omniture
from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_header_shtml
PR Newswire: news distribution, targeting and monitoring
en_US zh_TW zh_CN id_ID ja ko_KR th_TH vi_VN

Dua Tahun Berlalu: Para Gadis Remaja di Afghanistan Menyerukan Hak Mereka atas Pendidikan Lebih Keras dari Sebelumnya

2023-08-14 18:00

Kampanye baru Education Cannot Wait #AfghanGirlsVoices membawa suara para gadis remaja Afghanistan yang terkena larangan de facto otoritas Taliban atas pendidikan anak perempuan ke panggung global – pada peringatan dua tahun pengambilalihan Afghanistan 

NEW YORK, 15 Agustus 2023 /PRNewswire/ -- Dua tahun setelah otoritas de facto mengambil alih kekuasaan di Afghanistan dan melarang akses anak perempuan ke pendidikan menengah, Education Cannot Wait (ECW) – program pendanaan global PBB untuk layanan pendidikan dalam situasi darurat dan krisis berkepanjangan – meluncurkan kampanye #AfghanGirlsVoices.

Education Cannot Wait’s new #AfghanGirlsVoices campaign features testimonies from Afghan girls whose lives have been abruptly upended by the ban imposed on their education. ©ECW
Education Cannot Wait’s new #AfghanGirlsVoices campaign features testimonies from Afghan girls whose lives have been abruptly upended by the ban imposed on their education. ©ECW

Kampanye selama satu bulan ini, dikembangkan oleh ECW Global Champion Somaya Faruqi, mantan Kapten Afghan Girls' Robotic Team, dengan menampilkan kesaksian dari para remaja perempuan Afghanistan yang kehidupannya tiba-tiba berubah karena larangan tersebut, disampaikan dengan ilustrasi mencolok oleh artis wanita tanpa nama dari Afghanistan.

"Keberanian para gadis remaja di Afghanistan memberi saya kekuatan untuk menggunakan suara saya sendiri untuk memperkuat suara mereka ke dunia. Lebih mendesak dari sebelumnya untuk bertindak sekarang, dan saya harap tahun depan, kita merayakan kebebasan mereka daripada penindasan mereka," kata Faruqi.   

Menurut laporan ahli PBB baru-baru ini, situasi perempuan dan anak perempuan di Afghanistan adalah 'yang terburuk secara global' dan pembatasan sistematis atas hak asasi manusia dan diskriminasi parah yang mereka alami di bawah rezim de facto otoritas Taliban dapat menjadi "apartheid gender" dan "penganiayaan gender".

"Masyarakat internasional harus mendengar seruan ini dari para gadis Afghanistan dan bergerak dengan tujuan baru yang lebih kuat untuk mengutuk pelanggaran atas hak-hak mereka. Kerangka hukum internasional yang berlaku harus digunakan untuk melakukan tindakan hukum. Komunitas internasional juga harus segera memperluas dukungan untuk kursus online dan radio, serta meningkatkan sumber pendanaan untuk ECW dan mitranya demi meningkatkan kesempatan pendidikan bagi anak perempuan Afghanistan di dalam dan di luar negeri," kata Utusan Khusus PBB untuk Pendidikan Global dan Ketua ECW's High-Level Steering Group, The Rt. Hon. Gordon Brown.

"ECW berkomitmen kuat untuk mengangkat dan memberdayakan suara-suara dari para gadis Afghanistan. Kami akan terus mengadvokasi dimulainya kembali hak mereka atas pendidikan sepenuhnya, dan bekerja dengan mitra kami untuk memberikan kesempatan belajar yang penting bagi anak-anak Afghanistan melalui program pendidikan berbasis masyarakat yang kami dukung," kata Direktur Eksekutif ECW Yasmine Sherif.  

Akses kit media sosial kampanye #AfghanGirlsVoices di sini.

Untuk informasi:  www.educationcannotwait.org 

Foto - https://mma.prnasia.com/media2/2184531/ECW_AfganGirlsVoices_testimony.jpg?p=medium600

Logo - https://mma.prnewswire.com/media/1656121/4217859/Education_Cannot_Wait_Logo.jpg

from common-pcom:html:key:id_segment_includes_overall_segment_footer_shtml
Pencarian
  1. Produk & Layanan
  2. Cari Rilis Berita
  3. Pusat Informasi
  4. bagi Jurnalis & Media
  5. Hubungi Kami