LOS ANGELES, 4 Desember 2019 /PRNewswire/ -- Putra tertua Audrey Hepburn, Sean Hepburn Ferrer, memenangkan gugatan hukum yang diajukan sebuah lembaga amal yang didirikannya sendiri. Lembaga nirlaba ini dibentuk Sean Hepburn Ferrer pada 1993 untuk melanjutkan aksi filantropis Ibunya. Sidang berlangsung selama empat minggu di Pengadilan Tinggi Los Angeles, dan putusan Yang Mulia Hakim David Sotelo menyatakan, lembaga amal tersebut tidak memiliki hak independen untuk menggunakan nama dan sosok Audrey Hepburn, atau mengadakan perjanjian dengan pihak ketiga tanpa seizin Ferrer.
Pada Februari 2017, Hollywood for Children (HFC) asal California menggugat Ferrer dan mengklaim bahwa pihaknya memiliki hak yang berdiri sendiri untuk memakai nama dan sosok Audrey Hepburn, tanpa seizin Ferrer. Padahal, Ferrer dan saudara laki-lakinya ialah satu-satunya pemilik hak kekayaan intelektual atas Audrey Hepburn. Tiga anggota Dewan Pengurus HFC ialah saudara tiri Ferrer, Luca Dotti, mantan pengacara Ferrer, Paul Alberghetti, dan seorang mantan asistennya. Selain itu, HFC juga menuntut ganti rugi lebih dari US$ 6 juta atas dugaan campur-tangan Ferrer dalam perjanjian yang dijalin HFC dengan pihak ketiga. HFC mengklaim telah memiliki hak untuk menggunakan nama dan sosok Audrey Hepburn, tanpa seizin Ferrer. Menurut pihak pengadilan, HFC tidak pernah memperoleh hak independen untuk memakai nama dan sosok Miss Hepburn, selain yang berada di bawah naungan "The Audrey Hepburn Children's Fund". Dengan demikian, Pengadilan menyatakan tindakan HFC, yakni menjalin kontrak dengan pihak ketiga tanpa seizin Ferrer, telah melampaui haknya dan melanggar hukum. Berdasarkan temuan yang menguntungkan pihak Ferrer, Pengadilan juga menilai, HFC tak memiliki dasar hukum untuk menuding campur-tangan Ferrer dalam kontrak yang terjalin. Untuk itu, Pengadilan membebaskan Ferrer dari segala tuntutan ganti rugi yang diajukan HFC, serta menolak untuk memproses gugatan HFC tersebut.
Penasihat hukum Ferrer yang utama, Lawrence Segal, mengatakan, "Bagi saya, HFC telah bertindak di luar kewajaran. HFC sangat melampaui izin penggunaan hak kekayaan intelektual yang bersifat terbatas. Izin ini sebelumnya diberikan oleh Sean. Namun, HFC lalu merasa berhak dan bertindak seakan-akan mereka yang menjadi pemilik hak tersebut, bukan Sean dan saudara lelakinya. HFC ingin merebut kendali atas nama dan sosok Ibu dari Sean sendiri. Sean memberikan izin bagi HFC untuk memakai kekayaan intelektual Audrey Hepburn. Penggunaan tersebut dilakukan secara terbatas dalam penggalangan dana dan untuk proyek-proyek tertentu, tetapi HFC justru berhenti untuk meminta izin Sean. Bahkan, HFC mulai mengeksploitasi hak finansial yang tidak dimiliki atau dikendalikannya. Pengadilan memutuskan bahwa HFC tidak pernah memiliki lisensi atau hak independen atas nama dan sosok Audrey Hepburn. Seluruh klaim dan gugatan HFC terhadap Sean telah ditolak Pengadilan. Sean memenangkan seluruh gugatan."
Setelah mengetahui keputusan Pengadilan, Sean Hepburn Ferrer menyatakan, "Setelah saya difitnah dalam peradilan umum dan siaran pers, kebenaran akhirnya muncul. Saat mendirikan Hollywood for Children pada 1993, saya berniat baik untuk melanjutkan aksi kemanusiaan Ibu kami. Aksi amal ini telah menjadi budaya keluarga. Pada 2012, saya mengundurkan diri dari Hollywood for Children, lalu saya meminta saudara lelaki saya untuk mengambil alih kepemimpinan. Saya kemudian menjadi Honorary Chair di Audrey Hepburn Society, US Fund for UNICEF. Menurut Presiden lembaga ini, Carly Stern, Audrey Hepburn Society berhasil mengumpulkan lebih dari US$ 150 juta. Dana ini digalang untuk anak-anak di seluruh dunia. Meski demikian, ketika saudara lelaki saya Luca menolak untuk memperpanjang lisensi Audrey Hepburn Society, kami terpaksa menutupnya. Jika seseorang mencermati formulir pemberitahuan pajak (tax return) 990 dari Hollywood for Children di media daring, kasus ini sepertinya bukan tentang kegiatan amal. Saudara lelaki saya sendiri dan mantan pengacara saya menyerang dengan alasan oportunistis masing-masing. Peristiwa tersebut merupakan salah satu pengalaman terburuk dalam hidup saya. Judul berita utama yang kerap muncul ialah, '(Badan Amal) Audrey Hepburn Menggugat Putranya'. Seumur hidup, saya selalu berupaya untuk 'hidup lurus'. Saya menganggap semua hal yang terjadi sebagai suatu ujian. Apakah ini kemenangan? Mengingat hal-hal yang telah dipertaruhkan dan orang-orang yang terlibat, saya cenderung merasa lega ketimbang menang. Semoga saya bisa kembali melakukan hal yang penting: melanjutkan warisan kasih dan kemanusiaan Ibu kami."
Gugatan tersebut awalnya diajukan pada Februari 2017 dan Hakim Sotelo mendengarkan argumen terakhir pada Juli. Surat Keputusan dari Yang Mulia Hakim David Sotelo yang terdiri atas sembilan halaman dalam persidangan tanpa juri tersebut dapat ditemukan di sini.