HONG KONG, 29 September 2022 /PRNewswire/ -- Yidan Prize Foundation telah menganugerahkan Yidan Prize, penghargaan tertinggi di dunia dalam bidang pendidikan, kepada Dr. Linda Darling-Hammond dan Profesor Yongxin Zhu. Penghargaan ini mengapresiasi karya inovatif kedua sosok ini dalam memberdayakan tenaga pengajar, serta mempromosikan akses pendidikan yang inklusif dan setara agar setiap pelajar dapat mewujudkan potensi diri seutuhnya.
Dr. Linda Darling-Hammond (kiri), Pemenang "Yidan Prize for Education Research 2022", dan Profesor Yongxin Zhu (kanan), Pemenang "Yidan Prize for Education Development 2022"
Kedua hadiah dirancang untuk memberikan dampak positif: pemenang memperoleh sebuah medali emas dan HK$30 juta (dibagi rata untuk masing-masing tim), setengah dari nilai hadiah ini, yakni $15 juta, merupakan pendanaan proyek yang membantu pemenang memperluas program kerjanya
Berdiri pada 2016, Yidan Prize Foundation memiliki sebuah misi, yakni menciptakan dunia yang lebih baik melalui pendidikan. Setelah menjalankan proses penjurian yang ketat dan independen, Dr. Linda Darling-Hammond dan Profesor Yongxin Zhu masing-masing terpilih sebagai pemenang "Yidan Prize for Education Research 2022" dan "Yidan Prize for Education Development 2022"
"Kami mengucapkan selamat kepada pemenang Yidan Prize 2022, Dr. Linda Darling-Hammond dan Profesor Yongxin Zhu. Kedua sosok ini berperan penting dalam memberdayakan tenaga pengajar dan pemuda sehingga memiliki keahlian untuk berkembang pada abad ke-21. Karya mereka secara jelas memperlihatkan dampak transformatif guru terhadap pelajar. Dan, ketika pelajar memiliki guru yang baik, mereka pun memperoleh peluang yang lebih baik," ujar Edward Ma, Sekretaris Jenderal Yidan Prize Foundation.
Mengapresiasi keunggulan dalam membuat perbedaan nyata dan berskala luas dalam dunia pendidikan
Dr. Linda Darling-Hammond, penyandang gelar "Charles E. Ducommun Professor of Education Emeritus", Stanford University, serta President & CEO, Learning Policy Institute, meraih "Yidan Prize for Education Research 2022" karena telah merumuskan kebijakan dan praktik pendidikan di seluruh dunia dengan pendekatan belajar-mengajar yang paling setara dan efektif. Risetnya mengungkap beragam cara belajar anak-anak, serta cara terbaik untuk mengajar anak-anak—memanfaatkan analisis tersebut dalam program pengembangan tenaga pengajar, serta mengubah sekolah yang mendukung tenaga pengajar secara holistis guna mengubah kehidupan anak-anak.
"Sangat bertekad menyaksikan setiap pelajar mewujudkan potensi seutuhnya, terlepas dari latar belakang sosial, gender, dan geografinya, Linda mengabdikan kariernya guna mengembangkan sarana riset yang mendukung kebijakan dan praktik untuk menciptakan kesempatan belajar yang lebih baik dan adil. Pengaruhnya terhadap kebijakan publik membantu arsitek kebijakan untuk membuat perubahan positif bagi anak-anak dalam skala luas," jelas Andreas Schleicher, Ketua Dewan Juri, Yidan Prize for Education Research, dan Director, Directorate of Education and Skills, OECD.
Dengan pendanaan Yidan Prize, Linda akan memperluas skala pekerjaannya di Educator Preparation Laboratory (EdPrepLab): sebuah jaringan yang mendukung program pembekalan guru yang mengutamakan siswa dan prinsip kesetaraan. EdPrepLab mengacu pada ilmu dan pengembangan pendidikan, serta mempersiapkan guru agar membantu pembelajaran seluruh siswa lewat cara-cara yang memberdayakan mereka. Linda akan memperluas jangkauan EdPrepLab, menambah program baru, berinvestasi dalam riset baru tentang program efektif, dan menciptakan sarana bagi pengajar, peneliti, dan pembuat kebijakan saling berbagi dan belajar.
Profesor Yongxin Zhu, Pendiri New Education Initiative (NEI) dan Profesor, School of Education, Soochow University, memenangkan "Yidan Prize for Education Development 2022" atas kiprahnya dalam meningkatkan mutu pengajaran dan mentransformasi hasil belajar di Tiongkok. Program NEI mendukung kesejahteraan dan perkembangan guru, serta menjangkau lebih dari 8.300 sekolah, lebih dari 500.000 guru, dan delapan juta siswa di seluruh Tiongkok—lebih dari setengah di antaranya berada di wilayah pedesaan dan pelosok. Dengan mempersatukan seluruh komunitas siswa, NEI mentransformasi lingkungan rumah menjadi sarana belajar yang positif, serta mengembangkan pendekatan kolaboratif dalam kegiatan belajar. Guru, siswa, dan keluarga saling bekerja sama demi mencapai target yang jelas, serta memperluas hasil belajar hingga melampaui kegiatan-mengajar-untuk-tes (teaching-to-test) dan ujian.
"Profesor Zhu berhasil mengatasi beberapa tantangan terbesar dalam dunia pendidikan: meningkatkan kesetaraan dan inklusi. Karyanya mendorong apresiasi atas manfaat aktivitas belajar untuk perkembangan diri dengan meningkatkan kemampuan membaca, menulis, dan komunikasi. Dia sukses mengubah pendekatan pengajar secara bertahap tentang perkembangan karier mereka, serta cara belajar siswa di ruang kelas dan rumah. Lebih penting lagi, Profesor Zhu mengingatkan kita tentang pentingnya kegembiraan dan kesejahteraan dalam diri setiap siswa," kata Dorothy K. Gordon, Ketua Dewan Juri Yidan Prize for Education Development, dan, Board Member, UNESCO Institute for Information Technologies in Education.
Profesor Yongxin Zhu akan memakai pendanaan Yidan Prize untuk memperluas jangkauan NEI di wilayah pelosok dan pedesaan di Tiongkok, serta mengembangkan pusat belajar berbasiskan komputasi awan, meningkatkan kualitas pendidikan, serta menyediakan akses pendidikan yang inklusif dan setara bagi seluruh siswa.
"Pemenang Yidan Prize memperjuangkan ide yang paling inovatif dalam dunia pendidikan, serta memperluas skalanya agar semakin banyak orang yang memperoleh manfaat dari ide tersebut. Pemenang Yidan Prize berperan besar dalam tujuan kami dalam mentransformasi pendidikan di seluruh dunia—maka, transformasi ini mewujudkan masa depan yang lebih cerah bagi semua siswa," jelas Dr. Koichiro Matsuura, Ketua Dewan Juri Yidan Prize, dan mantan Sekretaris Jenderal UNESCO.
Yidan Prize Foundation mengangkat pembuat terobosan dalam dunia pendidikan
Yidan Prize mengapresiasi individu atau tim yang berkontribusi besar terhadap teori dan praktik pendidikan. Setiap pemenang akan memperoleh dana senilai HK$ 30 juta (sekitar US$ 3,9 juta, nilai ini dibagi rata untuk masing-masing pemenang), setengah dari nilai ini akan menjadi pendanaan proyek yang membantu pemenang memperluas skala program pendidikannya, serta membantu semakin banyak siswa di seluruh dunia.
Pemenang "Yidan Prize for Education Research 2021", Profesor Eric A. Hanushek, memanfaatkan pendanaan yang dimenangkannya untuk mendirikan Yidan African Fellows Program, jaringan periset kebijakan lokal yang meningkatkan pengambilan keputusan dalam dunia pendidikan di Afrika Subsahara. Di India, pemenang "Yidan Prize for Education Development 2021" Dr. Rukmini Banerji bekerja sama dengan Pratham untuk mengembangkan, menguji, dan menyempurnakan program pendidikan usia dini, serta memperluas kolaborasi bersama pemerintah lokal. Program ini akan bermanfaat bagi 35.000 anak-anak di 650 komunitas.
Nominasi Yidan Prize 2023 dibuka pada Oktober
Yidan Prize terus membuka nominasi untuk mengapresiasi pembuat terobosan dalam dunia pendidikan, terutama sosok yang berdampak positif bagi siswa di seluruh dunia dengan memanfaatkan solusi belajar yang transformatif, berskala luas, dan berkelanjutan.
TENTANG YIDAN PRIZE FOUNDATION
Yidan Prize Foundation adalah lembaga filantropi global yang bermisi menciptakan dunia yang lebih baik melalui pendidikan. Lewat jaringan inovator, Yidan Prize Foundation mendukung berbagai ide dan praktik pendidikan—khususnya, ide dan praktik yang mengubah kehidupan dan masyarakat secara positif.
Yidan Prize adalah ajang penghargaan yang secara khusus bergerak dalam dunia pendidikan. Ajang ini mengapresiasi individu atau tim yang telah berkontribusi besar bagi pendidikan.