BEIJING, 15 November 2022 /PRNewswire/ -- Ketika pemimpin 20 negara dengan perekonomian terbesar di dunia bertemu di Bali, Indonesia, dalam KTT G20, pertemuan tatap muka antara pemimpin Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) menarik perhatian global.
Senin sore, Presiden Xi Jinping dan Presiden AS Joe Biden pertama kalinya bertemu secara langsung sejak Biden menjabat pada Januari 2021.
Dalam sambutannya, kepada Biden, Xi mengatakan, dari tahap penjajakan dan terjalinnya hubungan diplomatik hingga saat ini, Tiongkok dan AS menjalani sekitar 50 tahun yang diliputi berbagai peristiwa penting, diikuti keadaan jatuh bangun, serta pengalaman dan pembelajaran.
"Sejarah adalah sarana belajar terbaik," ujar Xi. "Kita harus menganggap sejarah sebagai sebuah cermin, dan memandu masa depan."
Menurut presiden Tiongkok ini, pihaknya siap bekerja sama dengan AS untuk mengembalikan hubungan Tiongkok-AS pada jalur yang sehat dan pertumbuhan stabil agar saling menguntungkan bagi kedua negara, dan dunia sebagai sebuah keseluruhan.
Xi mendesak sikap kenegarawanan di era perubahan
Pertemuan yang sangat dinantikan ini berlangsung di tengah gejolak dalam hubungan Tiongkok-AS.
Kondisi hubungan Tiongkok-AS saat ini tidak mencerminkan kepentingan fundamental kedua negara dan rakyatnya, atau ekspektasi komunitas internasional, seperti disampaikan Xi.
Sebagai pemimpin dua negara besar, kita harus berperan sebagai pemimpin, meletakkan jalur yang tepat bagi hubungan Tiongkok-AS, serta arah yang baik, menurut Xi.
"Seorang negarawan harus mempelajari dan mengetahui cara memimpin negaranya," kata Presiden Tiongkok kepada Biden. "Dia juga harus belajar dan menguasai cara berhubungan baik dengan negara lain dan dunia yang lebih luas."
Menyadari perubahan besar yang berlangsung dengan cara yang belum pernah terjadi pada dunia modern, Xi berkata, umat manusia menghadapi tantangan yang luar biasa.
"Dunia berharap, Tiongkok dan Amerika Serikat menata hubungan dengan baik," papar Xi.
Kedua negara harus bekerja sama dengan semua bangsa lain demi mewujudkan perdamaian dunia, kepercayaan yang lebih baik akan stabilitas dunia, serta unsur penggerak yang lebih kuat dalam pembangunan bersama, seperti ditegaskan Xi.
Biden, memberikan sambutan lebih dulu, mengatakan, Amerika Serikat dan Tiongkok dapat menemukan cara bekerja sama untuk menangani isu global yang bersifat mendesak, seperti perubahan iklim dan kendala ketahanan pangan.
Pertemuan Senin lalu merupakan perbincangan keenam yang dilakukan kedua presiden ini.
Menurut Xi, meski kedua pemimpin tetap berkomunikasi lewat sambungan video, telepon, dan surat, pertemuan tatap muka secara langsung tidak tergantikan.