HOHHOT, Tiongkok, 18 Agustus 2021 /PRNewswire/ -- Pada 12 Agustus lalu, dalam rangka Hari Gajah Sedunia, Yili Group dan China Green Foundation mengumumkan kerja sama untuk memulihkan habitat gajah Asia. Kedua mitra akan mendukung pengembangan lahan gambut dan kolam lumpur air asin (salt mud pond), riset ilmiah tentang jenis tanaman yang gemar disantap gajah, serta pemugaran habitat gajah di atas lahan seluas 50.000 meter persegi.
Mulai Maret 2020, kawanan gajah liar Asia mulai mengembara ke arah utara Prefektur Otonom Xishuangbanna Dai, Provinsi Yunnan, Tiongkok. Aksi kawanan gajah ini pun banyak menghiasi pemberitaan media internasional. Alih-alih menimbulkan konflik antara gajah dan manusia, perjalanan panjang kawanan gajah ini disambut dan didukung warga-warga lokal yang tinggal di sepanjang rute perjalanan gajah, serta masyarakat luas. Setelah mengembara selama 17 bulan, gajah-gajah ini diarahkan agar melintasi Sungai Yuanjiang, titik yang paling menantang di arah selatan dalam perjalanan mereka. Sebuah jalur harus dibuat sehingga kawanan gajah ini dapat kembali dengan aman ke cagar alam.
Langkah terbaru Yili ingin menangani isu-isu yang paling mendesak dalam pelestarian gajah-gajah Asia sebagai spesies terancam punah dalam Daftar Merah IUCN, dan salah satu hewan liar yang paling dilindungi di Tiongkok.
Dalam beberapa tahun terakhir, saat Tiongkok terus memperkuat pelestarian gajah-gajah Asia dan habitatnya, jumlah gajah liar Asia di Tiongkok secara bertahap meningkat dari 150 ekor menjadi 300 ekor. Namun, lonjakan populasi gajah Asia dan habitat mereka yang semakin luas membutuhkan berbagai solusi baru. Beberapa gajah kini menghadapi kelangkaan semak belukar dan herba yang menjadi pakannya. Saat suplai pakan berkurang, gajah-gajah ini akan meninggalkan hutan dan menyelusup ke desa-desa untuk mencari makanan di luar area cagar alam. Di sisi lain, berbagai kendala baru seperti luas lahan yang merosot dan habitat yang terpencar harus segera ditangani. Jika isu-isu tidak teratasi, kasus kawanan gajah yang menyelusup akan terus terjadi.
Demi melindungi gajah-gajah Asia dan hewan-hewan liar lainnya, Yili, perusahaan Tiongkok pertama yang menandatangani Commitment Letter of Enterprises on Biodiversity PBB, telah berupaya memperkuat konservasi keanekaragaman hayati. Untuk melestarikan hutan yang dihuni satwa-satwa liar, susu Satine buatan Yili memakai kemasan yang tersertifikasi FSC. Yili juga melansir tutup kemasan organik yang terbuat dari tanaman tebu, sumber yang mudah didaur ulang dan terbarukan. Pada Mei 2020, Yili dan Kedutaan Besar Tiongkok di Kenya, United Nations Environment Programme (UNEP), dan Kenya Wildlife Service menggagas ajang penggalangan donasi publik untuk pelestarian satwa liar di Kenya. Ajang ini berhasil menggalang berbagai barang persediaan senilai KES 4,56 juta yang didonasikan kepada Taman Nasional Nairobi guna melindungi satwa-satwa liar Afrika.