omniture
from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_header_shtml
PR Newswire: news distribution, targeting and monitoring
en_US id_ID ja ko_KR ms_MY th_TH vi_VN

CGTN: Bagaimana cara melindungi lahan basah dan membangun masa depan bersama untuk seluruh kehidupan di Bumi?

2022-11-08 04:34

BEIJING, 8 November 2022 /PRNewswire/ -- Mata pencaharian lebih dari satu miliar orang di dunia bergantung pada lahan basah—atau sekitar satu dari delapan orang di bumi. Namun, lahan basah termasuk ekosistem yang paling terancam di Bumi.

Menurut PBB, 35% lahan basah dunia telah lenyap sejak 1970.

Dengan tema "Wetlands Action for People and Nature", 14th Meeting of the Conference of the Contracting Parties (COP14) to the Ramsar Convention on Wetlands digelar dari 5-13 November. Wuhan, Tiongkok, menjadi lokasi utama acara ini, sedangkan, sesi paralel berlangsung di Jenewa, Swiss, baik dalam format tatap muka di lokasi acara dan virtual.

Acara ini menjadi peluang untuk meningkatkan kesadaran publik, mempererat kerja sama, serta memperluas program pelestarian lahan basah di seluruh dunia, seperti disampaikan Presiden Tiongkok Xi Jinping, Sabtu lalu, dalam sambutannya via video di sesi pembukaan acara tersebut.

Xi bertekad, Tiongkok akan mengupayakan modernisasi yang selaras antara manusia dan alam, mempromosikan pembangunan bermutu tinggi dalam konservasi lahan basah, serta meningkatkan pertukaran dan kerja sama internasional.

Apa yang telah dilakukan Tiongkok?

Memiliki 4% lahan basah di dunia, Tiongkok memenuhi beragam kebutuhan seperlima populasi bumi untuk kegiatan produksi, hunian, ekologi, dan kebudayaan di lahan basah.

Dalam sambutannya, Xi mencatat pencapaian historis yang tercapai dalam konservasi lahan basah di Tiongkok. Negara ini berhasil meningkatkan luas lahan basah menjadi 56,35 juta hektar, serta membangun sistem pelestarian, dan memberlakukan Undang-Undang Konservasi Lahan Basah, seperti disampaikan Xi.

Sejak menyetujui Konvensi Ramsar pada 1992, Tiongkok telah membangun dan meningkatkan kerangka legal untuk pelestarian lahan basah, serta sistem pengelolaan konservasi, perencanaan proyek, serta investigasi dan pemantauan. Tiongkok juga memenuhi kewajiban konvensi tersebut, serta terus mempererat kerja sama internasional dalam bidang ini.

Pemerintah pusat telah mengeluarkan dana RMB 19,8 miliar (sekitar $2,73 miliar) pada lebih dari 4.100 proyek guna meningkatkan pelestarian dan restorasi lahan basah di seluruh Tiongkok sejak 2003.

Tiongkok kini memiliki 64 lahan basah yang berstatus internasional, dan 29 lahan basah yang berstatus nasional, serta 901 taman lahan basah nasional.

Bulan lalu, Tiongkok merilis rencana pelestarian lahan basah pada periode 2022-2030. Tujuannya, meningkatkan tingkat pelestarian lahan basah menjadi 55% pada 2025 sekaligus memperbanyak jumlah lahan basah yang berstatus internasional dan nasional masing-masing menjadi 20 dan 50.

Presiden Tiongkok juga melansir rencana lanjutan Tiongkok untuk mengalokasikan 11 juta hektar lahan basah pada sistem taman nasional, serta menambah rencana konservasi lahan basah nasional, serta proyek konservasi utama yang akan dijalankan.

Jalur menuju konservasi ekologi dunia

Sabtu lalu, presiden Tiongkok juga mendorong langkah untuk membangun konsensus global guna memprioritaskan lahan basah, memajukan proses global dalam konservasi lahan basah, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh dunia dengan memanfaatkan peran lahan basah.

Tiongkok akan membangun pusat tanaman bakau internasional di Shenzhen, serta mendukung konferensi World Coastal Forum, seperti diumumkan Xi.

Menurut laporan resmi Tiongkok tentang konservasi keanekaragaman hayati, Tiongkok mendukung konservasi keanekaragaman hayati di lebih dari 80 negara berkembang dalam kerangka kerja sama Selatan-Selatan.

Tiongkok juga telah memasukkan kerja sama ekologi sebagai unsur penting dalam kerja sama Belt and Road. Pada 2021, Tiongkok bahkan meluncurkan Inisiatif Kemitraan Pembangunan Hijau "the Belt and Road" bersama 31 negara mitra. Inisiatif ini mendorong kerja sama internasional guna mencapai pemulihan ekonomi secara ramah lingkungan dan berkelanjutan, serta mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang rendah karbon, berdaya tahan, serta inklusif pada era pascaepidemi.

Lebih lagi, Tiongkok berperan aktif dalam konferensi dan aktivitas internasional, termasuk "United Nations Summit on Biodiversity and the Leaders' Summit on Climate" sebagai unsur penggerak konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan.

Langkah-langkah ini menjadi contoh kecil dari upaya nyata Tiongkok dalam mempromosikan kerja sama ekologi di tingkat dunia. Tujuannya adalah membangun masa depan bersama bagi seluruh kehidupan di Bumi.

https://news.cgtn.com/news/2022-11-05/Xi-addresses-COP14-on-wetlands-conservation-1eIkUeITohW/index.html

 

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_releases_right_column_video_module_shtml

Berita Video Terpilih

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_footer_shtml
Pencarian
  1. Produk & Layanan
  2. Cari Rilis Berita
  3. Pusat Informasi
  4. bagi Jurnalis & Media
  5. Hubungi Kami