BEIJING, 27 Desember 2022 /PRNewswire/ -- Anggota Dewan Negara Tiongkok dan Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi memuji peran diplomasi negara-utama dalam mempromosikan perdamaian dan kesejahteraan dunia ketika merangkum kinerja diplomatik Tiongkok pada tahun ini, Minggu lalu.
"Kami telah menjalankan diplomasi negara-utama dengan karakteristik Tiongkok secara menyeluruh, serta membuat kontribusi baru dalam melestarikan perdamaian dunia dan pembangunan kolektif," ujar Wang dalam sambutannya di "Symposium on the International Situation and China's Foreign Relations".
Memuji diplomasi kepala negara yang menentukan seluruh rangkaian tugas diplomatik Tiongkok, Wang mengangkat Olimpiade dan Paralimpiade Musim Dingin Beijing, pertemuan bilateral antara Presiden Tiongkok Xi Jinping dan lebih dari 40 pemimpin negara asing, serta tiga lawatan luar negeri yang dijalani Xi sebelum dan sesudah Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok (CPC) Ke-20 pada Oktober lalu.
Wang turut memuji pembukaan Olimpiade dan Paralimpiade Musim Dingin Beijing yang dihadiri 31 kepala negara, kepala pemerintah, dan kepala organisasi internasional sehingga komunitas internasional menyaksikan citra Tiongkok yang "lebih percaya diri, bekerja keras, terbuka, dan inklusif".
"Pesta olahraga es dan salju di Beijing menjadi pencapaian baru dalam langkah seluruh warga di dunia yang menyambut harapan baru, serta mewujudkan masa depan bersama," tutur Wang.
Mengenai lusinan pertemuan bilateral antara Xi dan pemimpin negara asing, termasuk Vietnam, Pakistan, dan Jerman setelah Kongres Nasional CPC Ke-20, Wang berkata, pertemuan ini tidak hanya menjadi puncak diplomasi kepala negara pada tahun ini, namun juga "awal yang baik dari kepemimpinan kolektif CPC yang baru di tingkat pusat dalam hubungan luar negeri Tiongkok."
Menteri luar negeri ini juga menyampaikan dukungan internasional bagi Global Security Initiative (GSI) dan Global Development Initiative (GDI) dalam sambutannya.
GSI dan GDI masing-masing diusulkan Xi di Boao Forum for Asia pada April 2022, serta sesi debat Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa Ke-76 pada September 2021.
Hingga kini, lebih dari 70 negara telah menyatakan dukungannya terhadap GSI, bahkan lebih dari 100 negara dan beberapa organisasi internasional, termasuk PBB, berkomitmen mendukung GDI. Sementara, hampir 70 negara telah bergabung dalam Group of Friends GDI, menurut Wang.
Hubungan dengan negara dan wilayah utama juga dikemukakan Wang dalam sambutannya.
Dari dua panggilan telepon hingga pertemuan tatap muka antara Xi dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Wang menjelaskan, komunikasi terbuka dan mendalam yang terjalin antara kedua presiden ini bersifat konstruktif dan strategis.
"Persaingan menimbulkan risiko dan tidak bermanfaat. Maka, kerja sama menjadi hal yang mutlak, bukan pilihan," kata Wang. Dia juga menambahkan, Tiongkok mendesak AS agar bekerja sama menjunjung pilar dan landasan yang solid demi perkembangan hubungan Tiongkok-AS yang sehat dan stabil.
Mencatat dua pertemuan Xi dan Presiden Rusia Vladimir Putin, masing-masing di Beijing pada Februari dan Samarkand pada September, Wang menilai kedua pertemuan ini menjadi arahan strategis bagi hubungan Tiongkok-Rusia untuk melangkah ke depan dilatarbelakangi kondisi baru.
Mengulas krisis yang tengah terjadi di Ukraina, Wang memaparkan, Tiongkok terus mengusung arah yang tepat dalam mempromosikan negosiasi damai, mencari solusi yang menjawab akar penyebab permasalahan, serta bertindak sebagai penjaga perdamaian alih-alih memanas-manasi konflik.
Selain berkomitmen mempererat persahabatan dan kerja sama antara negara maju dan berkembang, Wang juga menggarisbawahi makna kehadiran Xi di ajang perdana China-Arab States Summit dan China-Gulf Cooperation Council dalam hubungan Tiongkok-Arab yang mengambil langkah bersejarah.
"Sebagai dua kekuatan utama dan peradaban besar, Tiongkok dan dunia Arab saling bekerja sama dan mendukung guna meningkatkan kebangkitan nasional masing-masing, serta mempromosikan perdamaian dan pembangunan regional," jelas Wang.
Menjelang 2023, Wang menjelaskan, Tiongkok akan terus mempromosikan diplomasi negara-utama dengan karakteristik Tiongkok, khususnya sejalan dengan langkah negara berkembang terbesar di dunia ini untuk beralih menjadi negara sosialis modern dalam seluruh aspek.
"Kami akan mempertahankan visi global, melangkah ke depan dengan tekad yang lebih kuat, serta menulis babak baru, dan mencetak kesuksesan baru dalam diplomasi negara-utama dengan karakteristik Tiongkok dari perspektif yang semakin luas dan aksi yang lebih nyata," kata Wang.