omniture
from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_header_shtml
PR Newswire: news distribution, targeting and monitoring
en_US id_ID ko_KR ms_MY th_TH vi_VN

CGTN: Tiongkok, Jerman kemukakan kerja sama "di tengah perubahan dan instabilitas"

2022-11-07 16:57

BEIJING, 7 November 2022 /PRNewswire/ -- Kanselir Jerman Olaf Scholz, pemimpin Uni Eropa pertama yang berkunjung ke Beijing setelah Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok (CPC) Ke-20 berakhir dengan sukses, menjalani kunjungan resmi ke Tiongkok Jumat lalu.

Mencatat kondisi internasional yang kompleks dan bersifat cair, Presiden Tiongkok Xi Jinping, kepada Scholz, mengatakan, kedua negara besar, dengan pengaruh besar, harus bekerja sama "di tengah perubahan dan instabilitas", serta semakin berkontribusi terhadap perdamaian dan pembangunan dunia.

Scholz menekankan keinginan Jerman menjaga komunikasi dan koordinasi dengan Tiongkok guna melestarikan perdamaian dan keamanan regional serta dunia secara lebih baik. 

Kerja sama Tiongkok-Jerman menguntungkan Uni Eropa dan dunia

Mengingat perannya sebagai negara penting di Uni Eropa, kesejahteraan wilayah tersebut sangat berkaitan dengan Jerman. Maka, peningkatan kerja sama Tiongkok-Jerman serta Tiongkok-Uni Eropa akan memenuhi kepentingan kedua pihak, dan pihak-pihak lain. 

Dalam pertemuan ini, Xi menggarisbawahi kesiapan Tiongkok bekerja sama dengan Jerman untuk membangun kemitraan strategis dan komprehensif yang siap menghadapi masa depan, serta mendorong perkembangan baru dalam hubungan Tiongkok-Jerman dan Tiongkok-Uni Eropa.

Tiongkok dan Jerman harus saling menghargai, mengakomodasi kepentingan utama masing-masing pihak, mempertahankan dialog dan konsultasi, serta bersama-sama menentang gangguan yang menyebabkan konfrontasi, seperti dijelaskan Xi.

Tiongkok pun siap mempererat koordinasi dan kerja sama dengan Jerman serta Uni Eropa dalam hubungan internasional, serta bersama-sama mencari solusi atas isu dunia, seperti perubahan iklim, serta pelestarian keanekaragaman hayati dan ketahanan pangan, menurut Xi.

Scholz berkata, dunia membutuhkan pola multipolar, sedangkan, peran dan pengaruh negara berkembang harus benar-benar dipertimbangkan.

Menurutnya, Jerman menolak konfrontasi antargolongan.

Di sisi lain, kedua pemimpin juga bertukar pandangan tentang krisis di Ukraina. Tiongkok mendukung Jerman dan Uni Eropa agar mengambil peran penting dalam mempromosikan negosiasi perdamaian, serta membangun kerangka keamanan Eropa yang seimbang, efektif, dan berkelanjutan, seperti dijelaskan Xi.

"Kesempatan ini menjadi momen penting bagi Jerman dan Tiongkok. Hubungan kedua pihak bisa saja dibangun tidak berdasarkan nilai politik, melainkan kepentingan masing-masing pihak, khususnya upaya bersama untuk mengatasi perubahan iklim, dan niat yang kuat untuk membangun dunia yang multilateral," tulis Song Xin, Mantan Penasihat Politik Parlemen Eropa dalam sebuah artikel yang diterbitkan CGTN.

Liu Lirong, Associate Professor, Institute of International Studies, Fudan University, kepada CGTN, juga menyampaikan, kerja sama Tiongkok-Jerman tak hanya menguntungkan Uni Eropa, namun juga dunia.

"Tiongkok adalah perekonomian terbesar kedua di dunia, sedangkan, Jerman merupakan perekonomian terbesar di Uni ERopa. Maka, kerja sama Tiongkok-Jerman memiliki makna penting dalam menangani banyak tantangan global, seperti perubahan iklim, pandemi Covid-19, dan ketahanan pangan global," kata Liu.

Kerja sama Tiongkok-Jerman berpotensi besar

Kunjungan kanselir Jerman ini bertepatan dengan 50 tahun hubungan diplomatik antara Tiongkok dan Jerman.

Selama 50 tahun terakhir, kerja sama praktis Tiongkok-Jerman semakin luas, dan perdagangan bilateral melesat hampir ribuan kali lipat, seperti disampaikan Xi. Dia juga mengatakan, kedua pihak harus terus memperbesar "kue" kepentingan bersama.

Dalam konteks ini, Xi mengemukakan upaya untuk merevitalisasi kerja sama dalam bidang-bidang baru, seperti energi baru, kecerdasan buatan, serta digitalisasi sekaligus memperluas potensi kerja sama dalam bidang-bidang konvensional.

Menurut Scholz, Tiongkok merupakan mitra ekonomi dan dagang penting bagi Jerman serta Eropa. Untuk itu, Jerman siap mempererat kerja sama ekonomi dan perdagangan bersama Tiongkok.

Jerman sangat mendukung liberalisasi perdagangan dan globalisasi ekonomi, serta menentang "decoupling", seperti ditegaskan Scholz.

Tiongkok menjadi mitra dagang terpenting bagi Jerman pada 2021 selama enam tahun berturut-turut. Volume perdagangan antara kedua negara telah berkembang hingga menembus $250 miliar pada 2021, dari sekitar $300 juta pada awal hubungan diplomatik terjalin.

Sepanjang sembilan bulan pertama pada tahun ini, arus investasi asing langsung di Tiongkok Daratan meningkat 15,6% secara tahunan menjadi RMB 1,00376 triliun. Dalam denominasi dolar Amerika Serikat, arus investasi asing langsung ini mengalami peningkatan tahunan sebesar 18,9% menjadi $155,3 miliar, menurut data Kementerian Perdagangan Tiongkok.

(Foto: Presiden Tiongkok Xi Jinping bertemu dengan Kanselir Jerman Chancellor Olaf Scholz di Great Hall of the People di Beijing, ibu kota Tiongkok, 4 November 2022. /Xinhua)

https://news.cgtn.com/news/2022-11-04/Xi-meets-German-Chancellor-Olaf-Scholz-1eGlonnwv1S/index.html

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_releases_right_column_video_module_shtml

Berita Video Terpilih

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_footer_shtml
Pencarian
  1. Produk & Layanan
  2. Cari Rilis Berita
  3. Pusat Informasi
  4. bagi Jurnalis & Media
  5. Hubungi Kami