omniture
from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_header_shtml
PR Newswire: news distribution, targeting and monitoring
en_US id_ID ja ko_KR ms_MY th_TH vi_VN

CGTN: Kerja Sama Tidak Tertunda: Tiongkok, CEEC Bersiap untuk Pengadaan Vaksin, Perdagangan, dan Lain-Lain

2021-02-11 06:37

BEIJING, 10 Februari 2021 /PRNewswire/ -- Konferensi tingkat tinggi (KTT) antara Tiongkok dan negara-negara Eropa Tengah serta Eropa Timur (CEEC), awalnya dijadwalkan pada Semester I-2020, telah tertunda akibat wabah Covid-19. Namun, kerja sama antara kedua pihak tidak terhenti.

Setelah volume perdagangan total antara kedua pihak menembus $103,45 miliar pada 2020, Tiongkok dan CEEC membahas kerja sama lanjutan di berbagai bidang seperti vaksin, perdagangan, dan ekonomi ramah lingkungan (green economy) dalam KTT Tiongkok-CEEC pada Selasa lalu. KTT ini digelar lewat sambungan video.

Apa saja tujuan bersamanya?

Kerja sama global terkait vaksin Covid-19 menjadi topik hangat dalam komunitas internasional, dan mekanisme Tiongkok-CEEC tidak akan luput untuk berkontribusi dalam hal tersebut.

Dalam pidatonya pada KTT ini, Presiden Tiongkok Xi Jinping berkata bahwa langkah bersama akan ditempuh di bidang kedokteran dan layanan kesehatan. Selain itu, kedua pihak akan berbagi pengalaman dan menjadikan vaksin Covid-19 sebagai barang publik di dunia.

Sejauh ini, Serbia telah menerima satu juta dosis vaksin dari perusahaan Tiongkok, dan kerja sama tengah terjalin antara Hungaria serta beberapa perusahaan vaksin di Tiongkok, menurut Xi. Dia juga menambahkan, Tiongkok akan aktif mempertimbangkan kerja sama serupa dengan negara-negara CEE lain jika diperlukan.

Sejak pandemi Covid-19 terjadi, Xi telah terlibat dalam "cloud diplomacy" secara intensif, termasuk menghadiri atau memimpin serangkaian pertemuan virtual, dan melakukan panggilan telepon dengan para pemimpin asing dan ketua organisasi internasional. Sejumlah upaya ini dilakukan sebagai bentuk kontribusi Tiongkok terhadap penelitian, pengembangan, dan distribusi vaksin Covid-19. 

Kerja sama perdagangan akan terus menjadi cikal bakal yang baik bagi pemulihan dan pertumbuhan ekonomi global.

Tiongkok ingin mengimpor, selama lima tahun ke depan, barang-barang asal CEEC senilai lebih dari $170 miliar, serta berupaya melipatgandakan ekspor komoditas pertanian dari negara-negara CEE ke Tiongkok. Di sisi lain, Tiongkok juga ingin meningkatkan perdagangan dua arah di sektor pertanian sebesar 50% dalam lima tahun mendatang, menurut Xi.

Penyelarasan kerja sama lintasregional dengan kerja sama "Belt and Road", serta peningkatan peran kereta kargo Tiongkok-Eropa bagi pembangunan ekonomi turut dikemukakan oleh Presiden Tiongkok.

Saat ini, 17 negara anggota CEEC dalam naungan kerangka kerja sama, telah menandatangani dokumen kemitraan dengan Tiongkok terkait pembangunan bersama "Belt and Road".

Sementara, jumlah kereta kargo Tiongkok-Eropa mencapai 12.400 unit pada 2020, serta melewati sejumlah lintasan dan tujuan penting termasuk Polandia, Hungaria, dan Republik Ceko.

Tahun lalu, jumlah perjalanan kereta kargo memecahkan rekor, yakni 12.400 kali, antara Tiongkok dan Eropa. Kereta-kereta ini mengangkut berbagai barang, khususnya alat pelindung diri, ke Eropa, notabene salah satu wilayah yang paling terimbas pandemi.

KTT pada Selasa lalu menghasilkan 88 dokumen kerja sama yang berhasil ditandatangani. Lebih lagi, sejumlah perkembangan juga tercapai di beberapa sektor, seperti ekonomi ramah lingkungan, ekonomi digital, kebudayaan, dan pertukaran antarwarga.

Bagaimana mewujudkan tujuan-tujuan tersebut?

Jelas saja, sejumlah pekerjaan di atas bukan hal mudah, terutama di era pascapandemi ketika kasus Covid-19 global telah melampaui 100 juta, dan angkanya terus melonjak. Apalagi, galur-galur virus korona baru terus bermunculan.

Di KTT pada Selasa lalu, Tiongkok menggarisbawahi upaya untuk menjaga perkembangan kerja sama antara Tiongkok dan CEEC dalam mencapai solusi.

Dengan menegaskan keterbukaan dan inklusivitas sebagai aspek kunci untuk menjaga perkembangan kerja sama tersebut, Xi berkata bahwa Tiongkok dan CEEC telah menyusun beberapa prinsip yang mencerminkan hal-hal penting, dan dapat diterima oleh semua pihak.

Menurut Xi, pengambilan keputusan dilakukan lewat konsultasi, sementara, segala hasil kerja sama harus menguntungkan seluruh mitra-mitra, dan semua pihak harus mengupayakan pembangunan bersama lewat keterbukaan dan inklusivitas. Hal-hal penting lainnya, menurut Xi, adalah mewujudkan tingkat pertumbuhan yang lebih besar lewat inovasi.

Berbagai tantangan dan peluang kerap muncul secara berbarengan sewaktu krisis terjadi.

Mekanisme kerja sama Tiongkok-CEEC tercetus pada 2012, dilatarbelakangi oleh krisis utang di Eropa. Kini, setelah seluruh dunia menghadapi kolapsnya perekonomian pada 2020, semua perhatian kembali menuju ke Tiongkok dan CEEC, dan melibatkan lebih banyak harapan.

Artikel asli tersedia di tautan: ini.

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_releases_right_column_video_module_shtml

Berita Video Terpilih

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_footer_shtml
Pencarian
  1. Produk & Layanan
  2. Cari Rilis Berita
  3. Pusat Informasi
  4. bagi Jurnalis & Media
  5. Hubungi Kami