omniture
from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_header_shtml
PR Newswire: news distribution, targeting and monitoring
en_US id_ID ko_KR ms_MY th_TH vi_VN

Global Times: Tiongkok paparkan pendekatan khasnya dalam mencapai modernisasi, mewujudkan ekonomi bangsa yang lebih adil, serta pertumbuhan inovatif

2022-10-18 20:56

BEIJING, 18 Oktober 2022 /PRNewswire/ -- Minggu lalu, Tiongkok menguraikan pendekatan khasnya dalam mencapai modernisasi. Hal ini bertepatan dengan kiprah Partai Komunis Tiongkok (CPC) untuk mempercepat pembentukan pola pembangunan baru dan realisasi pembangunan bermutu tinggi.

Sosialisme ilmiah (scientific socialism) telah menjadi vitalitas baru di Tiongkok pada abad ke-21, sedangkan, modernisasi gaya Tiongkok menjadi opsi baru bagi manusia untuk merealisasikan modernisasi, seperti dijelaskan Xi Jinping, Minggu lalu, dalam sebuah laporan di sesi pembukaan Kongres Nasional CPC Ke-20.

"Mulai hari ini, tugas utama CPC adalah memimpin bangsa Tiongkok dari segala latar belakang etnis untuk merealisasikan Target 100 Tahun yang Kedua secara terarah, yakni membangun Tiongkok sebagai negara sosialis modern dalam seluruh aspek, serta meningkatkan revitalisasi bangsa Tiongkok dalam seluruh bidang lewat modernisasi gaya Tiongkok," ujarnya.

Sejalan dengan fokus Kongres CPC untuk mewujudkan Tiongkok yang lebih ramah lingkungan, adil, serta aman, dan mencapai pertumbuhan inovatif dalam beberapa tahun mendatang, ekonomi dunia kelak semakin bergantung pada Tiongkok yang sejahtera.

Opsi baru dalam modernisasi

Jalur yang ditempuh Tiongkok menuju modernisasi, salah satu poin penting dari laporan Xi di sesi pembukaan ajang tersebut, segera menjadi slogan yang tersebar luas di seluruh dunia.

Dalam laporannya, Xi menekankan, modernisasi Tiongkok adalah modernisasi sosialis yang ditempuh di bawah kepemimpinan CPC. Modernisasi Tiongkok juga melibatkan penduduk yang berjumlah banyak, kesejahteraan umum bagi semua orang, baik dari sisi kemajuan material dan budaya-etis, keselarasan antara manusia dan alam, serta pembangunan yang damai, menurut Xi. Dia juga menambahkan, modernisasi Tiongkok menawarkan "opsi baru" bagi manusia untuk mencapai modernisasi.

Tian Yun, mantan Vice Director, Beijing Economic Operation Association, mengatakan kepada Global Times, sambutan ini mengangkat tema tentang modernisasi gaya Tiongkok untuk pertama kalinya, serta menjelaskan misi utama CPC dalam kiprah yang baru dan era yang baru.

"Kongres Nasional CPC Ke-19 memetakan arah dari modernisasi gaya Tiongkok, namun konsepnya masih belum jelas. Mengingat sulitnya merumuskan modernisasi berdasarkan standar teknis Bank Dunia, apalagi, ekonomi Tiongkok memiliki situasi dan karakter yang unik, laporan yang disampaikan Xi pada Minggu lalu menguraikan konsep tersebut, dan memperbarui konotasinya," jelas Tian.

Dia juga memuji modernisasi gaya Tiongkok sebagai paradigma baru dalam modernisasi di era globalisasi.

Tiongkok mengarah pada jalur yang tepat menuju globalisasi ekonomi. Tiongkok pun berkomitmen bekerja sama dengan negara lain guna membina lingkungan internasional yang kondusif untuk pembangunan, serta menciptakan aspek penggerak baru dalam pertumbuhan dunia, menurut Xi.

Lima aspek yang tercantum dalam definisi modernisasi gaya Tiongkok mencerminkan prinsip di balik langkah Tiongkok mencapai target 100 tahun yang kedua. Ketika target ini tercapai, Tiongkok berpotensi membuat pencapaian luar biasa dalam sejarah manusia, serta "transformasi fundamental di tingkat dunia". Hal ini disampaikan Special Researcher, Counselors' Office of the State Council, kepada Global Times, Minggu lalu.

"Tiongkok memiliki jumlah penduduk sebanyak 1,4 miliar jiwa, angka ini jauh lebih besar dari populasi seluruh negara modern [sesuai definisi saat ini]. Artinya, saat Tiongkok mencapai target 100 tahun yang kedua, Tiongkok akan menjadi perekonomian modern dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia," jelas Yao.

"Saya menilai, keputusan yang diambil di Kongres CPC Ke-20 akan berperan penting menjawab tantangan dunia modern, serta akan menentukan arah pembangunan sosioekonomi Tiongkok, tak hanya pada periode lima tahun ke depan, namun juga, seperti yang lazim terjadi di Tiongkok, jangka panjang," kata Duta Besar Belarusia untuk Tiongkok Yuri Senko kepada Global Times pada akhir minggu lalu.

Lima tahun setelah Kongres Ke-19, agenda sosioekonomi di Tiongkok telah mengalami perubahan yang lumayan signifikan berkat beberapa faktor, menurut duta besar tersebut.

Pola pembangunan baru

Tiongkok akan mempercepat pembentukan pola pembangunan baru dan menjalankan pembangunan bermutu tinggi, seperti dijelaskan Xi, Minggu lalu. "Demi membangun negara sosialis modern dalam seluruh aspek, kita harus, sebagai langkah pertama dan terpenting, menjalankan pembangunan bermutu tinggi." Secara khusus, sistem industri akan dimodernisasi lewat langkah-langkah untuk memajukan industrialisasi baru, serta meningkatkan kekuatan Tiongkok di sektor manufaktur, kualitas produk, kedirgantaraan, transportasi, siber, dan perkembangan digital, menurut Xi.

Guna meningkatkan revitalisasi pedesaan pada seluruh aspek, Tiongkok akan terus memprioritaskan sektor pertanian dan pembangunan desa, mengonsolidasikan dan memperluas pencapaian dalam pengentasan kemiskinan, serta memperkuat landasan ketahanan pangan dari berbagai sisi.

Lebih lagi, CPC akan bekerja keras mengatasi kendala dan isu yang paling berhubungan dengan rakyat, meningkatkan sistem layanan publik yang bersifat dasar, hingga meningkatkan standar layanan publik, serta mewujudkan layanan publik yang lebih seimbang dan mudah diakses. Tujuannya, mencapai perkembangan solid dalam peningkatan kesejahteraan umum, seperti dijelaskan Xi.

Tiongkok akan meningkatkan sistem distribusi pendapatan, menurut Xi. "Kita akan menjamin tingkat upah yang lebih besar untuk pekerjaan yang lebih banyak dituntaskan, serta mendorong masyarakat mencapai kesejahteraan lewat kerja keras. Kita akan mempromosikan kesetaraan peluang, meningkatkan pendapatan masyarakat berpenghasilan rendah, serta memperbesar skala kelompok pendapatan menengah," ujar Xi.

Diajukan di tengah perubahan besar yang baru terjadi dalam satu abad terakhir, modernisasi gaya Tiongkok mengikuti tren masa kini, serta sesuai dengan pembangunan Tiongkok sebagai negara berkembang yang terbesar di dunia, seperti dijelaskan Wan Zhe, Ekonom dan Profesor, Belt and Road School of Beijing Normal University, kepada Global Times, Minggu lalu.

"Demi mencapai sejumlah target, termasuk kesejahteraan umum bagi semua pihak, keselarasan antara manusia dan alam, serta pembangunan yang damai, modernisasi gaya Tiongkok tidak memiliki perbedaan fundamental dengan negara-negara lain, melainkan menekankan konteks khas Tiongkok dan sosialisme dengan karakteristik Tiongkok," papar Wan.

Cao Heping, Ekonom Peking University, berkata, modernisasi gaya Tiongkok tergolong unik, sebab CPC menjadi unsur utama. CPC selalu berkomitmen terhadap filosofi pembangunan yang memprioritaskan rakyat sembari mempelajari modernisasi dari pihak lain.

Setelah Kongres Nasional Ke-20, Tiongkok akan segera mempercepat langkah dalam tiga bidang penting, yakni pembangunan ekonomi riil, peningkatan sistem distribusi pendapatan, dan ketahanan pangan, menurut Wan.

"Dengan menggarisbawahi keamanan dan pembangunan hijau, pihak pemerintah akan memprioritaskan terobosan dalam teknologi mutakhir, serta meningkatkan daya tahan dan kemampuan industri serta rantai pasok guna memperkokoh landasan untuk membangun keunggulan manufaktur, serta menyusun solusi yang merestrukturisasi rantai industri internasional," jelasnya.

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_releases_right_column_video_module_shtml

Berita Video Terpilih

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_footer_shtml
Pencarian
  1. Produk & Layanan
  2. Cari Rilis Berita
  3. Pusat Informasi
  4. bagi Jurnalis & Media
  5. Hubungi Kami