LONDON, 26 Oktober 2020 /PRNewswire/ -- Inmarsat, perusahaan terkemuka dunia di bidang komunikasi satelit seluler global, dan Cobham SATCOM, penyedia solusi komunikasi satelit dan radio yang terpopuler di pasar, telah diberi kontrak baru untuk menghubungkan 732 kapal penangkap ikan yang aktif di Zona Ekonomi Eksklusif Maladewa ke layanan broadband maritim Fleet One Inmarsat.
SAILOR Fleet One Cobham memanfaatkan konstelasi satelit Inmarsat-4 yang ada untuk menghadirkan konektivitas internet dan panggilan suara internasional paling andal melalui antena yang ringan dan ringkas, dan proses pemasangan yang sederhana. Teknologi yang terjangkau menjadikannya sangat mudah diakses oleh kapal-kapal kecil yang ingin mengakses komunikasi satelit maritim untuk pertama kalinya.
Uji coba layanan Fleet One dan terminal SAILOR Fleet One dari Cobham dilakukan di atas 15 kapal, dan kinerjanya berhasil dibuktikan melebihi spesifikasi untuk sistem pemantauan kapal (vessel monitoring system atau VMS) baru di bawah Proyek Pengembangan Sumber Daya Perikanan Berkelanjutan di Maladewa guna meningkatkan Pemantauan, Pengendalian, dan Pengawasan di sektor perikanan. Proyek VMS, yang disepakati antara Ooredoo yang berlokasi di Maladewa dan Kementerian Perikanan dan Pertanian, didanai oleh Bank Dunia.
Kontrak lima tahun ini meliputi pemasokan dan pemeliharaan VMS, penyertaan komunikasi satelit Fleet One melalui L-band dari Inmarsat, server komunikasi aman dan berwaktu tayang melalui Integrated Monitoring (IM) dan antena SAILOR dari Cobham SATCOM yang dipasang oleh Ooredoo.
Perikanan merupakan salah satu kegiatan ekonomi utama di Maladewa, kedua setelah pariwisata, yang menjadi lahan pekerjaan bagi lebih dari 30% populasi Maladewa. Diluncurkan pada 2017, Proyek Pengembangan Sumber Daya Perikanan Berkelanjutan disusul oleh Undang-Undang Perikanan Maladewa pada tahun 2019, yang melarang beberapa bentuk alat tangkap yang tidak berkelanjutan seperti pukat cincin, jaring pukat, dan jaring insang serta membahas pemberian izin hanya untuk kapal yang menawarkan pelacakan secara aktual dan yang terdaftar hanya di Maladewa. Fleet One akan mendukung ketertelusuran dan dokumentasi tangkapan elektronik (eCDT) untuk memerangi penangkapan ikan yang Ilegal, Tidak Diregulasi, dan Tidak Dilaporkan (Illegal, Unregulated, and Unreported atau IUU). Undang-Undang Perikanan juga meresmikan hak nelayan atas pensiun, pelatihan, dan konektivitas ke layanan darurat.
"Proyek VMS mengukuhkan peran yang terus dimainkan Maladewa dalam penangkapan ikan berkelanjutan dan dalam mempertahankan ekonomi biru dalam jangka panjang," ucap Menteri Perikanan Maladewa Zaha Waheed. "Proyek ini menempatkan infrastruktur broadband maritim guna memantau dan mengelola operasi, dan juga untuk mendukung kesejahteraan para nelayan yang bekerja di laut. Untuk melakukannya, kami telah memilih teknologi yang dapat diandalkan, mudah diskalakan, progresif, hemat biaya, dan mudah digunakan, serta sekelompok mitra dengan rekam jejak yang meyakinkan. Keberhasilan pelaksanaan proyek juga menandakan bahwa Maladewa mampu memenuhi dan melampaui persyaratan yang ditetapkan melalui Komisi Tuna Samudra Hindia (Indian Ocean Tuna Commission atau IOTC)," ucapnya.
Najib Khan, Managing Director & Chief Executive Officer di Ooredoo Maldives, mengatakan: "Kami sangat mementingkan para mitra yang menjunjung nilai-nilai yang sama seperti kami dalam membawa kemajuan sosio-ekonomi baru kepada masyarakat melalui teknologi inovatif. Sistem Pemantauan Armada Fleet One memastikan pemantauan yang lancar untuk kapal penangkap ikan bagi pembuat regulasi dan pemilik, serta memungkinkan peluang baru bagi para awak kapal seraya memastikan keselamatan mereka di atas kapal. Kami berharap untuk bisa melihat kemajuan industri perikanan di Maladewa dengan dukungan dari proyek ini."
Eric Griffin, VP Offshore and Fishing di Inmarsat Maritime, mengatakan: "Ini merupakan dukungan tingkat pemerintah yang signifikan atas keandalan Fleet One sebagai platform sistem pemantauan kapal yang juga akan memberikan manfaat luas bagi kesejahteraan dan efisiensi operasional di pasar yang sensitif terhadap harga. Platform tersebut juga dapat menyediakan tambahan pengamanan seperti pemantauan cuaca, dan saya berharap komunikasi dari mulut ke mulut akan memainkan peranan penting menyangkut penggunaan layanan data. Pesan instan pada awalnya akan mendorong penggunaan yang lebih besar karena awak kapal yang berada di luar jangkauan jaringan darat tetap bisa berhubungan dengan teman dan keluarga atau bertukar informasi tentang sediaan ikan."
Meenal Rao, Manajer Penjualan Regional APAC Maritime di Cobham SATCOM, mengatakan: "Kementerian memiliki aspirasi yang sama untuk melindungi dan meningkatkan kelestarian lingkungan laut, dan kami senang bisa mendukung armada penangkapan ikan di Maladewa dalam mencapai hal ini dengan menyediakan konektivitas yang memungkinkan setiap kapal untuk melindungi, memantau, dan memperbaiki lingkungan laut yang berubah begitu cepat."
Jeff Douglas, Chief Executive Officer di Integrated Monitoring, berkomentar: "Ruang lingkup proyek ini ideal bagi administrasi perikanan mana pun yang hendak mencari cara untuk meningkatkan kelestarian serta kesejahteraan awak kapal sesuai skala dan dengan cara yang terintegrasi. Fleet One dua puluh kali lebih cepat daripada Sistem Pemantauan Kapal tradisional. Untuk pertama kalinya, Fleet One akan mendukung obrolan awak kapal, mobile banking, dan pemantauan video live untuk segmen perikanan skala menengah dan kecil."
Integrated Monitoring juga menyediakan Monitor - platform yang di-hosting cloud untuk Pelacakan GPS, Pelaporan Tangkapan, dan Pemantauan Video Elektronik - kepada Kementerian Pertanian dan Perikanan untuk digunakan dalam Pusat Pemantauan Perikanan mereka di Malé.
Untuk informasi lebih lanjut, ikuti kami di LinkedIn atau di Twitter @cobhamsatcomMar
Pertanyaan Media:
Jonathan Sinnatt/Matthew Knowles
Komunikasi Korporat
Tel: +44 (0)20 7728 1518/1355
press@inmarsat.com