omniture
from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_header_shtml
PR Newswire: news distribution, targeting and monitoring
en_US id_ID ms_MY th_TH vi_VN

Global Times: CPC petakan jalan pembangunan Tiongkok sebagai negara sosialis modern dalam seluruh aspek

2022-10-19 15:03

BEIJING, 19 Oktober 2022 /PRNewswire/ -- Partai Komunis Tiongkok (CPC), Minggu lalu, merilis cetak biru pembangunan Tiongkok sebagai negara sosialis modern dalam seluruh aspek pada lima tahun mendatang dan seterusnya ketika Kongres Nasional CPC Ke-20 dibuka.

Rapat lima tahunan ini menjadi kongres nasional CPC yang pertama setelah merayakan hari jadi ke-100 pada 2021, tepatnya ketika CPC berhasil memimpin bangsa Tiongkok membangun masyarakat dengan tingkat kesejahteraan moderat dalam seluruh aspek.

"Mulai hari ini, tugas utama CPC adalah memimpin bangsa Tiongkok dari segala latar belakang etnis untuk merealisasikan Target 100 Tahun yang Kedua secara terarah, yakni membangun Tiongkok sebagai negara sosialis modern dalam seluruh aspek, serta meningkatkan revitalisasi bangsa Tiongkok dalam seluruh bidang lewat modernisasi gaya Tiongkok," ujar Xi Jinping dalam laporan yang disampaikan pada pembukaan kongres.

Tema kongres adalah mengemukakan sosialisme dengan karakteristik Tiongkok, sepenuhnya menjalankan Pemikiran tentang Sosialisme dengan Karakteristik Tiongkok di Era Baru, mempertahankan semangat pendiri CPC, menjaga optimisme dan membangun kekuatan, mengawal prinsip panduan dan membuat terobosan baru, melangkah ke depan dengan tekad dan kegigihan, serta mengupayakan persatuan guna membangun sebuah negara sosialis modern dalam seluruh aspek, serta memajukan revitalisasi bangsa Tiongkok dalam seluruh bidang, seperti yang dipaparkan Xi.

Menurut pakar politik Tiongkok, inovasi teoretis yang diperlihatkan CPC di Kongres Nasional Ke-20 memiliki pengaruh global, sebab inovasi ini menawarkan sebuah alternatif dan contoh bagi negara lain di seluruh dunia yang ingin mewujudkan modernisasi. Dalam perjalanan yang baru, Tiongkok akan terus menjunjung Sosialisme dengan karakteristik Tiongkok secara gigih dan percaya diri.

Modernisasi Tiongkok

Xi menguraikan misi dan tugas CPC dalam perjalanan barunya di era yang baru.

CPC ingin merealisasikan modernisasi sosialis dari 2020 hingga 2035, serta membangun Tiongkok sebagai negara sosialis modern yang sejahtera, kuat, demokratis, memiliki kebudayaan maju, harmonis, dan indah mulai dari 2035 hingga pertengahan abad ini.

Shen Yi, Profesor di Fakultas Hubungan Internasional dan Publik, Fudan University, berkata, "Konsep modernisasi Tiongkok pertama kali dikemukakan sebagai salah satu konklusi terpenting yang diambil CPC dari pengalaman lalunya."

Menurut Shen, tak ada jalur atau mekanisme pembangunan siap pakai yang dapat dijiplak atau ditiru Tiongkok secara langsung. Tiongkok merumuskan jalur modernisasinya setelah eksplorasi dan perkembangan selama lebih dari 100 tahun sejak Revolusi pada 1911. Maka, jalur modernisasi ini menjadi alternatif baru dan opsi ketiga bagi seluruh negara berkembang di dunia yang berkutat dengan mekanisme pembangunan. Tujuannya, merealisasikan pembangunan cepat dan mempertahankan kedaulatan, kebebasan, dan integritas wilayah.

Xi menggarisbawahi keunikan fitur modernisasi Tiongkok dengan menilainya sebagai modernisasi sosialis yang dijalankan di bawah kepemimpinan CPC. Modernisasi ini mengandung unsur yang biasa terdapat dalam proses modernisasi semua negara. Namun, modernisasi ini memiliki unsur yang sesuai dengan konteks Tiongkok.

Modernisasi Tiongkok adalah modernisasi yang melibatkan populasi masif, kesejahteraan umum bagi setiap orang, kemajuan dari sisi material dan kebudayaan-etis, keselarasan antara manusia dan alam, serta pembangunan yang damai, menurut Xi.

Menurut analis, jalur modernisasi gaya Tiongkok berkaitan dengan kesejahteraan umum bagi semua pihak, dan terwujud berkat pembangunan yang damai. Dari aspek ini, modernisasi tersebut sangat berbeda dari modernisasi ala Barat.

Modernisasi Tiongkok akan berjalan dengan sukses bersama modernisasi negara lain. Modernisasi ini juga akan menciptakan kesempatan bagi negara lain untuk merealisasikan modernisasi dan pembangunannya sendiri, dan tidak akan menguliahi atau memaksa pihak lain agar menerima ideologi tersebut. Tiongkok juga tidak akan memakai sistem aliansi supaya negara lain menyerahkan otonominya, atau tunduk pada hegemoni, seperti dijelaskan pakar.

Banyak wartawan asing juga memiliki penilaian serupa, sebab mereka sangat memuji pencapaian Tiongkok pada abad terakhir, khususnya lima hingga 10 tahun terakhir. Mereka pun ingin mengeksplorasi cara Tiongkok menjalankan misinya, dan bagaimana pengalaman Tiongkok dapat membantu negara lain.

Abdurakhmannova Albina, jurnalis dari CBC TV, Azerbaijan, kepada Global Times, mengatakan, kongres ini tak hanya berperan penting bagi Tiongkok, "namun juga banyak negara lain di seluruh dunia," dan, bagian yang paling mengesankan dari dirinya adalah ketika dia mempelajari banyak hal yang telah dilakukan CPC untuk Tiongkok dan warga Tiongkok dalam lima hingga 10 tahun terakhir. Dia menilai, kisah tersebut penting untuk ditulis agar dibaca oleh rakyat di negaranya.

David Lopez, wartawan El Tiempo asal Kolombia, kepada Global Times, mengatakan, kongres ini merupakan ajang bersejarah. Maka, jurnalis seperti dirinya harus hadir dan menyaksikan ajang tersebut, sebab "kami harus menyampaikan kisah yang terjadi di Tiongkok untuk warga di belahan bumi lain", dan "kami tertarik dengan perkembangan [Tiongkok], ekonomi, dan teknologinya, serta hal-hal lain."

Tugas dan tantangan mendatang

Menurut Xi, periode lima tahun ke depan akan bersifat krusial pada tahap pembangunan negara sosialis modern dalam seluruh aspek, dan menjadi titik permulaan yang penting.

"Membangun negara sosialis modern dalam seluruh aspek adalah tugas besar dan sulit. Masa depan kita terlihat cerah, dan kita masih harus melakukan banyak hal. Maka, kita harus waspada akan bahaya yang dapat timbul, dan bersiap menghadapi skenario terburuk, melalui angin kencang, laut berombak, bahkan topan berbahaya," ujar Xi.

Zhang Xixian, Professor, Party School, Komite Sentral CPC di Beijing, kepada Global Times, mengatakan, Minggu lalu, "Risiko potensial yang dapat menimbulkan 'topan berbahaya' berasal dari risiko peperangan di tengah perubahan besar yang belum pernah terjadi di dunia selama satu abad terakhir, serta krisis ekonomi dan sosial dunia. Maka, rintangan yang ditemui dalam persatuan nasional, intervensi asing yang mendukung Taiwan memisahkan diri dari Tiongkok dapat menimbulkan bahaya ekstrem."

Alasan mendasar di balik sikap Tiongkok untuk bersiap menghadapi skenario terburuk, bahkan "topan berbahaya", terletak pada peran modernisasi Tiongkok dalam menentang hegemoni yang tengah mendominasi tatanan dunia, seperti dijelaskan pakar.

Selama Tiongkok terus mengembangkan diri, selalu meningkatkan mata pencaharian rakyat Tiongkok, dan semakin aktif membangun sarana publik, seperti Belt and Road Initiative, di negara-negara lain yang menginginkan kerja sama yang saling menguntungkan, modernisasi, dan pembangunan damai, harmoni yang telah terjalin akan menghadapi tekanan, penindasan, bahkan serangan, menurut analis.

Xi pun menekankan pentingnya langkah untuk memodernisasi sistem dan kemampuan keamanan nasional Tiongkok, serta melindungi keamanan nasional dan stabilitas sosial.

"Keamanan nasional adalah tulang punggung revitalisasi nasional, sedangkan, stabilitas sosial adalah persyaratan untuk membangun Tiongkok yang kuat dan sejahtera," kata Xi. "CPC akan mengambil langkah terarah guna menjaga diri dari isu keamanan eksternal dan internal, tanah air, dan keamanan publik, serta menghadapi isu keamanan tradisional dan nontradisional, serta keamanan negara dan keamanan umum."

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_releases_right_column_video_module_shtml

Berita Video Terpilih

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_footer_shtml
Pencarian
  1. Produk & Layanan
  2. Cari Rilis Berita
  3. Pusat Informasi
  4. bagi Jurnalis & Media
  5. Hubungi Kami