omniture
from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_header_shtml
PR Newswire: news distribution, targeting and monitoring
en_US id_ID ja ko_KR ms_MY th_TH vi_VN

Proyek UNESCO-Huawei "Technology-enabled Open Schools for All" Diulas dalam Seminar Lintasnegara

2022-07-19 13:05

Proyek selama tiga tahun ini tengah diterapkan di Ghana, Ethiopia, dan Mesir guna menjamin kesinambungan dan kualitas pendidikan di tengah kondisi normal dan krisis

SHENZHEN, Tiongkok, 19 Juli 2022 /PRNewswire/ --  Sebuah seminar lintasnegara berlangsung selama tiga hari di Accra, Ghana, tentang proyek Technology-enabled Open Schools for All (TeOSS). Seminar ini ditutup pada 7 Juli lalu.

A three-day cross-country seminar hosted in Accra, Ghana on the subject of the Technology-enabled Open Schools for All (TeOSS) project drew to a close on July 7. 
Following the official launch of the TeOSS project on 25 November 2021, the seminar was co-organized by Huawei and UNESCO as part of the project’s implementation phase. The event included a progress report on the first phase of the project, including results so far, and discussed the implementation of the second phase.
A three-day cross-country seminar hosted in Accra, Ghana on the subject of the Technology-enabled Open Schools for All (TeOSS) project drew to a close on July 7. Following the official launch of the TeOSS project on 25 November 2021, the seminar was co-organized by Huawei and UNESCO as part of the project’s implementation phase. The event included a progress report on the first phase of the project, including results so far, and discussed the implementation of the second phase.

Setelah proyek TeOSS diluncurkan secara resmi pada 25 November 2021, seminar ini diadakan Huawei dan UNESCO sebagai bagian dari fase implementasi proyek tersebut. Acara ini mencakup laporan perkembangan tentang tahap pertama dari proyek TeOSS, termasuk sejumlah pencapaian yang dibuat hingga kini. Acara ini juga mengulas implementasi TeOSS fase kedua.

UNESCO membantu Kementerian Pendidikan dan mitra-mitra lain di Mesir, Ethiopia, dan Ghana lewat proyek TeOSS selama tiga tahun, hingga Agustus 2023. Dikembangkan dalam kerangka UNESCO-Huawei Funds-in-Trust, TeOSS meliputi desain, uji coba, dan perluasan skala sistem sekolah yang didukung teknologi terbuka. Proyek ini juga mencakup kurikulum, interaksi guru-pelajar, dan program sosial. Sistem tersebut segera dapat diakses oleh sekolah, rumah, dan lokasi lain, serta menjamin kesinambungan dan kualitas pendidikan meski di tengah krisis seperti pandemi.

"Tiga poros menggerakkan revolusi digital. Ketiganya tecermin dari proyek ini: menjamin konektivitas bagi semua pihak; membangun konten dan sarana belajar digital yang gratis bagi publik; serta, berfokus tentang cara teknologi meningkatkan inovasi dan perubahan pedagogi," ujar Stefania Giannini, Assistant Director-General, Education, UNESCO.

Direncanakan dengan kolaborasi erat bersama pemerintah Mesir, Ghana, dan Ethiopia, serta selaras dengan strategi nasional di ketiga negara tersebut, setiap proyek TeOSS dikembangkan demi memenuhi kebutuhan spesifik di wilayah setempat.

Di Mesir, kerangka keahlian TIK telah dikembangkan bagi kalangan guru dan pelajar di sistem pendidikan 12 tahun. Pakar pengembangan mata pelajaran digital, serta guru sekolah dasar dan menengah akan mengikuti pelatihan. Sementara, Pusat Belajar Jarak Jauh Nasional turut didirikan bagi tenaga pengajar di seluruh negara tersebut guna menjamin kesinambungan pengembangan profesional.

"Sejak Mesir meluncurkan sistem baru, Presiden semakin berkomitmen memodernisasi model pendidikan negaranya," jelas Dr. Hanem Ahmed, Head, International Cooperation, Kementerian Pendidikan dan Pendidikan Teknis, Republik Arab Mesir mewakili YM Dr. Tarek Shawki, Menteri Pendidikan dan Pendidikan Teknis Republik Arab Mesir.

Proyek TeOSS di Ethiopia berfokus pada pembangunan infrastruktur TIK untuk menghubungkan sekolah uji coba, melatih guru dan pelajar, serta mengembangkan Sistem Manajemen Pembelajaran yang terintegrasi dengan Platform Pelatihan Guru.

"Proyek ini sangat selaras dengan strategi nasional Ethiopia dalam konteks pemanfaatan TIK dan konten digital pada sistem kami. Kami juga akan memperluas skala sistem ini dengan mengadopsi dan menyesuaikan seluruh aktivitas menurut konteks lokal," kata Dr. Zelalem Assefa, CEO, ICT and Digital Education, Kementerian Pendidikan Republik Demokratik Federal Ethiopia.

Di Ghana, fokus proyek ini adalah menciptakan konten digital untuk seluruh mata pelajaran, serta melatih guru dan pelajar sekolah dasar dan menengah. Proyek TeOSS juga mengembangkan e-repository yang dapat dipakai guru untuk mengunggah konten, dan pelajar dapat mengakses secara daring dan luring, baik dengan atau tanpa pengawasan.

"Kami harus menyambut teknologi untuk meningkatkan pendidikan. Jika ingin mencapai SDG-4, kami membutuhkan platform digital sebagai aspek pendukung dan fasilitas guna mencapainya," jelas John Ntim Fordjour, Wakil Menteri Pendidikan, mewakili YM Dr. Yaw Osei Adutwum, Menteri Pendidikan Ghana.

TeOSS sejalan dengan domain program Tech4Education sebagai bagian dari inisiatif inklusi digital Huawei, TECH4ALL. Inisiatif ini ingin meningkatkan kesetaraan dan kualitas pendidikan dengan dukungan teknologi. Maka, TECH4ALL memperluas akses digital, meningkatkan keahlian digital, dan mengembangkan kursus bermutu tinggi. Program Huawei ICT Academy juga didesain untuk membina bakat TIK dengan meningkatkan keahlian digital.

"Demi mencapai kesetaraan pendidikan global dan membagikan sarana belajar, Huawei meluncurkan platform layanan terpadu dan komprehensif, 'Huawei Talent'," kata Zhang Jing, Senior Director, Huawei Education Talent Ecosystem, Huawei ICT Academy Development. "Untuk mengatasi kesenjangan antara suplai dan permintaan SDM di era digital, Huawei menjalin aliansi SDM, meningkatkan keahlian, mengembangkan standar SDM, dan mempromosikan nilai tambah SDM agar dunia menjadi semakin digital."

Teknologi telah memperlihatkan manfaat intrinsik dalam transformasi pendidikan, nilai tambah yang akan terus meningkat pada masa mendatang.

"Teknologi digital menjadi aspek penggerak produktivitas yang baru, mendukung inovasi dalam model pendidikan, transformasi metodologi pendidikan, serta lingkungan belajar yang lebih cerdas," jelas Kevin Zhang, CMO, ICT Infrastructure, Huawei. "Kami mengeksplorasi penerapan AI, seperti computer vision, natural language processing, dan speech processing, di dunia pendidikan. Dan, kita harus terus berkolaborasi dalam inovasi."

Pendekatan kolaboratif dan inovatif proyek TeOSS ikut menciptakan dunia pendidikan yang inklusif, setara, dan bermutu bagi semua pihak, serta mendukung kesempatan belajar dalam jangka panjang. Proyek ini akan membantu berbagai negara untuk mengubah sistem pendidikan dan mendukung sekolah digital dan siswa-siswi digital generasi baru.

 

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_releases_right_column_video_module_shtml

Berita Video Terpilih

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_footer_shtml
Pencarian
  1. Produk & Layanan
  2. Cari Rilis Berita
  3. Pusat Informasi
  4. bagi Jurnalis & Media
  5. Hubungi Kami