omniture
from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_header_shtml
PR Newswire: news distribution, targeting and monitoring
en_US id_ID ja ko_KR ms_MY th_TH vi_VN

CGTN: Pendekatan Baru: Mengapa Tiongkok kini memperlonggar kebijakan pengendalian Covid-19

2022-12-21 08:19

BEIJING, 21 Desember 2022 /PRNewswire/ -- SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, terus bermutasi. Sejak awal pandemi tiga tahun lalu, virus ini melanda dunia dengan wajah yang berbeda-beda— Alpha, Beta, Delta, Gamma, lalu Omicron—dan membunuh jutaan jiwa manusia. 

Menurut Wu Zunyou, Chief Epidemiologist, Chinese Center for Disease Control and Prevention, Sabtu lalu, di sebuah rapat tahunan, jika kebijakan terkini Tiongkok untuk memperlonggar pembatasan berlaku pada awal tahun ini, 866.000 hingga satu juta kasus kematian akibat Covid dapat terjadi di Tiongkok Daratan pada 2022.

Pada November lalu, tepatnya ketika mengumumkan langkah baru untuk memperlonggar rangkaian kebijakan ketat guna memantau dan menghambat penyebaran Covid-19, Tiongkok melaporkan lebih dari 5.000 kasus kematian akibat virus tersebut.

Angka kematian yang tergolong rendah, dibandingkan jumlah penduduk sebanyak 1,4 miliar jiwa, tidak mudah tercapai. Banyak negara mencoba dan mencabut satu per satu kebijakan yang lebih ketat dalam tiga tahun terakhir, namun Tiongkok enggan mengikuti langkah tersebut.

Selama tiga tahun terakhir, kapan pun dan di mana pun Covid-19 muncul kembali, pemerintah lokal berupaya menghambat penularan virus secepat mungkin, meski pun harus membatasi mobilitas sosial dan aktivitas ekonomi secara sementara.

Tiongkok pun telah merilis dan memperbarui sembilan versi Protokol Diagnosis dan Penanganan Covid-19, serta menyediakan panduan untuk mengendalikan penyebaran penyakit, serta perawatan pasien Covid-19 secara tepat waktu.

Edisi baru dari protokol ini akan dikeluarkan dalam waktu dekat, seperti dikatakan Zhong Nanshan, Ahli Penyakit Pernapasan ternama di Tiongkok, minggu lalu, dalam sebuah kuliah tentang penanganan Omicron di Sun Yat-sen University. Dia juga menambahkan, protokol edisi baru tersebut akan bersifat kondusif bagi perkembangan ekonomi sekaligus menjaga tindak pencegahan dan pengendalian pandemi.

Seluruh kebijakan ini dirumuskan menurut kondisi terkini dan mutasi virus, serta diberlakukan demi menghambat penyebaran virus secara lebih ilmiah dan tepat sasaran, seperti diungkapkan National Health Commission, Tiongkok.

Varian Omicron yang Tidak Mematikan

Peneliti menilai, patogenesis dan keganasan varian Omicron telah berkurang dibandingkan varian Covid-19 sebelumnya.

Sebuah riset karya peneliti University of Hong Kong di Wilayah Administratif Khusus Hong Kong dan Hainan Medical University, Provinsi Hainan, Tiongkok Selatan, diterbitkan di jurnal Nature pada 21 Januari lalu, menunjukkan, replikasi dan patogenesis SARS-CoV-2 varian Omicron pada tikus berkurang ketimbang varian liar, serta varian Alpha, Beta, dan Delta.

Neeltje van Doremalen, seorang peneliti Laboratory of Virology, National Institute of Allergy and Infectious Diseases yang berada dalam naungan National Institutes of Health, Amerika Serikat, juga memiliki opini serupa pada November lalu yang diterbitkan jurnal Science Advances. Menurut data, kemampuan varian Omicron memperbanyak diri lebih rendah dari varian Delta pada monyet rhesus (rhesus macaque) sehingga penyakit klinis turut berkurang.

Langkah berikutnya yang dijalankan Tiongkok di tengah kemunculan Omicron

Peneliti Tiongkok optimis atas kondisi terkini, dan Omicron, untuk sementara waktu, menjadi varian virus yang paling dominan.

Menurut Ahli Epidemiologi Wu, proporsi kasus yang parah dan kritis dari seluruh kasus terkonfirmasi Covid-19 telah menurun dari 16,47% pada 2020 menjadi 3,32% pada 2021. Pada 5 Desember 2022, angkanya tercatat 0,18%.

Zhang Wenhong, Kepala Center for Infectious Diseases di Huashan Hospital, Fudan University, Shanghai, dalam sebuah konferensi, berkata, setelah sistem kekebalan tubuh manusia secara bertahap berhadapan dengan Omicron, varian virus yang lebih menular kecil kemungkinannya muncul.

Sebuah "keniscayaan" bahwa Tiongkok akan keluar dari pandemi, dan trennya tidak akan berbalik, menurut Zhang. Namun, warga lansia dan kelompok rentan lainnya masih harus dilindungi secara tepat, dan warga lansia pun didorong agar mengikuti vaksinasi.

Pemerintah Tiongkok baru saja merilis sebuah rencana untuk menggencarkan vaksinasi di tengah penduduk lansia agar kelompok rentan tersebut lebih terlindungi.

Rencana ini mendorong percepatan laju vaksinasi di kalangan penduduk usia 80 tahun atau lebih tua, serta terus meningkatkan vaksinasi bagi penduduk usia 60 dan 79 tahun.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus berkata, pada 14 Desember lalu, bahwa dirinya sangat "berharap" pandemi Covid-19 tidak lagi dianggap sebagai kondisi darurat berskala global pada tahun depan.

https://news.cgtn.com/news/2022-12-19/-New-Approaches-Alpha-to-Omicron-why-China-is-easing-COVID-controls-1fS73iihxZu/index.html

 

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_releases_right_column_video_module_shtml

Berita Video Terpilih

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_footer_shtml
Pencarian
  1. Produk & Layanan
  2. Cari Rilis Berita
  3. Pusat Informasi
  4. bagi Jurnalis & Media
  5. Hubungi Kami