BEIJING, 11 Mei 2021 /PRNewswire/ -- Menjelang Hari Ibu Sedunia, sebuah momen penting yang jatuh pada hari Minggu kedua pada Mei setiap tahun, yang diperingati pada 9 Mei mendatang, media pun mulai menerbitkan berbagai kisah yang menggugah tentang kaum ibu dan anak-anaknya.
Di antara kisah-kisah tersebut, cerita Xi Jinping menarik untuk disimak, sebab dia tak hanya berperan sebagai seorang anak, namun juga Presiden Tiongkok.
Bagaimana seorang presiden mengucapkan terima kasih dan cintanya kepada sang ibu? Cara Xi sebenarnya tecermin ketika dia menegaskan pentingnya ikatan keluarga dan kasih keluarga, serta pendidikan keluarga. Xi menyampaikan hal-hal tersebut dalam berbagai kesempatan.
Meneruskan tradisi keluarga
Saat Presiden Xi menyampaikan pidato Tahun Baru yang pertama pada 2013, foto-foto yang terpampang di rak bukunya mendapat perhatian luas dari warganet, khususnya foto Xi ketika berjalan sambil berpegangan tangan dengan sang ibu.
Xi adalah anak yang berbakti. Dia berbincang dengan ibunya Qi Xin, dan berjalan-jalan bersamanya ketika memiliki waktu luang.
Saat menemui sejumlah perwakilan dari Konferensi Nasional tentang Keluarga Panutan yang pertama pada Desember 2016, Xi berkisah tentang pendidikan keluarga. Konferensi ini merupakan satu-satunya ajang yang mengapresiasi keluarga panutan terpilih di seluruh Tiongkok. Sebanyak 300 keluarga panutan diapresiasi dalam ajang tersebut.
"Sewaktu masih anak-anak, ibu memberi saya sebuah buku cerita bergambar—berjudul, 'Kisah Yue Fei'. Salah satu dari 10 edisi buku ini menunjukkan ibu Yue Fei yang membuat tato tentang empat karakter, mencantumkan kalimat 'melayani negara dengan kesetiaan tertinggi' pada punggungnya," kata Xi, dan menambahkan, kisah Yue Fei, seorang tokoh militer ternama di Tiongkok kuno yang melawan invasi, sangat berkesan.
Disiplin diri
Qi menjalani kehidupan bersahaja, dan hal ini menjadi tradisi keluarga. Terlepas dari beratnya tugas seorang ibu dalam mengasuh keluarga sambil bekerja, pekerjaan Qi tak pernah terganggu. Gaya hidupnya dan suasana keluarga pun telah memandu prinsip-prinsip yang dijalankan Xi.
"Seseorang yang tidak tergoda oleh praktik korupsi dan memiliki disiplin diri akan menjadi sosok berani. Kita harus mengingat bahwa kejujuran adalah sebuah anugerah dan ketamakan adalah kutukan. Kita juga harus memiliki pandangan yang tepat tentang kekuasaan, status, dan kepentingan," tulis Qi dalam sebuah surat kepada Xi, mengingatkannya tentang disiplin diri. XI telah menjunjung prinsip-prinsip ini sebagai ideologi dan praktik tata kelolanya.
Dengan menjuluki korupsi sebagai risiko "terbesar" dalam tata kelola Partai, Xi menegaskan, "tak ada jalan lain", korupsi harus diberantas hingga ke akarnya, dan Xi mengimbau agar disiplin diri harus diterapkan di Partai.
Beijing telah memburu pejabat-pejabat korup di dalam negeri, termasuk "kaum harimau" yang menempati jabatan tinggi hingga "kaum lalat" di jenjang yang lebih bawah. Di sisi lain, Beijing juga melancarkan sejumlah operasi seperti "Sky Net" dan "Fox Hunt" untuk mengincar pejabat-pejabat yang menerima suap dan telah kabur ke luar negeri.