omniture
from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_header_shtml
PR Newswire: news distribution, targeting and monitoring
en_US id_ID ms_MY th_TH vi_VN

Adopsi Sertifikasi RSPO, tumbuh dari tiga negara pada tahun 2008 menjadi 21 negara pada tahun 2021, mewakili 4,5 juta hektar perkebunan kelapa sawit berkelanjutan

2022-11-29 12:29

Grafik Laporan Dampak RSPO 2022, melanjutkan upaya keberlanjutan oleh industri kelapa sawit untuk memitigasi perubahan iklim, meningkatkan mata pencaharian pekebun swadaya, dan mengakhiri eksploitasi pekerja.

KUALA LUMPUR, Malaysia, 29 November 2022 /PRNewswire/ -- Pemangku kepentingan utama rantai nilai minyak sawit global berkumpul di Pertemuan Tahunan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RT2022), pertemuan fisik pertama yang dilakukan sejak awal pandemi Covid-19. Tema RT2022 kali ini adalah "Meningkatkan Rantai Nilai Kelapa Sawit Berkelanjutan Melalui Aksi Bersama". RT2022 diikuti oleh hampir seribu peserta, yang mewakili sektor-sektor utama di seluruh rantai nilai kelapa sawit, untuk berdiskusi lebih lanjut upaya-upaya memitigasi dampak perubahan iklim.

RSPO Certification grows from three countries in 2008 to 21 in 2021, representing 4.5 million hectares of sustainable oil palm plantations
RSPO Certification grows from three countries in 2008 to 21 in 2021, representing 4.5 million hectares of sustainable oil palm plantations

 

Pada kesempatan ini, RSPO meluncurkan Laporan Dampak terbarunya (2022), menyoroti dampak utama organisasi di berbagai indikator keberlanjutan. Laporan baru ini memperkenalkan Kerangka Kerja Dampak RSPO yang diselaraskan dengan tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (SDGs), yang dikodifikasikan ke dalam tujuh tema dampak: menghormati hak asasi manusia, pelibatan pekebun swadaya, perlindungan lingkungan, pencegahan kebakaran, membatasi perubahan iklim, memajukan sertifikasi dan pasar transformasi.

Laporan Dampak ini mengungkapkan beberapa pencapaian penting selama hampir dua dekade terakhir sejak RSPO didirikan, termasuk peningkatan luasan area yang sudah bersertifikat menjadi 4,5 juta hektar yang tersebar di 21 negara, dimana 301.020 hektar di antaranya telah dilestarikan dan dilindungi sebagai Kawasan High Conservation Value (HCV) melalui sertifikasi RSPO. Dalam hal hak asasi manusia, diperkirakan setengah juta pekerja perkebunan dan pabrik di seluruh dunia terwakili di bawah Prinsip dan Kriteria (P&C) RSPO melalui sertifikasi. Emisi gas rumah kaca yang telah dicegah sejak 2015 setara dengan hampir 400.000 mobil yang dikendarai setiap tahunnya. Kelompok pekebun swadaya yang terdiri dari hampir 5.000 petani di Sierra Leone menjadi Kelompok Pekebun Swadaya Mandiri pertama yang memperoleh sertifikasi di Afrika, salah satu negara terdepan dalam produksi minyak sawit.

Dalam sambutannya, Chief Executive Officer RSPO, Joseph D'Cruz, mengatakan, "Keberlanjutan adalah sebuah perjalanan, dan bersama dengan tim saya dan semua anggota kami, RSPO akan terus merintis jalan bagi sektor kelapa sawit untuk menunjukkan bagaimana produksi kelapa sawit dan penggunaannya dapat menjadi kontributor penting untuk komitmen net zero; untuk mengangkat peran produksi kelapa sawit dalam memberikan kehidupan yang layak, bermartabat, dan kemakmuran bagi jutaan keluarga pedesaan di seluruh dunia berkembang; untuk menunjukkan bagaimana perkebunan kelapa sawit regeneratif yang dikelola dengan baik dapat menjadi kontributor penting bagi konservasi spesies dan keanekaragaman hayati."

Anne Rosenbarger dan Dato´Carl Bek-Nielsen, Ketua Bersama Dewan Gubernur RSPO, bersama-sama menyerukan tindakan terpadu untuk memaksimalkan potensi sektor ini guna mengubah rantai nilai minyak sawit secara berkelanjutan. "Pada saat komunitas global menuntut solusi nyata untuk menyelamatkan planet kita yang semakin memanas, RSPO dapat berperan aktif dalam mempercepat dampak positif dari pembangunan berkelanjutan. Anggota RSPO menjunjung tinggi komitmen tanggung jawab bersama mengacu pada tindakan kolektif semua pemangku kepentingan, terlepas dari posisi mereka dalam rantai nilai."

Para anggota berpendapat bahwa RSPO juga harus menarik minat yang lebih besar dari pasar konsumen prioritas seperti Indonesia, India, Malaysia dan China, untuk memilih dan menggunakan produk minyak sawit berkelanjutan dan untuk bergabung dengan inisiatif bersama agar RSPO memiliki dampak transformatif pada pasokan dan permintaan global akan minyak sawit berkelanjutan .

About RSPO:

The Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) was formed in 2004 with the objective of promoting the growth and use of sustainable oil palm products through credible global standards and engagement of stakeholders. RSPO is a not-for-profit, international, membership organisation that unites stakeholders from the different sectors of the palm oil industry including oil palm producers, palm oil processors or traders, consumer goods manufacturers, retailers, banks and investors, environmental or nature conservation NGOs, and social or developmental NGOs.

This multi-stakeholder representation is mirrored in the governance structure of RSPO such that seats in the Board of Governors, Steering Committees and Working Groups are fairly allocated to each sector. In this way, RSPO lives out the philosophy of the "roundtable" by giving equal rights to each stakeholder group, facilitating traditionally adversarial stakeholders in working together to reach decisions by consensus, and achieving RSPO's shared vision of making sustainable palm oil the norm.

The seat of the association is in Zurich, Switzerland, while the secretariat is currently based in Kuala Lumpur with satellite offices in Jakarta, London, Zoetermeer, Beijing, Bogotá and New York.

 
from common-pcom:html:key:id_segment_includes_releases_right_column_video_module_shtml

Berita Video Terpilih

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_footer_shtml
Pencarian
  1. Produk & Layanan
  2. Cari Rilis Berita
  3. Pusat Informasi
  4. bagi Jurnalis & Media
  5. Hubungi Kami