JAKARTA, Indonesia, 26 Februari 2020 /PRNewswire/ -- Snapask, sebuah startup yang berkembang pesat yang berfokus pada teknologi pendidikan, telah membuat terobosan besar di Asia termasuk Hong Kong, Taiwan, Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, Jepang, dan Korea Selatan sejak awal 2015. Pada tahun 2020, Snapask berhasil mencatatkan rekor pendanaan yang mencapai hampir 700 miliar rupiah (US$50M), termasuk dana segar sebesar 487 miliar rupiah (US$35M) yang dipimpin antara lain oleh Asia Partners dari Singapura dan Intervest dari Korea Selatan.
Timothy Yu, Pendiri sekaligus CEO Snapask, mengatakan bahwa suntikan dana terbaru ini akan digunakan untuk mengukuhkan bisnis Snapask di Asia Tenggara, khususnya di Vietnam, yang kian menjadi pasar yang berpotensial untuk produknya, dan Singapura, yang rencananya akan digunakan sebagai kantor pusat regional di kawasan Asia Tenggara. Perusahaan juga akan fokus pada pengembangan produk analitik untuk mempromosikan teknologi pembelajaran mandiri dan berbasis konten video.
Nick Nash, Co-Founder yang juga Managing Partner dari Asia Partners, menjelaskan lebih lanjut "Snapask merupakan manifestasi akan fokus Asia Partners dalam mengurangi kesenjangan pertumbuhan pendanaan modal untuk perusahaan teknologi di Asia Tenggara. Perusahaan telah menunjukkan kinerja yang kuat di pasar Hong Kong, Taiwan, dan Singapura dan berhasil melakukan ekspansi di pasar negara berkembang seperti Indonesia dan terus berfokus kepada pertumbuhan berkelanjutan dengan alur profitabilitas yang jelas."
Diposisikan sebagai merek teknologi pendidikan terkemuka di Asia yang mempromosikan pembelajaran mandiri, Snapask membuat dampak revolusioner pada sektor pendidikan dengan mengembangkan minat siswa untuk belajar secara swadaya melalui cara mengajukan pertanyaan yang bisa difasilitasi oleh bantuan tutor berkualitas, yang bisa terhubungkan secara instan dan personal melalui sistem Snapask.
Silakan klik di sini untuk keperluan gambar dan materi visual lainnya.
Tentang Snapask
Snapask, sebuah mobile app yang memungkinkan siswa untuk mengajukan pertanyaan dengan snapshot dan kemudian mencocokkannya dengan tutor dalam hitungan detik untuk memiliki sesi pembelajaran one-on-one yang cepat. Didirikan pada 2015, Snapask telah melayani lebih dari 3 juta siswa dengan lebih dari 350,000 guru di 8 wilayah Asia - Hong Kong, Taiwan, Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, Jepang, dan Korea. Terlepas dari aplikasi, Snapask juga mengembangkan solusi B2B dengan teknologi AI untuk menyediakan sumber belajar yang dipersonalisasi melalui big data analysis.