modernisasi

BEIJING, 14 Maret 2023 /PRNewswire/ -- Bagi pakar budi daya anggur Xie Fuxin, salah satu kebanggaan terbesarnya adalah melihat petani anggur di Kota Nanping, Provinsi Fujian, Tiongkok Tenggara, berhasil keluar dari garis kemiskinan, serta meraup pendapatan yang semakin baik setelah menanam anggur.

Lahir pada 1943, Xie telah mengabdikan seluruh kariernya untuk meningkatkan teknik budi daya anggur dan varietasnya di sejumlah desa di Kota Nanping. Bahkan, dia tetap melakukan hal yang sama selama 12 tahun setelah pensiun.

Xi menjadi salah satu dari 225 pakar sains-teknologi yang dikirim ke 215 desa pada 1999. Tugas mereka adalah memopulerkan sains dan teknologi pertanian di Nanping. Xie biasanya mengendarai sepeda dan mengunjungi rumah kaca (greenhouse) yang ditanami anggur di wilayah desa di Nanping, serta menawarkan pelatihan teknis.

Pada 2022, Xi Jinping, kala itu menjabat Gubernur Fujian, mengapresiasi program di Nanping tersebut lewat sebuah artikel. Dia menilai program itu bermanfaat untuk mengeksplorasi inovasi untuk pekerjaan di pedesaan.

Ketika berbicara dengan Xie pada 2002, Xi mempelajari, satu mu (sekitar 0,07 hektar) kebun anggur memiliki nilai panen RMB 7.000 (sekitar $1.014). Xi pun menginstruksikan Xie agar mengajak warga desa lain untuk membudidayakan anggur.

Kini, luas kebun anggur di wilayah pegunungan di Nanping telah mencapai lebih dari 70.000 mu, menurut Xie. Dia juga menambahkan, industri budi daya anggur memperoleh nilai panen hingga RMB 600 juta per tahun sehingga industri ini mendatangkan pendapatan yang semakin besar bagi warga lokal setelah keluar dari garis kemiskinan.

Pembangunan di Nanping mencerminkan pencapaian Tiongkok dalam pengentasan kemiskinan dan revitalisasi pedesaan selama beberapa tahun terakhir.

Pengentasan kemiskinan yang tepat sasaran

Presiden Xi mengemukakan konsep "pengentasan kemiskinan yang tepat sasaran" dalam sebuah kunjungan kerja di Provinsi Hunan, Tiongkok Tengah, pada November 2013.

Perkembangan industri yang dirancang khusus, serta relokasi dan kompensasi ekologis termasuk dalam kebijakan yang ditempuh untuk mengentaskan kemiskinan.

Sejak itu, 98,99 juta warga desa yang kurang mampu dan hidup di bawah garis kemiskinan berhasil terlepas dari jerat kemiskinan. Bahkan, 832 kelurahan dan 128.000 desa yang kurang mampu telah keluar dari daftar wilayah miskin, seperti disampaikan Xi dalam sebuah konferensi penghargaan tingkat nasional yang berlangsung di Beijing pada 25 Februari 2021.

Setelah Tiongkok sukses mengentaskan kemiskinan absolut, konsolidasi pencapaian pengentasan kemiskinan dan revitalisasi pedesaan menjadi dua prioritas untuk merealisasikan modernisasi dengan kesejahteraan umum.

Revitalisasi pedesaan semakin gencar

Xi juga menyadari, tugas yang paling menantang dan berat bagi Tiongkok untuk membangun negara sosialis modern dalam seluruh aspek terletak di wilayah pedesaan. Maka, Xi, saat menyampaikan laporan untuk Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok (CPC) Ke-20 pada Oktober lalu, bertekad menggencarkan revitalisasi pedesaan.

Revitalisasi pedesaan turut menjadi topik yang sering dibahas di Sidang Dua Sesi tahun ini—ajang politik terpenting di Tiongkok.

Tiongkok ingin menstabilisasikan tingkat panen beras dan memajukan revitalisasi pedesaan pada tahun ini, seperti tertuang dalam laporan kerja pemerintah pada 2023 yang dibahas oleh dewan legislatif pada 5 Maret lalu.

Tiongkok juga berencana menstabilisasikan luas lahan pertanian dan melansir program baru untuk meningkatkan kapasitas panen hingga 50 juta ton, seperti terungkap dalam laporan ini. Tiongkok pun ingin menghidupkan kembali industri benih dan mendukung perkembangan sains, teknologi, serta peralatan pertanian.

https://news.cgtn.com/news/2023-03-11/China-strives-for-better-rural-living-in-its-modernization-drive--1i5p7ULP2Te/index.html