omniture
from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_header_shtml
PR Newswire: news distribution, targeting and monitoring
en_US id_ID ko_KR ms_MY th_TH vi_VN

CGTN: Prospek ekonomi Tiongkok setelah perubahan kebijakan Covid-19

2023-01-06 22:26

BEIJING, 6 Januari 2023 /PRNewswire/ -- Pengumuman yang baru saja dirilis Tiongkok tentang perubahan kebijakan Covid-19 menarik perhatian berbagai pihak, terutama potensi dampak negatif dari perubahan kebijakan ini terhadap ekonomi.


Memang benar, Tiongkok dapat menemui beberapa tantangan dalam angka belanja ritel dan pengeluaran konsumen pada tahap awal ketika memperlonggar kebijakan pengelolaan Covid-19. Namun, pelonggaran kebijakan Covid-19 bukan berarti pemulihan ekonomi segera terjadi. Lonjakan kasus penularan Covid-19 dapat melanda setiap negara—tak hanya Tiongkok, dan masyarakat membutuhkan waktu sebelum beraktivitas kembali di berbagai gerai dan restoran.

Meski demikian, data terbaru telah menunjukkan pemulihan aktivitas konsumsi di Tiongkok. Sejak perubahan kebijakan Covid-19, tingkat kunjungan di beberapa bioskop di Beijing kembali mencapai 75% dari tingkat reguler. Sementara, restoran ternama mencatat arus kunjungan lebih dari 80%, seperti dilaporkan Kantor Berita Xinhua, Tiongkok.

Setelah optimasi respons Covid-19 dilakukan, masyarakat Tiongkok akan lebih berminat berlibur dan berbelanja. Sektor konsumsi akan menjadi motor penggerak utama dalam pertumbuhan ekonomi, menurut Kepala Ekonom China Securities Huang Wentao lewat wawancara terbaru dengan Xinhua. Wu Chaoming, Kepala Ekonom Chasing International Economic Institute, menilai, angka konsumsi per kapita masyarakat Tiongkok akan meningkat dari 8% menjadi 12% pada tahun baru ini.

Banyak perusahaan asing turut optimis atas prospek ekonomi Tiongkok. "Meski (pelonggaran kebijakan penanganan Covid-19) dapat menimbulkan beberapa tantangan jangka pendek, kami menilai, pemulihan akan terjadi dalam jangka panjang," kata Kenichi Tanaka, President, Fujifilm (China) Investment Co., Ltd, seperti dilaporkan Xinhua.

Sebenarnya, pemberlakuan kebijakan antivirus yang ketat selama tiga tahun terakhir telah menimbulkan beberapa kendala. Namun, ekonomi Tiongkok berhasil memperkuat daya tahannya. Menurut Kepabeanan Tiongkok, nilai perdagangan barang Tiongkok meningkat 8,6% secara tahunan menjadi RMB 38,34 triliun (US$ 5,78 triliun) sepanjang 11 bulan pertama pada 2022.

Di tengah kemerosotan ekonomi yang dipicu oleh virus di seluruh dunia, produk domestik bruto (PDB) Tiongkok mengalami pertumbuhan tahunan rata-rata sebesar 4,6% dari Triwulan III-2019 hingga Triwulan III-2022, menurut Organization for Economic Cooperation and Development. Kinerja ini jauh di atas angka pertumbuhan PDB rata-rata dunia. Angka pertumbuhan PDB Amerika Serikat—perekonomian terbesar di dunia—tercatat sebesar 1,6% pada periode serupa. Pertumbuhan PDB negara-negara maju lain, termasuk Jerman, Perancis, Inggris, dan Jepang, bahkan berada di bawah 0,5%.

Tiongkok berhasil menjaga tingkat inflasi rendah, yakni 2%, menurut Bank Sentral Tiongkok. Amerika Serikat, kendati demikian, mengalami lonjakan inflasi hingga 9,1% pada Juni 2022, angka inflasi tertinggi dalam lebih dari 40 tahun. Menurut data Moody's Analytics pada 2022, lonjakan inflasi membuat rumah tangga Amerika kehilangan $445 setiap bulan dibandingkan satu tahun sebelumnya. Meski lonjakan biaya pangan, energi, dan hunian membebani jutaan keluarga Amerika yang telah kesulitan memenuhi anggaran belanja rumah tangga, Tiongkok mengalami penurunan harga pangan—turun 0,8% secara bulanan pada November lalu, menurut data National Bureau of Statistics.

Fakta berbicara lebih jelas ketimbang komentar. Ekonomi Tiongkok tetap gigih dan kuat.

https://news.cgtn.com/news/2023-01-01/Is-China-s-economy-outlook-grim-after-COVID-19-policy-shift-No--1gezTG6B7zO/index.html

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_releases_right_column_video_module_shtml

Berita Video Terpilih

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_footer_shtml
Pencarian
  1. Produk & Layanan
  2. Cari Rilis Berita
  3. Pusat Informasi
  4. bagi Jurnalis & Media
  5. Hubungi Kami