omniture
from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_header_shtml
PR Newswire: news distribution, targeting and monitoring
en_US id_ID ms_MY th_TH vi_VN

Marshall Cavendish Education Conference Mengeksplorasi Resep Sukses dalam Pendidikan di Abad ke-21

2016-09-19 13:45

SINGAPURA, 19 September 2016 /PRNewswire/ --  Pakar pendidikan berkumpul di Singapura untuk mengeksplorasi sistem terpenting yang diperlukan guna memastikan para pelajar bisa menguasai keahlian yang dibutuhkan.

  • Anak-anak menaati nilai-nilai pendidikan abad ke-21 agar bisa maju dalam dunia baru yang berkembang pesat
  • Berpikir secara kritis dan metacognition termasuk kompetensi utama
  • Ilmu mendidik (teaching pedagogy) harus menitikberatkan proses bukan hasil

Kecanggihan digital, perubahan kependudukan dan globalisasi termasuk antara faktor utama yang mempengaruhi sistem pendidikan di banyak negara. Salah satu tantangan mendesak adalah mempersiapkan para pelajar agar bisa menghadapi berbagai tantangan dalam dunia yang dinamis dan berkembang pesatBagaimanakah pendidikan bisa tetap relevan dalam abad ke-21 yang baru?

"Apakah yang dituntut abad ke-21 dalam bidang pendidikan?" Ini menjadi topik pembahasan dalam ajang Marshall Cavendish Education Conference 2016 yang diadakan di Singapura. Bertemakan 'Keupayaan Menempatkan Perubahan dalam Konteks – Sebuah Perjalanan Menuju Pendidikan di Abad ke-21', ajang yang digelar setiap dua tahun sekali, dihadiri para pakar pendidikan yang paling berpengaruh, dari dalam dan luar negara, untuk saling berbagi wawasan dalam kurikulum pendidikan, penggunaan teknologi dan pengembangan profesional guna memberdayakan para guru dan menggugah minat pembelajar.

Tak diragukan lagi bahwa pendekatan lengkap sangat penting bagi pendidikan holistik. Jika dilakukan dengan tepat, ia bisa memastikan masa peralihan dari lingkungan sekolah ke dunia pekerjaan, mulus dan efisien. Persoalannya, apakah keahlian yang diajarkan di sekolah saat ini cukup dalam memenuhi kebutuhan perekonomian abad ke-21? Dalam era yang berorientasi pada inovasi dan cepat berubah, melek baca (literacy) dan kemampuan menyelesaikan soal aritmatika tak lagi cukup menarik minat para perusahaan. Masyarakat kini menuntut warga dunia untuk memiliki lebih dari sekadar pengetahuan berbasis buku ajar (textbook knowledge). Kita sekarang dituntut untuk memiliki cara berpikir kritis, mampu memecahkan permasalahan, komunikasi dan keahlian bekerja sama. Sejumlah keahlian tersebut pun perlu ditambah lagi dengan sikap toleransi, keadilan sosial, cara berpikir yang terbuka, empati dan sikap saling menghormati terhadap sesama manusia.

Guna memfasilitasi peralihan ini, sejumlah lembaga pendidikan harus mengubah diri sebagai sarana bagi pembelajar untuk menuangkan rasa ingin tahu, bersikap proaktif dalam mengajukan pertanyaan dan membangun kepercayaan diri. Meski begitu, lanskap pendidikan saat ini masih bergantung pada peran guru yang dominan dan berlandaskan pada ujian rutin dengan angka perolehan yang tinggi. Intinya, banyak sistem pendidikan yang terlalu banyak menekankan hasil, atau pemeringkatan. Untuk mempersiapkan para pelajar memasuki abad ke-21, kita harus mengubah fokus pada proses, sehingga para pelajar bisa lebih mahir dalam bidang metacognition – mampu mengkaji proses berpikir diri sendiri, pengembangan penalaran dan penjelasan konsep.

Para pendidik yang bermutu tinggi menjadi kunci keberhasilan sistem pendidikan ini dan pengembangan profesional harus memiliki hal tersebut sebagai tujuan akhir: meningkatkan keahlian para guru agar mutu pembelajaran dan perkembangan para peserta didik bisa meningkat.

Profesor S Gopinathan, Academic Director, The HEAD Foundation; Adjunct Professor, LKY School of Public Policy, National University Singapore, bilang: "Kursus pengembangan profesional harus lebih kontekstual dan sesuai dengan kenyataan serta tantangan metode ajar dan pembelajaran para siswa. Supaya efektif, seluruh aspek itu harus menyediakan beragam format, kegiatan dan platform pendidikan experiential agar ada proses transfer yang lebih besar lagi, dari pendidikan yang diberikan guru hingga praktik di ruang kelas. Para guru harus selalu berkomitmen dalam pembelajaran yang berkelanjutan dan seumur hidup, dan mereka tidak boleh terpaku pada hal yang sama."

Lee Fei Chen, Head of Publishing, Marshall Cavendish Publishing Group menambah:

"Perubahan akan selalu ada, namun kini, berlangsung lebih cepat dari sebelumnya. Sebagai lembaga penerbitan dalam dunia pendidikan, kami ingin memastikan konten kami bersifat efektif, baik bagi para guru maupun pelajar sehingga mereka bisa menjembatani dunia ajar dan pembelajaran."

Sumber: Marshall Cavendish Education http://www.mceducation.sg/events/mceconference2016

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_releases_right_column_video_module_shtml

Berita Video Terpilih

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_footer_shtml
Pencarian
  1. Produk & Layanan
  2. Cari Rilis Berita
  3. Pusat Informasi
  4. bagi Jurnalis & Media
  5. Hubungi Kami